TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gitasav Sebut Childfree Bikin Awet Muda, Benarkah? Ini Kata Ahli!

Muncul pro dan kontra terkait pernyataan Gitasav

Gita Savitri Dewi. (instagram.com/gitasav)

Youtuber Gita Savitri Dewi atau yang akrab dikenal Gitasav kembali menuai sorotan karena pernyataannya di media sosial. Pada salah satu komentarnya ke warganet, Gitasav mengungkapkan salah satu rahasia antipenuaannya adalah dengan tidak memiliki anak atau childfree.

Dalam salah satu komentarnya, Gitasav menuliskan, "Not having kids is indeed natural anti aging. You can sleep for 8 hours every day, no stress hearing kids screaming. And when you finally got wrinkles, you have the money to pay for botox.

Hal tersebut sukses menuai pro dan kontra di kalangan perempuan. Namun, bagaimana penelitian dan studi ilmiah melihat fenomena tersebut? Dalam artikel ini akan dibahas lebih lanjut mengenai dampak memiliki anak dengan penuaan pada perempuan. 

Baca Juga: Mengenal Childfree, Pasangan yang Memutuskan Gak Memiliki Anak

1. Benarkah memiliki anak dapat memengaruhi penuaan?

Ilustrasi keluarga bermain di luar rumah. (pexels.com/panditwiguna)

Melahirkan akan memberi perubahan pada fisik seorang perempuan. Melansir dari Science Alert, studi yang dilakukan oleh peneliti di George Mason University, menemukan bahwa memiliki anak membuat DNA perempuan menua. 

Hasil riset tersebut didasarkan pada penemuan bahwa perempuan yang telah melahirkan, memiliki telomere yang lebih pendek daripada yang tidak memiliki anak. Telomere merupakan molekuler yang bertindak sebagai tutup di ujung kromosom manusia, guna membantu melindungi informasi genetik dalam sel.

Anna Pollack, seorang ahli epidemologi menjelaskan,  "Kami menemukan bahwa perempuan yang memiliki lima anak atau lebih, memiliki telomeres yang lebih pendek dibandingkan yang tidak memiliki anak, dan relatif lebih pendek dibandingkan yang memiliki satu, dua, tiga atau empat." 

Seiring bertambahnya usia, telomere manusia akan semakin pendek. Sementara, para ahli meyakini bahwa semakin panjang telomere manusia, kesehatannya akan semakin baik sehingga membuat lebih panjang umur. 

2. Memberikan dukungan kepada perempuan dapat sangat berarti terhadap antipenuaan

Ilustrasi keluarga (pexels.com/@august-de-richelieu)

Studi lain dalam jurnal Number of Children and Telomere Length in Women: A Prospective, Longitudinal Evaluation yang diadakan di komunitas pedesaan Kaqchikel Maya di Guatemala, menyebutkan bahwa perempuan yang memiliki lebih banyak anak yang masih hidup membuat mereka memiliki telomere yang lebih panjang. Berdasarkan pada hasil penelitian di tahun 2016 tersebut, selama kehamilan terjadi lonjakan dramatis estradiol steroid gonad  yang memiliki sifat antioksidan guna mengurangi paparan terhadap stres oksidatif yang dapat menyebabkan pemendekan telomere.

Para peneliti percaya bahwa lonjakan hormon estrogen selama kehamilan dapat melindungi telomere dari pemendekan. Sebab, apabila telomere terlalu pendek, ia tidak dapat menggandakan diri lagi dan menimbulkan tanda penuaan seperti kerutan, keriput, hingga rambut memutih atau uban. Inilah yang menjadi tanda-tanda penuaan.

Dalam laman Babychick.com, Rachel Tomlinson, seorang psikolog juga menegaskan bahwa dukungan kepada perempuan saat membesarkan anak akan sangat bermanfaat untuk menjaga youthfulness mereka. Rachel menuturkan, berdasarkan riset, perempuan dengan support system yang baik saat membesarkan anak dapat mengalokasikan energi mereka untuk memelihara jaringan tubuh agar memperlambat penuaan. 

Baca Juga: 5 Pertimbangan sebelum Memutuskan Childfree, Pikirkan secara Matang

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya