Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Penjelajah dan pendaki gunung abad 20 asal Selandia Baru, Sir Edmund Hillary, adalah manusia pertama yang berhasil mencapai puncak Everest, bersama pemandunya Tenzing Norgay. Sebagai penghormatan, berikut adalah fakta-fakta di balik petualangan luar biasa yang membawanya ke puncak tertinggi di dunia.
1. Menemukan bakatnya sejak duduk di SMA
Lahir di Auckland, Selandia Baru, pada 20 Juli 1919 dengan nama Edmund Percival Hillary dengan ayahnya adalah petani lebah dan ibunya adalah guru. Hillary tumbuh sebagai anak yang sangat pendiam. Pada usia 16 tahun saat duduk di bangku SMA, ia mengikuti praktik sekolah di Gunung Ruapehu, Taman Nasional Tongario. Dari sanalah ia menunjukkan daya tahan pendakian yang lebih daripada anak-anak pada umumnya.
Baca Juga: 5 Gunung Tertinggi di Dunia, Everest Ternyata Bukan Satu-satunya!
2. Ikut terjun pada Perang Dunia II
Pendakian besar pertama Hillary dilakukan saat berusia 20 tahun di Gunung Ollivier, Selandia Baru bagian selatan. Saat itu ia sudah menjadi mahasiswa di Universitas Auckland dengan konsentrasi matematika dan sains.
Meski ia tak ingin terlibat Perang Dunia II karena alasan keimanan, ia harus bergabung dengan angkatan udara Selandia Baru pada 1943. Saat dikirim bertugas ke Fiji dan Kepulauan Solomon, ia mengalami kecelakaan kapal dan menderita luka bakar, sehingga harus dipulangkan.
3. Bergabung dengan tim ekspedisi Inggris ke Everest
Usai perang, Hillary kembali meniatkan diri untuk mendaki gunung dan menjadikan puncak tertinggi di dunia, Everest, sebagai tujuannya. Untuk membiayai kebutuhan finansial selama pendakian di musim dingin, ia menjadi petani lebah sama seperti ayahnya.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Pada 30 Januari 1948, Hillary telah berhasil mencapai puncak tertinggi di Selandia Baru, yakni Gunung Oraki. Berita keberhasilannya ternyata membuka jalan Hillary untuk bisa bergabung dengan tim ekspedisi Inggris ke Puncak Everest pada 1951, tapi pendakian tersebut gagal.
4. Diutus sebagai tim ketiga untuk mendaki ke Everest
Setelah gagal di ekspedisi sebelumnya, tim ekspedisi baru dibentuk pada 1953 dan dipimpin oleh John Hunt. Tim itu terdiri atas 400 kru termasuk Hillary, 20 pemandu lokal, dan lebih dari 4 ton perbekalan.
Karena cuaca buruk dan kelelahan luar biasa, dua tim pertama yang dikirim oleh Hunt gagal. Tak ada pilihan lagi, tim selanjutnya yang dikirim adalah Hillary dan pemandu lokalnya, Tenzing Norgay, dengan bekal tabung oksigen tambahan.
Baca Juga: 5 Gunung Indonesia untuk Pendaki Pemula, Aman dan Mudah Dilalui