TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

KBA Giri Rejo Karang Joang, Andalkan Wisata Alam yang Asri

Jadi tujuan wisatawan lokal berkat swadaya warga

Gerbang masuk KBA Giri Rejo Karang Joang yang terletak di KM. 15 poros Balikpapan - Samarinda. (dok. Pribadi/Dahli Anggara)

Jika bertanya kepada warga Balikpapan mengenai lokasi Giri Rejo Karang Joang, mereka dengan cepat memberi petunjuk ke arah Kilometer (KM) 15 poros Balikpapan - Samarinda, tepat sebelah gereja besar. Yup, memang tidak sulit menuju dan menemukan kampung tersebut karena aksesnya yang mudah dilalui kendaraan.

Gapura dan jalan masuk Kampung Berseri Astra (KBA) Giri Rejo Karang Joang terletak persis di sebelah Gereja Katolik Kristus Bangkit Stasi St. Yosep. Untuk menuju ke sana, penulis pun dimudahkan karena aspal yang mulus sudah membentang dari jalan masuk hingga ujung kampung. Cuaca yang mendung dan dingin makin membuat pemandangan di kampung terlihat indah.

Well, penulis berkesempatan hadir di KBA Giri Rejo pada Kamis, 23 Desember 2021, pukul 09.30 WITA. Nah, bagaimana kesan dan informasi yang penulis dapatkan di sini? Wisata alam seperti apa yang ditawarkan oleh KBA Giri Rejo? Yuk, simak artikelnya!

1. Dipilih menjadi salah satu KBA sejak 2014

Bapak Santoso adalah warga sekaligus anggota pengurus ekowisata Giri Rejo. (dok. Pribadi/Dahli Anggara)

Saat sampai dan menikmati pemandangan di lokasi wisata Giri Rejo, penulis disambut hangat oleh Pak Santoso selaku pengurus ekowisata di KBA Giri Rejo Karang Joang. Dalam sesi wawancara, ia bercerita mengenai sejarah terbentuknya kampung Giri Rejo Karang Joang di KM. 14--15 poros Balikpapan - Samarinda ini.

"Dulu (keadaan kampung) tidak seperti ini. Awalnya, generasi di atas kami sudah menjadi transmigran dari Jawa Tengah. Berkumpul di sini dan orang tua kami membangun perkampungan di sini," terang Pak Santoso dengan tutur bahasa yang lugas.

Sejak awal, warga di Giri Rejo memang sudah rukun dan hidup bertoleransi satu sama lain. Itu sebabnya, KBA Giri Rejo Karang Joang juga dianggap sebagai zona multibudaya, sebab memang ada berbagai macam budaya dari banyak pendatang. Mereka juga sangat sadar akan arti kebersihan lingkungan hidup.

"Sesama pendatang wajib hidup berdampingan dengan rukun. Bahkan, hasil dari swadaya kami sudah mulai tampak saat ini," lanjut Pak Santoso kepada penulis.

Ya, Giri Rejo sendiri telah bergabung dengan program Kampung Berseri Astra sejak 2014 dan sudah banyak program yang dijalankan, di antaranya empat pilar utama, yakni lingkungan, kesehatan, pendidikan, dan kewirausahaan. Di zaman dulu, pada era 1960-an, wilayah ini memang masih dipenuhi dengan hutan belantara.

Pak Santoso kembali bercerita, "Dulu, bahkan generasi awal hanya mendirikan tenda-tenda sederhana di sini. Baru pelan-pelan dirintis dan dibangun sebuah perkampungan dan dinamakan Giri Rejo. Sejak 2014 kami bergabung dengan Astra dalam program KBA."

Karena Giri Rejo dianggap berpotensi menjadi kampung yang bersih, hijau, layak, dan mandiri, maka Astra Indonesia memasukkannya ke dalam daftar KBA pada 2014. Kini, KBA Giri Rejo Karang Joang sudah menjelma menjadi wilayah yang asri dan punya keindahan alam yang terus terjaga.

2. Andalkan swadaya warga untuk kembangkan pariwisata

Jembatan Panjang DAS Manggar yang terletak di Giri Mulyo Karang Joang. (dok. Pribadi/Dahli Anggara)

Salah satu bagian yang cukup menarik untuk dikunjungi adalah Jembatan Panjang DAS Manggar di Giri Mulyo Karang Joang, di mana wilayahnya masih menjadi satu dengan Giri Rejo. Jembatan kayu tersebut terbentang dari tepi danau ke seberang yang tentunya bisa dijadikan spot bagi pencinta media sosial.

Nah, Astra Indonesia membangun jembatan kayu yang kokoh tersebut pada 2015 dan dinamakan Jembatan Bima Kreasi. Uniknya lagi, selain terbuat dari kayu ulin, jembatan sepanjang 100 meter itu sudah bisa menghubungkan satu kampung ke kampung lainnya.

Oh, ya, KBA Giri Rejo memang terletak di seputar Waduk Manggar, sebuah waduk yang dulunya dibangun oleh perusahaan asal Belanda, yakni Iwako. Waduk tersebut sudah mengalami beberapa kali pembangunan dan renovasi, yakni pada 1982, 1985, 1991, dan 2006. Nah, dari bendungan atau waduk inilah air bisa disuplai kepada PDAM untuk dijadikan air bersih di Balikpapan.

Menurut Pak Santoso, keberadaan waduk dan hutan lindung di sekitarnya sudah menjadi bagian tak terpisahkan dengan warga KBA Giri Rejo. Itu sebabnya, warga di sini juga berperan aktif dalam menjaga dan merawat alam, lingkungan, dan bahkan hutan lindung demi kehidupan generasi selanjutnya.

Baca Juga: KBA Keputih Tegal Timur Baru Surabaya, From Zero to Hero

3. Bersih dan hijau

Kondisi KBA Giri Rejo Karang Joang yang bersih, hijau, dan asri. (dok. Pribadi/Dahli Anggara)

Hal yang paling penulis kagumi pada saat memasuki KBA Giri Rejo adalah kebersihan lingkungan dan banyaknya tanaman rindang yang membuatnya makin asri. Yup, nyaris tak ada sampah berserakan di jalanan dan bahkan di pekarangan rumah-rumah warga. Meskipun sederhana, semuanya tampak tertata dan hijau.

"Di wilayah ekowisata memang tidak diperkenankan penjual makanan masuk. Lalu, semua pengunjung wajib menjaga kebersihan dan jangan merusak lingkungan, sekecil apa pun itu," tambah Pak Santoso dengan antusias.

Tak mengherankan bahwa kampung ini cukup dikenal di Kota Balikpapan. Pasalnya, selain bersih dan hijau, Giri Rejo juga menawarkan pemandangan alam yang mampu menarik wisatawan lokal. Menurut Pak Santoso, selain Balikpapan, banyak wisatawan yang datang dari Samarinda, Tenggarong, Bontang, dan lain sebagainya.

4. Jadi tujuan mahasiswa dalam mengedukasi masyarakat

Rumah Pintar Astra yang terletak di dekat gapura utama. (dok. Pribadi/Dahli Anggara)

"Ada banyak mahasiswa yang sering ke sini, mas. Mereka biasanya melakukan kegiatan edukasi di Rumah Pintar Astra," lanjut Pak Santoso pada saat menjawab pertanyaan penulis terkait program Astra.

Tak lepas dari empat nilai utama yang digaungkan dalam program Kampung Berseri Astra, sebuah Rumah Pintar Astra juga dibangun untuk tujuan pendidikan. Di sana, berbagai kegiatan edukatif sering dijalankan dan bahkan mengundang para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kota Minyak ini.

Melihat antusiasme warga Giri Rejo yang cukup tinggi, tak salah rasanya jika kampung tersebut bisa melaksanakan empat pilar secara terpadu, yakni lingkungan bersih, kesehatan, pendidikan atau kegiatan edukatif, dan kewirausahaan. Belajar bisa dilakukan makin menyenangkan karena ditunjang dengan lingkungan yang bersih, hijau, dan sejuk.

5. Juga bekerja sama dengan UPTD KPHL Balikpapan

Ekowisata Bamboe Wonodeso di KBA Giri Rejo yang bekerja sama dengan Dinas Kehutanan. (dok. Pribadi/Dahli Anggara)

Ekowisata yang digarap oleh warga secara mandiri rupanya juga mendapatkan dukungan dari beberapa pihak, termasuk Pemerintah Kota Balikpapan. Ya, Kesatuan Pengelola Hutan Lindung (KPHL) Kota Balikpapan memang telah meminjamkan lahan dan mengizinkan warga KBA Giri Rejo untuk membuat pariwisata bertajuk Ekowisata Bamboe Wonodeso.

"Pernah dikunjungi langsung oleh Bapak Walikota dan Dinas Pariwisata. Mereka sangat mendukung apa yang tengah menjadi swadaya warga sini," ujar Pak Santoso bangga.

Menurut Pak Santoso, keberadaan ekowisata tersebut masih cukup muda karena baru dibuka sejak setahun lalu. Namun, antusiasme wisatawan lokal untuk datang ke tempat ini cukup tinggi. Hanya saja, warga juga mengingatkan supaya orang dari luar melakukan protokol kesehatan secara ketat mengingat COVID-19 belum usai.

Baca Juga: KBA Indah Madani, Kampung Hijau di Tengah Kota Minyak!

Verified Writer

Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya