TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Pesan Menohok untuk Kamu yang Diam-diam Jadi Tukang Bully

Diam sakit bicara pun tak sanggup

Pixabay/geralt

Bully sebuah tindakan diskriminasi yang sering terjadi baik berupa perkataan maupun perbuatan. Ada pelaku yang sok merasa tak berdosa dan ada korban yang tak berdaya. Ada kalanya tindakan bully hanya dianggap sepele padahal ini bahaya, tergantung pada individu sekuat apa mental dan imannya. Enam pesan dariku untukmu yang pernah membully, dulu inginku katakan semuanya tapi tak pernah sanggup.

1. Dulu duniaku terasa hampa saat kamu kucilkan aku

Pixabay.com/geralt

Apa salahku? Pertanyaan itu selalu ada dalam pikiran. Di saat kamu menjauhiku, mengatakan hal yang tak ingin kudengar bahkan sesekali tanganmu menamparku. Sakit, luar dan dalam. Waktu seakan berhenti tak mau berjalan, aku merasa kesepian. Menutup mata semoga semua cepat berlalu.

2. Inginku lawan, namun tak pernah sanggup

Pixabay.com/Wokandapix

Di saat sudah tak tahan terus tersakiti. Inginku lawan dan mengatakan aku juga bisa sepertimu. Menindas dan kamu bisa merasakan sakitnya menjadi aku yang terus di-bully. Namun, aku urungkan sungguh diri ini tak punya keberanian untuk melakukan itu. Hanya bisa menangis dan berdoa semoga semua cepat berlalu.

Baca Juga: 6 Tips Nanda Arsyinta Bangkit dari Keterpurukan Akibat Bullying

3. Merana tapi tak ada yang peduli

Pixabay.com/Anemone123

Kepada siapa aku menceritakan luka ini? Jika mereka menganggap ini hanyalah luka sepele yang cepat berlalu. Padahal aku sudah tak sanggup. Sakit, menangis, terisak. Merana memikirkan semua ini.

4. Menjauhimu adalah pilihan terbaik

Pixabay.com/Hermann

Pergi adalah pilihan terbaik yang aku lakukan. Setelah segala cara telah dilakukan. Teman, semoga menjauhimu dapat mengobati luka tentangmu. Tentang sakitnya dihina. Aku hanya seorang yang lemah yang hanya bisa lari.

5. Mengingatmu, aku pura-pura bahagia

Unsplash.com/Tiko Giorgadze

Di saat merasa sendiri. Mengingat kenangan masa lalu membuatku terdiam. Apalagi kenangan tentangmu menyesakkan dada. Walaupun aku pura-pura bahagia dan menganggap semua baik-baik saja. Tak mudah melupakanmu. Semakin mencoba melupakan tentangmu semakin kuat pula ingatan tentangmu membekas.

Baca Juga: 5 Alasan Kenapa Korban Bullying Memilih Diam Dibanding Menyuarakannya

Verified Writer

Atul Hamdalah

Selalu mencoba bahagia

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya