TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dear Millenials, Kenali 7 Pepatah Sunda untuk Hidup Lebih Baik 

Sesuai untuk kehidupan para remaja 

brisik.id

Selain terkenal dengan watak yang lembut, orang Sunda juga ramah dan mudah berbaur dengan orang lain. Tak heran kamu bisa ngobrol santai dan nyaman begitu ketemu orang Sunda. Hal tersebut secara tidak langsung disebabkan oleh pandangan hidup yang telah dipegang oleh nenek moyang mereka turun-temurun. Salah satunya, peribahasa.

Mungkin beberapa peribahasa Sunda di bawah ini sudah sering kamu dengar, tapi apa kamu benar-benar paham maknanya? Yang terpenting, apa kamu benar-benar mengaplikasikannya dalam kehidupan? Yuk, kita kupas bersama.

1. Kudu silih asih silih asah jeung silih asuh (saling mengasihi, saling mengajari, saling menjaga satu sama lain)

aminoapps.com

Salah satu peribahasa terkenal di Sunda mengajarkan kita untuk selalu menebar kasih. Sebagai makhluk sosial, tentu manusia tidak dapat bertahan hidup sendirian. Kita perlu orang lain, dan orang lain memerlukan kita.

Oleh karena itu, perbuatan baik tetap harus ditekankan dalam pergaulan. Hal ini berarti, kita menjadi pribadi yang ramah, tidak egois, dan mau berbagi. Pepatah ini sering dikatakan orangtua pada anak-anak mereka. Tak heran orang Sunda memiliki watak dan pribadi yang ramah dan perhatian.

2. Ngeduk cikur kedah mitutur, nyokel jahe kedah micarek (kalau kita mengambil sesuatu itu, harus izin dengan yang punya)

kaskus.co.id

Walau terdengar sederhana, peribahasa ini memiliki makna yang dalam, lho! Kita selalu diingatkan untuk menjadi pribadi yang jujur ke mana pun kita melangkah. Ini merupakan pelajaran karakter dasar tapi berefek besar pada kehidupan kita nantinya.

Saat kita memegang teguh prinsip ini dalam hidup, maka kita tidak akan mau mencuri, tidak mengambil hak orang lain, tegas menentang korupsi, dan menjunjung tinggi nilai kejujuran. Bahkan menurut orang Sunda, lebih baik hidup dalam kesederhanaan, dibanding banyak harta tapi dengan ketidakjujuran.

3. Kudu hade gogog hade tagog (harus baik ucapan, baik juga penampilan dan perilakunya)

artisanalbistro.com

Penampilan adalah hal pertama yang membentuk kesan pertama seseorang. Jaga dirimu dalam berpakaian, terutama kebersihan dan kerapian. Namun tentu, semua itu tidak akan berguna apabila tidak dibarengi dengan tutur kata yang baik.

Zaman sekarang, banyak remaja yang suka berbicara kasar, secara langsung maupun melalui media sosial. Peribahasa Sunda yang satu ini mengingatkan kita untuk menjaga tutur kata kita. Pikir dulu sebelum berucap, jangan semena-mena mengucapkan sesuatu apalagi yang dapat menyakitkan hati orang.

Namun lagi-lagi, ucapan semanis apa pun hanya akan menjadi sampah bila tak dibarengi dengan perbuatan yang sesuai. Oleh karena itu, jaga keseimbangan tiga hal tersebut dalam dirimu.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Aplikasi yang Bikin Kamu Jago Bahasa Sunda, Unduh Yuk! 

4. Ula ngukur baju sasereg awak (jangan melihat dari kacamata sendiri)

commons.wikimedia.org

Ketahuilah, banyak hal yang tidak kita ketahui pasti kebenarannya. Peribahasa Sunda ini mengingatkan kita untuk tidak langsung mengambil kesimpulan berdasarkan pandangan subjektif.

Kita hidup di tengah lingkungan sosial, di mana tidak menutup kemungkinan bagi orang lain untuk melihat dengan cara pandang berbeda. Maka dari itu, cobalah untuk bersikap objektif. Jangan langsung menghakimi sesuatu atau seseorang berdasarkan kacamatamu sendiri.

5. Ulah ngaliarkeun taleus ateul (jangan menyebarkan fitnah atau kabar palsu)

indephedia.com

Di era digital seperti sekarang, tak jarang kita menemukan banyak berita hoaks berkeliaran di media sosial. Entah itu berkaitan dengan politik, artis ternama, atau bahkan gosip tentang salah satu teman kita sendiri.

Pepatah Sunda kali ini mengingatkan kita untuk menjadi pribadi yang bijak dalam menyalurkan berita. Akan ada banyak pihak yang dirugikan sebab berita palsu yang kita sebarkan.

6. Tina peurih jadi peurah (sakit hati yang kita alami jadi pelajaran berharga)

artisanalbistro.com

Terkadang kita meremehkan sesuatu yang disebut 'proses'. Hidup di zaman modern membuat kita selalu haus akan hasil yang instan, entah itu kesuksesan instan atau ketenaran instan. Hal tersebut secara tidak langsung membentuk mental kita menjadi mental tempe, alias orang yang lemah dan mudah menyerah.

Ingatlah bahwa kesuksesan sejati tidak akan pernah datang dalam sekejap mata. Tidak semudah membalikkan telapak tangan. Segala kerja keras dan jerih lelahmu hari ini akan menjadi pengalaman berharga untukmu kelak.

Kesedihan yang kita alami akan menjadi cambuk untuk kita melangkah lebih maju. Sebab tak dapat dipungkiri, kesuksesan dan kerja keras adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.

Baca Juga: Resep Lagodeh Bumbu Kacang, Kuliner khas Sunda yang Rasanya Raos Pisan

Verified Writer

Caroline Graciela Harmanto

sedang mengetik ...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya