TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Tips Melewati Quarter Life Crisis, Berani Berekspresi

Banyak dialami milenial

Ilustrasi wanita sedang duduk (pexel.com/Laura Carbonell)

Istilah quater life crisis selalu menjadi topik hangat milenial. Fase ini biasanya dialami seseorang ketika menginjak usia 25 sampai 30 tahun. Quater life crisis merupakan fase seseorang mulai merasakan kecemasan tentang dirinya dan masa depan. Fase ini menjadi titik peralihan menuju tingkat kedewasaan. 

Lantas, bagaimana cara melewati fase tersebut? Terapkan tips melewati quarter life crisis berikut ini agar kamu hidup lebih damai. 

1. Pilih circle pertemanan yang sefrekuensi

Ilustrasi bahagia dua orang teman wanita (pexels.com/Tim Douglas)

Percaya atau tidak memilki teman yang sefrekuensi sangat berpengaruh dalam melewati masa quarter life crisis. Kamu dapat berteman dengan siapapun tanpa membeda-bedakan status sosial, ras bahkan agama. Namun kamu perlu memilih teman dekat yang sefrekuensi denganmu. 

Circle pertemanan sehat yang kamu bangun akan manjadikan kamu lebih nyaman membagi kecemasan permasalahan pada fase ini. Merasa leluasa berdiskusi tentang banyak hal. Memilki teman yang sefrekuensi akan membuat lebih tenang karena kamu menyadari ada seorang teman yang mendukungmu, selalu menjadi garda terdepan jika dibutuhkan. Teman yang sefrekuensi asik, ya!

2. Sibukkan diri dengan aktivitas bermanfaat 

Ilustrasi orang mengetik (pexels.com/Cottonbro Studio)

Menyibukkan diri dengan kegiatan bermanfaat merupakan salah satu langkah terbaik dalam melewati quarter life crisis. Pada fase ini kebanyakan milenial stuck pada diri sendiri. Gejolak dalam diri yang mulai meningkat menimbulkan kecemasan tersendiri. Pencarian jati diri berada fase ini. Oleh karena itu pentingnya mengisi waktu dengan aktivitas yang bermanfaat. 

Mulailah upgrade skill atau kemampuan diri, menambah wawasan semaksimal mungkin dan menghabiskan waktu luang dengan hobi yang disukai. Quarter life crisis tetap akan dialami seseorang, namun sebagai proses pengembangan diri jika dihabiskan dengan aktivitas yang mendukung. Yuk, terus berkarya!

Baca Juga: 5 Tips Hadapi Quarter Life Crisis ala Ananza Prilli

3. Jangan membandingkan diri dengan orang lain 

Ilustrasi wanita sedang bebas berpendapat (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Salah satu hal wajib dihindari ketika mengalami quarter life crisis adalah kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain. Sebagai manusia wajar halnya jika merasa minder atau insecure ketika melihat pencapaian orang lain lebih tinggi dibanding pencapaian diri sendiri. Namun, hal itu bukan berarti pencapaian orang lain menjadi tolak ukur keberhasilanmu. 

Pada fase quarter life crisis, seseorang memiliki ekspektasi tinggi terhadap masa depan. Namun, ketika kenyataan tidak sesuai dengan harapan perlahan mulai timbul rasa kebingungan. Berada pada keadaan menyalahkan diri sendiri karena tidak mencapai apa yang diharapkan lalu mulai membandingkan keadaan dengan orang lain.

Perlu diketahui bahwa setiap orang memilki "waktu" tersendiri dalam mencapai keberhasilan. Fokuslah pada diri sendiri tanpa membadingkan dengan orang lain, ya!

4. Berani berekspresi 

Ilustrasi wanita sedang berkaca (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Quarter life crisis dapat juga disebut masa mencarian jati diri menuju kedewasaan. Pada fase ini, mental berada pada titik belum stabil karena banyak gejolak emosi yang dirasakan. Terkadang merasa bahagia, sedih, marah, lelah dan emosi lainnya. Kamu tidak perlu menahan semua emosi itu dalam diri, Ekspresikan semua emosi agar mental tidak tertekan. 

Mengekspresikan emosi bukanlah sesuatu yang buruk. Jika kamu merasa lelah, kamu hanya perlu jeda untuk istirahat. Jika kamu sedih, maka menangislah. Tidak perlu memakasakan untuk menahan semua emosi yang timbul. Point utama dalam mengekspresikan diri adalah memenerima dan memahami apa yang ada yang ada dalam diri. 

Baca Juga: 5 Tanda Kamu Mengalami Quarter Life Crisis, Harus Segera Bangkit Yuk

Verified Writer

Dewi Septiyani

a girl who loves paint, write and traveling

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya