TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Hal yang Perlu Kita Lakukan untuk Mencegah Keinginan Bunuh Diri

Yuk, aware dengan keadaan mental kita & orang tersayang!

Acara peluncuran dan diskusi buku Jelajah Jiwa, Hapus Stigma di @america, Pacific Place, Jakarta Selatan. 11 Maret 2020. IDN Times/Ayuningtyas Juliana

Kasus bunuh diri semakin marak di Indonesia. Tak hanya orang dewasa, kematian remaja karena bunuh diri juga meningkat. Sayangnya, banyak orang yang memiliki stigma buruk terhadap kesehatan mental dan bunuh diri.

Ini yang jadi alasan Nova Riyanti Yusuf meneliti tentang bunuh diri. Pada peluncuran dan diskusi buku "Jelajah Jiwa, Hapus Stigma" yang diadakan Rabu (11/3) di @america, Pacific Place, Jakarta, ia dan narasumber lainnya mendiskusikan buku yang terkait tindakan bunuh diri pada dua orang pelukis di Yogyakarta itu.

Selain itu, mereka membahas kasus bunuh diri secara umum. Sebagai manusia, kita punya peran penting untuk mencegah terulangnya bunuh diri, baik pada diri sendiri dan orang lain. Berikut ini hal yang perlu kita lakukan untuk mencegah keinginan bunuh diri.

1. Edukasi diri kita sendiri mengenai isu-isu kesehatan mental dan kasus bunuh diri

shutterstock.com/Rido

Kita sering kali bertanya pada orang di sekitar kita "Are you okay?", tapi jarang sekali bertanya pada mereka "Are you not okay?". Padahal, tidak ada yang salah jika perasaan kita sedang tidak baik-baik saja.

Ada banyak sekali orang yang tidak pernah menunjukkan gejala-gejala kesedihan, sedang bermasalah, hingga gangguan mental. Namun pada akhirnya, mereka memutuskan untuk bunuh diri sehingga mengejutkan banyak orang.

Hal ini bisa terjadi karena mungkin saja kita ignorant atau tidak tahu menahu soal isu kesehatan mental. Oleh karena itu, kita perlu mengedukasi diri dan meningkatkan kepedulian terhadap orang-orang yang ada di sekitar kita.

2. Seni bisa menjadi pilihan sebagai media katarsis buatmu atau orang-orang di sekitar yang membutuhkan

Acara peluncuran dan diskusi buku Jelajah Jiwa, Hapus Stigma di @america, Pacific Place, Jakarta Selatan. 11 Maret 2020. IDN Times/Ayuningtyas Juliana

"Aku sering bilang bahwa seni merupakan alasan aku bisa bertahan dan bahkan sampai aku berdiri di atas panggung ini sekarang," ungkap Hana Madness, pelukis dan aktivitis kesehatan mental.

Hana mengungkapkan, seni merupakan media katarsis baginya untuk mengungkapkan emosi-emosi yang tidak dapat tersampaikan melalui kata-kata atau pun sulit untuk dimengerti oleh banyak orang.

Bagi kamu yang ingin meluapkan emosi negatif yang tak bisa diluapkan, seni bisa menjadi salah satu alternatif paling aman. Kamu bisa mencoba menulis, melukis, hingga bermusik.

Selain mendistraksimu dari pikiran-pikiran negatif, kamu pun akan menghasilkan sesuatu yang bisa memberikan dirimu kepuasan batin. Bahkan, ini bisa membantu orang lain yang kemungkinan mengalami hal yang sama denganmu.

Baca Juga: Kiat Buat Millennials untuk Menghadapi Situasi 'Ambyar' di Masa Depan 

3. Jangan meromantisasi gangguan mental!

Acara peluncuran dan diskusi buku Jelajah Jiwa, Hapus Stigma di @america, Pacific Place, Jakarta Selatan. 11 Maret 2020. IDN Times/Ayuningtyas Juliana

Dukung dan apresiasilah karya seni! Tapi kalau kamu meromantisasi gangguan mental dalam bentuk apa pun, itu berarti kamu memilih abai akan hal-hal yang menyakitkan dan menyedihkan.

Bahkan orang-orang yang meromantisasi hal-hal sensitif seperti ini, cenderung ingin memperlihatkan bahwa gangguan mental tidaklah seburuk itu. Hal ini mengakibatkan munculnya anggapan bahwa memiliki mental health issue merupakan sebuah tren.

"Jadi di sini, kita sama-sama lah ya, bisa mengapresiasi seni tapi tidak meromantisasi gangguan mental, apalagi bunuh diri," ungkap Ratih Ibrahim, psikolog klinis dan Pendiri sekaligus Direktur Personal Growth.

4. Kenali dirimu sendiri! Semua orang harus bisa menyadari bahwa kesehatan mental mereka sendiri amat penting

Unsplash.com/John Fornander

"Mungkin berbeda dari kasus kedua pelukis yang bunuh diri tadi, aku bersyukur bahwa aku aware sama keadaan diriku sendiri. Aku menyadari bahwa memang ada yang salah sama diri aku," ungkap Hana lagi.

Sangat penting bagi semua orang untuk mengenali dirinya dengan baik. Saat mengetahui bagaimana keadaan mental dan jiwamu sendiri, kamu bisa segera menyadari jika ada yang salah atau berbeda dengan dirimu sendiri.

Karena itu, kamu bisa mencari pertolongan dan meminta penanganan yang tepat. Jangan abai terhadap kesehatan mentalmu sendiri, ya!

5. Memiliki support system bisa membantu setiap orang menyadari bahwa diri mereka berharga

Acara peluncuran dan diskusi buku Jelajah Jiwa, Hapus Stigma di @america, Pacific Place, Jakarta Selatan. 11 Maret 2020. IDN Times/Ayuningtyas Juliana

Hana mengungkapkan, kehadiran teman, keluarga, dan orang-orang tercinta merupakan hal yang amat penting untuk membantunya mencegah melakukan hal-hal buruk, apalagi hingga berujung bunuh diri.

Support system ini bisa membuatmu dan banyak orang merasa berharga sekaligus dicintai. Fakta bahwa ada orang-orang yang terus mendukung kalian, bisa menjadi sumber kekuatan untuk terus berjuang, lho!

Baca Juga: Hati-Hati, 5 Hal Ini Bisa Membuat Kamu Mengalami Krisis Eksistensial!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya