TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hukum Tidak Puasa Ramadan Tanpa Uzur, Dosa Besar lho!

Harus ada alasan jelas sesuai syariat jika tidak berpuasa

Ilustrasi orang menyantap makanan. (Pexels.com/Free Photos)

Berpuasa di bulan Ramadan hukumnya wajib bagi seluruh umat Islam. Hukum dan aturan puasa Ramadan tertulis secara jelas dalam Al-Qur'an sebagai ibadah wajib yang dilakukan sekali dalam setahun.

Ada beberapa golongan yang memang diperbolehkan untuk tidak menjalankan ibadah puasa Ramadan, namun ada aturannya sesuai syariat Islam. Lalu, bagaimana jika seorang muslim tidak menjalankan puasa Ramadan tanpa uzur atau alasan yang sesuai syariat? Mari simak penjelasan lengkapnya!

Baca Juga: Niat Puasa Tasua dan Puasa Asyura Serta Keutamaannya di Bulan Muharam

1. Siapa saja yang diperbolehkan tidak menjalankan ibadah puasa Ramadan?

ilustrasi ibu hamil (Pexels.com/Tiarachard Kumtanom)

Ada beberapa golongan orang yang diperbolehkan tidak mengerjakan ibadah puasa Ramadan. Mereka dapat menggantinya dengan berpuasa di lain waktu di luar bulan Ramadan (qada) atau membayar fidyah bagi beberapa golongan. Berikut ini orang-orang yang boleh tidak berpuasa di bulan Ramadan:

  1. Wanita yang sedang haid atau nifas tidak diperkenankan menjalankan ibadah puasa Ramadan, dan wajib menggantinya (qada) dengan berpuasa sejumlah hari yang ditinggalkan di lain waktu di luar bulan Ramadan sebelum bertemu bulan Ramadan lagi di tahun berikutnya
  2. Ibu hamil dan menyusui yang khawatir akan kondisi fisik dan bayinya bisa meninggalkan puasa Ramadan. Jika mampu menggantinya dengan berpuasa, maka bisa melaksanakannya di lain waktu di luar bulan Ramadan. Jika merasa tidak mampu, bisa menggantinya dengan membayar fidyah
  3. Orang sakit dan musafir boleh meninggalkan ibadah puasa Ramadan seperti yang dijelaskan pada surat Al Baqarah ayat 185 yang memiliki arti "Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain." Namun ada syaratnya, orang sakit diperbolehkan tidak berpuasa jika penyakitnya bisa bertambah buruk dengan menjalankan ibadah puasa. Sementara bagi musafir, boleh membatalkan puasa Ramadan apabila jarak yang ditempuh lebih dari 84 km dan dirasa berat untuk berpuasa
  4. Orang lanjut usia yang sudah tidak mampu berpuasa atau dalam keadaan sakit yang sulit disembuhkan, bisa meninggalkan ibadah puasa Ramadan, lalu menggantinya dengan membayar fidyah
  5. Seorang muslim yang gila atau kehilangan akal sehat juga tidak diwajibkan berpuasa.

2. Tanpa uzur sesuai syariat, seorang muslim tidak boleh meninggalkan ibadah puasa Ramadan

ilustrasi membaca niat puasa (pexels.com/monstera)

Dari penjelasan pada poin sebelumnya, orang yang tidak memiliki uzur jelas sesuai syariat, harus menjalankan ibadah puasa Ramadan dengan sungguh-sungguh. Seorang muslim tidak bisa sembarangan meninggalkan atau membatalkan puasa Ramadan, lalu menggantinya di lain waktu atau dengan membayar fidyah.

Menurut pendapat beberapa ulama besar, salah satunya dalam Majmu’ Fatawa dan Rasa’il Ibnu Utsaimin, dijelaskan bahwa seorang muslim yang sengaja membatalkan puasa Ramadan atau tidak menjalankannya sama sekali tanpa alasan yang dibenarkan syariat, maka termasuk melakukan dosa besar. Dia harus mengganti puasa di lain waktu di luar bulan Ramadan, sesuai jumlah hari yang ditinggalkan.

Baca Juga: Arab Saudi Tetapkan 1 Ramadan Pada 23 Maret 2023, Mulai Puasa Besok

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya