TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Buku Karya Eka Kurniawan Ini Akan Memberimu Banyak Pelajaran Hidup

Rekomendasi bacaan asyik nih

medium.com/@ohsvgar

Mana yang lebih kamu suka, karya fiksi atau non fiksi? Indonesia punya sederet nama penulis moncer yang telah melahirkan karya-karya berkualitas. Eka Kurniawan salah satunya, penulis kelahiran Tasikmalaya, 28 November 1975.

Lebih dari 10 buku sudah berhasil Eka terbitkan, ada yang berupa novel, kumpulan cerpen dan karangan non fiksi. Gaya penulisan Eka punya ciri khas tersendiri yang membuat penggemarnya selalu gak sabar menanti rilisnya judul baru.

Tulisan-tulisan Eka juga syarat makna dan pelajaran hidup, seperti yang tertuang dalam 6 judul bukunya di bawah ini. Yuk simak sinopsisnya, rekomendasi bacaan menarik buat kamu nih!

1. Cantik Itu Luka

prelo.co.id

“Cantik Itu Luka” adalah novel pertama karangan Eka Kurniawan yang terbit pada tahun 2002. Kisahnya mengambil latar waktu di masa penjajahan, tentang seorang gadis cantik blasteran Belanda-Indonesia bernama Dewi Ayu.

Kecantikan adalah sesuatu yang diidamkan hampir semua wanita. Tapi bagaimana jika kecantikan justru membawa petaka? Inilah garis besar kisah Dewi Ayu dalam “Cantik Itu Luka”.

Novel ini menggambarkan potret kehidupan masyarakat di masa lampau. Dunia hanya berisi peperangan dan kekacauan. Wanita semata dipandang sebagai pemuas libido pria. Pil pahit ini juga yang mesti ditelan Dewi Ayu dengan kecantikan tiada tara pada parasnya.

‘Luka’ bertambah parah ketika Dewi Ayu melahirkan satu per satu anaknya, semua wanita dan berparas cantik. Begitu mengandung anak keempat, Dewi Ayu berdoa agar bayinya terlahir buruk rupa jika kelak berjenis kelamin wanita lagi.

Apa yang dialami Dewi Ayu masih banyak terjadi sampai sekarang. Kecantikan wanita bagai dua sisi mata uang. Di satu sisi begitu didambakan, tapi di sisi lain kadang membawa petaka.

2. Lelaki Harimau

medium.com/@ohsvgar

Novel kedua Eka berjudul “Lelaki Harimau” yang terbit pada tahun 2004. Mengisahkan sebuah keluarga yang ‘cacat’, sepasang suami-istri bernama Komar dan Nuraeni beserta 3 anak lelakinya.

Keluarga Komar bukan cacat karena fisik gak lengkap atau ada gangguan mental. Setiap anggotanya melakukan hal-hal menyimpang yang gak sewajarnya ada di dalam keluarga normal.

Tokoh sentralnya adalah Margio, salah satu anak Komar-Nuraeni yang membunuh selingkuhan ibunya bernama Anwar Sadat. Ia juga suka melakukan tindakan kasar lainnya. Namun ketika ditanya apa yang membuat dia melakukan hal-hal keji, Margio selalu menjawab, “Ini adalah ulah seekor harimau dalam diri saya.”

Membaca “Lelaki Harimau” sampai rampung akan memberimu sebuah pelajaran penting, bahwa keluarga memang sekolah pertama bagi siapa saja. Margio tumbuh menjadi sosok yang seperti itu karena ayahnya lebih dulu mengajarkan kekerasan. Lalu semua anggota keluarga terkena dampak, mulai melakukan hal menyimpang versinya masing-masing.

Baca Juga: 10 Quotes Romantis Dewi Lestari, Pas Banget & Nancep di Hati!

3. Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas

bisikanbusuk.com

Sebuah judul yang puitis diberikan untuk novel ke-3 Eka Kurniawan, “Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas”. Tapi jangan berharap isinya melulu soal cinta dan romantisme klasik. Justru setiap halaman novel ini berisi kata-kata vulgar, dengan gaya penulisan liar yang memukau.

Ajo Kawir, tokoh utama dalam novel ini, menghadapi permasalahan rumit yang bermula sejak dia kecil. Kemaluannya gak bisa ‘berdiri’ sampai dia dewasa dan sudah menjadi preman sekalipun. Melihat perempuan telanjang membangkitkan birahi Ajo Kawir, tapi tetap saja kemaluannya gak mengalami ereksi.

Permasalahan ini dimulai saat Ajo masih kecil. Dia ketahuan mengintip saat 2 orang polisi memerkosa seorang perempuan gila. Ajo kemudian diseret masuk dan dipaksa menyaksikan semuanya dari jarak amat dekat. Sejak itulah kemaluannya menolak berdiri, ada kenangan buruk tentang perilaku seksual yang membekas di benak Ajo Kawir.

Apakah novel ini fokus pada urusan seksualitas saja? Tuntaskan dulu sampai halaman akhir, maka kamu akan dibuat terpukau dengan pesan yang coba Eka sisipkan dalam karyanya. Di akhir cerita, kemaluan Ajo Kawir bisa menegang lagi bahkan ketika dia sudah gak peduli pada kondisinya.

Seperti halnya harapan, kadang mimpi terwujud ketika kita sudah gak menginginkannya lagi. Sesuatu yang ditunggu justru tiba saat kita sudah mulai bisa belajar melepaskan. Hidup memang selalu punya cara untuk memberikan pelajaran pada manusia.

4. O

blog.hawaku.com

Novel ke-4 Eka berjudul “O”. Ya, memang sesimpel itu hanya satu huruf saja dengan sampul bergambar seekor monyet. Sinopsis yang tertera pun hanya satu kalimat, “Tentang seekor monyet yang ingin menikah dengan kaisar dangdut”.

Membaca judul dan sinopsisnya pasti membuatmu bertanya-tanya, apa sih maunya novel ini? Di halaman pertama kamu akan disambut dengan kalimat “Enggak gampang jadi manusia,” ucap O, seekor monyet di kawasan Rawa Kalong.

Kawanan monyet di Rawa Kalong memercayai legenda tentang Armo Gundul, seekor monyet yang berhasil mengubah dirinya menjadi manusia. Sejak itulah beberapa monyet lain mengimpikan hal yang sama, karena mereka pikir hidup akan lebih enak jika menjadi manusia.

Tapi praktiknya gak semudah itu, perjuangan menjadi manusia ternyata rumit dan penuh tantangan. Hanya seekor monyet yang gak pantang menyerah, Entang Kosasih namanya yang merupakan kekasih O. Dia kemudian menghilang setelah berhasil melewati sejumlah rintangan, dan kabarnya sudah menjadi kaisar dangdut di dunia manusia.

O ingin mengejar kekasihnya, sehingga dia pun harus siap melewati rintangan berat agar menjadi manusia. Sampai sini, apa pesan moral yang kamu tangkap?

Sebenarnya ini tentang cinta. Gak bisa dimungkiri, cuma cinta yang bisa menggerakkan seseorang untuk bertindak. Melakukan apa saja untuk sesuatu atau sosok yang dia cinta. Masalahnya, kadang kita gak tahu apakah sedang mencintai hal baik atau buruk.

5. Corat Coret di Toilet

kompasiana.com/harryramdhani

“Corat Coret di Toilet” adalah kumpulan cerpen karya Eka Kurniawan yang berisi 12 cerita pendek. Dibanding novelnya, cerpen-cerpen Eka memang lebih ringan dibaca tapi tetap syarat makna.

Beberapa kisah di buku ini mengandung humor segar, yang membuatmu tertawa sekaligus berpikir bahwa hidup ini memang enak untuk ditertawakan. Salah satu cerpen dijadikan judul buku, yaitu “Corat Coret d Toilet”.

Berangkat dari ide sederhana, banyak orang yang tiba-tiba banjir ide saat berada di dalam toilet. Seperti para pengguna toilet yang Eka ceritakan di tahun 1999. Sambil buang hajat, mereka memenuhi tembok dengan coretan tentang kritik pada pemerintah, keresahan hidup dan carut marutnya negeri ini.

Baca Juga: 10 Quotes Romantis Pidi Baiq, Sederhana Tapi Sukses Bikin Cewek Baper

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya