TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tata Cara Puasa Mutih, Niat Jadi Poin Utama

Puasa mutih biasanya dilakukan oleh calon pengantin

Ilustrasi makan bubur. (Pexels.com/Andrea Piacquadio)

Pernah mendengar istilah puasa mutih? "Mutih" diambil dari kata putih yang identik dengan kesucian, kebersihan, atau kemurnian. Puasa mutih biasanya dilakukan berkaitan dengan tradisi masyarakat tertentu.

Seperti apa tata cara dan hukum puasa mutih dalam pandangan agama Islam? Mari simak selengkapnya. Tata caranya sama seperti puasa wajib dan sunah, kok!

1. Puasa mutih tidak ada syariatnya dalam ajaran agama Islam

Ilustrasi berpuasa. (pixabay.com/Bellahu123)

Puasa merupakan salah satu ibadah yang diajarkan dalam agama Islam, ada yang bersifat wajib dan sunah. Namun, puasa mutih bukanlah termasuk jenis puasa yang disyariatkan dalam Islam. Jadi, tidak ketentuan dan tuntunan pelaksanaannya dalam ajaran agama Islam.

Puasa mutih tetap diperbolehkan untuk dilakukan, selama niatnya baik dan gak menyimpang dari ajaran agama Islam. Puasa ini memang erat kaitannya dengan tradisi, biasanya dilakukan untuk menyucikan batin dan bentuk tirakat untuk hajat tertentu, salah satunya sebelum melangsungkan pernikahan.

2. Filosofi puasa mutih

Ilustrasi berdoa (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Istilah puasa mutih berasal dari bahasa Jawa, yang secara filosofis dapat dimaknai sebagai bentuk upaya menyucikan diri. Orang-orang Jawa pada zaman dahulu meyakini bahwa puasa mutih bisa menyucikan batin dan raga.

Pada dasarnya, tujuan puasa mutih sama seperti puasa pada umumnya dalam ajaran agama Islam. Selama berpuasa, seseorang akan menahan hawa nafsu dan menghindari perbuatan buruk.

Baca Juga: Mau Tetap Sehat Selama Puasa? Pilih 10 Minuman Segar Buka Puasa Ini!

3. Tata cara puasa mutih

Ilustrasi berdoa sebelum makan (pexels.com/Monstera)

Tata cara puasa mutih bisa dibilang sama seperti puasa wajib dan sunah yang dijalankan oleh umat Islam. Puasa mutih diawali dengan makan sahur, membaca niat berpuasa, memperbanyak amal ibadah selama berpuasa, dan menyegerakan untuk berbuka ketika waktunya sudah tiba.

Bedanya, menu yang dianjurkan untuk disantap saat makan sahur adalah nasi putih dan air putih saja. Pemilihan menu yang serba berwarna putih ini juga bisa dikaitkan dengan istilah "mutih".

4. Bacaan niat puasa mutih

ilustrasi berdoa (pexels.com/rawpixel)

Inilah bagian yang membedakan puasa mutih dengan ibadah puasa dalam ajaran agama Islam, yaitu bacaan niat. Tidak ada tuntunan bacaan niat puasa mutih dalam syariat Islam. Niat puasa mutih bisa diucapkan dalam bahasa Indonesia atau bahasa Jawa, sesuai dengan tujuan yang diniatkan tiap individu. Berikut contoh bacaan niat puasa mutih:

Niat ingsun puasa mutih supados putih batin kulo, putih awak kulo, putih kaya dining banyu suci kanthi ridho Allah ta’ala.

Artinya: Saya berniat puasa mutih supaya bersih batin dan raga saya seperti air yang suci dengan rida Allah SWT.

Baca Juga: 5 Hal yang Akan Kamu Sadari Saat Puasa Medsos, Lebih Memaknai Hidup

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya