Mariana Yunita, Cahaya Penerang Edukasi Seksual Remaja NTT
Edukasi berbasis komunitas tingkatkan kespro
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Di Indonesia, Hak-Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR) menjadi komponen dalam HAM yang perlu dipenuhi. Dilansir dari Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia, HKSR menjamin setiap warga negara Indonesia untuk dapat mengambil keputusan terkait aktivitas seksual dan reproduksi tanpa adanya diskriminasi, paksaan, dan kekerasan. Artinya, setiap orang berhak menentukan pilihan terkait aktivitas seksualnya sendiri, serta mendapatkan akses terkait informasi dan pendidikan terkait seksualitas dan reproduksi.
Namun, pemenuhan HKSR sendiri masih sering bertabrakan dengan nilai dan norma yang hadir dalam masyarakat, utamanya yang terbentuk dan berakar dari kultur setempat. Di Indonesia, terutama di wilayah pedesaan yang masih kuat menerapkan nilai tradisional, pembicaraan mengenai seksualitas dan reproduksi tak jarang dianggap tabu. Hal ini kemudian membangun tembok bagi masyarakat untuk membahas topik-topik tersebut, bahkan tentang masalah kekerasan seksual sekalipun.
Di Nusa Tenggara Timur, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi NTT mencatat sebanyak 276 kasus kekerasan yang terjadi terhadap perempuan sepanjang tahun 2022 atas dasar Kekerasan Berbasis Gender. Kasus perkawinan anak di bawah 19 tahun juga tercatat tinggi sejumlah 82.957. Hal ini diduga karena kurangnya edukasi kesehatan seksual dan reproduksi (Kespro) yang menghasilkan gap pengetahuan serta disinformasi bagi orang tua dan anak-anak.
Situasi tersebut menimbulkan masalah di mana orang tua dan anak tidak memiliki bekal yang cukup untuk membuat keputusan yang aman dan layak terkait HKSR. Di sini lah Mariana “Tata” Yunita Hendriyani Opat hadir bersama komunitas besutannya, Tenggara Youth Community untuk menjembatani kesenjangan pengetahuan para remaja NTT tentang HKSR.
Memiliki visi untuk memprioritaskan kesehatan fisik, psikis, dan sosial, Tata bersama rekan-rekan Tenggara Youth Community menyelenggarakan program-program untuk meningkatkan pemahaman remaja NTT terkait kesehatan seksual melalui aktivitas-aktivitas yang progresif dan inovatif.
1. Lahir dari keresahan terhadap sekitar dan sebagai penyintas
Berangkat dari keresahan terhadap banyaknya kasus terkait kesehatan seksual dan reproduksi, mendorong Tata dan temannya untuk membentuk sebuah komunitas yang diharapkan dapat menjadi ruang edukasi sebagai upaya preventif dan rehabilitatif bagi para remaja di NTT. Tenggara Youth Community menjadi nama dari komunitas yang didirikan pada 30 Agustus 2016 tersebut.
Tata mengungkapkan bahwa para remaja penyintas kasus kekerasan dan pelecehan seksual sering kali tidak memiliki wadah untuk bercerita. Bahkan, ketika kasus seperti kehamilan di luar nikah pada remaja terjadi, mereka justru dikeluarkan dari sekolah yang seharusnya memiliki peranan dalam melakukan edukasi dan perlindungan.
“Banyak anak dikeluarkan dari sekolah saat menghadapi kasus kehamilan di luar nikah. Orang tua mereka tidak melakukan perlawanan karena ketidaktahuan mereka mengenai hak-hak dan kebutuhan remaja,” jelas Tata dalam profilnya yang dipublikasikan melalui Satu Indonesia Awards Inspirasi Penerang Negeri oleh Astra Indonesia.
Menurutnya, kasus-kasus ini terjadi karena minimnya akses para remaja dan keluarganya terhadap informasi terkait Kespro. Dengan begitu, hadirnya Tenggara Youth Community akan memberikan ruang untuk membahas topik dengan tujuan mengedukasikan HKSR untuk para remaja.
Selain itu, Tata mengungkapkan bahwa keresahannya juga didasari oleh kekerasan yang menimpanya saat masih kecil dan saat menjalin hubungan. Teman-teman yang ikut menggerakkan komunitas ini juga memiliki keresahan dari pengalaman pribadi yang dapat dibilang sejenis.
"Uniknya teman-teman yang bergabung itu latar belakangnya bukan dari pendidikan kesehatan. Tetapi, kebanyakan dari kami punya pengalaman yang sama terkait kesehatan reproduksi," imbuh Tata saat ditanya dalam wawancara bersama IDN Times tahun lalu (21/3/2021).
Ikatan personal dari keresahan yang sama menjadi motivasi yang mendorong Tata dan teman-teman di Tenggara Youth Community untuk mengedukasi para remaja di NTT. Berharap dapat turut membenahi tingkat kesehatan seksual di Indonesia.
Baca Juga: Dari Korban Jadi Relawan, Mariana Yunita Beri Edukasi Seks pada Anak
Baca Juga: Cerita Mariana Yunita Bangun Komunitas Peduli Kesehatan Seksual
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.