TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Nonton Film Horor Bisa Kurangi Gangguan Kecemasan, Simak 6 Alasannya! 

Bisa dicoba nih, buat kamu yang sering cemas!

pexels.com/@pixabay

Pasti banyak di antara kalian yang suka banget nonton film horor. Bisa karena lebih menantang, suka genre horor dibandingkan yang lain, atau ya memang suka aja.

Berbeda dengan orang yang memang senang menonton film horor sebagai hobi, orang-orang yang punya gangguan kecemasan atau anxiety punya kecenderungan menyukai film horor untuk berdamai dengan kecemasan dalam dirinya sendiri. Berikut penjelasannya.

1. Menonton film horor dapat mengalihkan perhatian dari pikirannya sendiri

pexels.com/@jeshoots-com-147458

Ketika menonton film horor, penonton harus benar-benar fokus pada setiap detail yang ditayangkan untuk mendapatkan perasaan mencekam sesuai dengan yang disajikan. Untuk orang-orang dengan anxiety yang setiap harinya cemas akan banyak hal, mulai dari persoalan pribadi, keluarga, hubungan, kesehatan, dan lain-lain, pikiran biasanya akan sulit fokus pada hal yang ada di sini-kini.

Mereka cemas akan masa depan atau malah sebaliknya, tenggelam di masa lalu. Kekhawatiran tersebut akan hilang untuk sementara waktu saat menonton film horor yang butuh konsentrasi penuh.

Baca Juga: 7 Arti Mimpi Orang Meninggal, Apakah Pertanda Kecemasan?

2. Film horor memberi gambaran bahwa kecemasan itu normal

pexels.com/@heorhii-heorhiichuk-266550

Film horor biasanya akan menyajikan kengerian yang bersumber dari suatu masalah. Dari sini, orang-orang dengan gangguan kecemasan dapat menemukan kecocokan antara kehidupan sehari-hari yang penuh masalah dengan apa yang ia tonton di film horor dan bahwa menjadi cemas karena memikirkan masalah adalah hal yang normal.

Tapi, bisa juga yang terjadi sebaliknya. Film horor bisa juga memberikan gambaran bahwa ketika seseorang cemas dalam memikirkan masalah, justru masalah itu bisa semakin bertambah besar. Serba salah juga, ya jadinya.

3. Muncul perasaan dapat mengendalikan keadaan

pexels.com/@oleg-magni

Orang-orang dengan gangguan kecemasan seringkali merasa bahwa apa yang terjadi dalam hidupnya di luar kendalinya sendiri dan memang hidup berjalan demikian. Ketika menonton film horor, mereka justru merasa bisa mengendalikan diri karena tahu yang ditonton merupakan karya seni berupa cerita, bukan kenyataan (kecuali yang berdasarkan cerita nyata).

Film horor juga seringkali menampilkan akhir cerita bahagia, di mana hantu atau arwah mendapatkan ketenangan, monster dapat dibasmi, dan sebagainya. Akhir cerita yang bahagia ini juga dapat memberikan ketenangan pada orang-orang dengan anxiety, karena mereka pada akhirnya punya harapan bahwa keadaan akan baik-baik saja pada akhirnya.

4. Bisa jadi terapi eksposur

pexels.com/divinetechygirl

Bukan bayaran exposure, ya. Terapi eksposur ini betul-betul merupakan salah satu jenis terapi di mana seseorang justru dipapar dengan sesuatu yang membuatnya takut, cemas, atau merasakan emosi negatif lainnya. Tujuannya menunjukkan pada orang-orang yang diterapi bahwa ancaman yang ditakutinya selama ini dapat dikendalikan dan artinya, apa yang terjadi tidak seburuk gambaran yang ada di dalam pikiran.

5. Bisa bikin lebih rileks

pexels.com/@belart84

Meskipun kedengaran aneh, ternyata menonton film horor dapat membuat seseorang merasa lebih rileks. Kok bisa, ya? Jadi ternyata, tubuh manusia merespon bahaya dengan dua pilihan, yakni "lari atau hadapi" yang berdampak pada kenaikan denyut jantung dan napas yang lebih berat.

Tubuh kita gak bisa bertahan dalam posisi seperti itu selamanya dan perlahan akan kembali ke posisi semula yang lebih tenang. Pada saat itulah, tubuh merasa lebih rileks. Menonton film horor dengan jump scare serta plot yang menegangkan dengan resolusi yang melegakan bikin seseorang merasa rileks di beberapa bagian film.

Baca Juga: Bisa Menurun, 5 Fakta Tentang Anxiety Disorder yang Jarang Diketahui

Writer

Chandra Wulan

hai!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya