TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kesenjangan Sosial Bikin Gen Z Khawatir akan Kehidupannya

Ketimpangan bikin frustasi generasi muda

Ilustrasi ketimpangan sosial. (www.freepik.com/macrovector)

Jakarta, IDN Times - Kesenjangan sosial menjadi fenomena yang tak dapat terpisahkan dari kehidupan generasi muda sebab fakta ini dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Ketidakmerataan yang dialami Generasi Z dalam berbagai aspek kehidupan tampak begitu nyata, hingga menjadi kekhawatiran utama dalam kehidupan meraka. 

Berdasarkan survei Indonesia Gen Z Report 2024, generasi muda memiliki pandangan berbeda terkait hal tersebut. Bagaimana penjabarannya? Simak dalam artikel ini, yuk!

1. Kesenjangan yang dialami Gen Z bikin peluang dan kesempatan makin terbatas

ilustrasi kesenjangan sosial (pixabay.com/billycm)

Gen Z memiliki kesadaran yang tinggi akan ketimpangan dalam berbagai lini kehidupan. Kesenjangan yang dirasakan Gen Z meliputi ketidak merataan ekonomi, pendidikan, hingga sosial. 

Menurut data yang dihimpun oleh IDN Media Research 2024, kekhawatiran terbesar yang dialami oleh kalangan muda adalah 'social and economic inequality' sebesar 60 persen. Pandangan ini tak hanya menimbulkan kecemasan, namun juga keprihatinan terhadap fenomena yang terjadi saat ini.  

Kesenjangan memiliki kaitan erat dengan peluang yang terbatas dan minimnya kesempatan untuk meraih kepuasan hidup bagi generasi muda. Dampak mendalam yang akan timbul dari siklus ketidaksetaraan adalah rasa tidak puas sehingga muncul frustasi bagi Gen Z.

2. Ketimpangan ekonomi membuat kesenjangan semakin parah bagi generasi muda

Ilustrasi kesenjangan sosial. (pixabay.com/mohamed_hassan)

Keresahan tersebut muncul akibat ketimpangan ekonomi di Indonesia yang semakin meningkat. Fenomena sosial ini diukur dengan koefisien gini atau nilai rasio gini yang berkisar antara 0 hingga 1.

Nilai rasio yang mendekati angka 0 menunjukkan adanya kesetaraan sempurna, sementara angka 1 menunjukkan ketimpangan yang meningkat. Secara singkat, apabila rasio gini semakin mendekati angka 0, artinya distribusi ekonomi masyarakat semakin merata.

Data dari Badan Pusat Statistik pada Maret 2023 menunjukkan koefisien gini masyarakat Indonesia berada di angka 0,388. Sementara di bulan yang sama pada 2020, angkanya sebesar 0,381. Perbandingan tersebut menyajikan fakta bahwa kesenjangan antar kelompok di Indonesia kian parah. 

Baca Juga: IDN Times Sabet Media Brand Awards 2023 Kategori Media Nasional

3. Sejumlah generasi muda alami kesulitan ekonomi pasca pandemik

Ilustrasi anak muda yang sedang menjadi volunteer. (Pixabay.com/Dragon Images)

Pemaparan di atas dilatarbelakangi oleh pemulihan ekonomi pasca pandemik yang tidak merata. Krisis yang melanda seluruh umat manusia ini memang memberikan imbas yang signifikan bagi sejumlah anak muda, utamanya dalam hal ekonomi. 

Bagi individu tertentu, kegagalan menghadapi perubahan yang cepat dapat mengantarnya pada kondisi pailit yang berkepanjangan. Faktanya, tak semua orang mampu bertahan dan bersikap responsif terhadap kondisi yang sukar ditebak, sehingga pandemik mengantarkan pada disparitas perekonomian.

Kesenjangan kian kentara antar kelompok sosial-ekonomi yang berbeda. Sebab, stratifikasi sosial mencangkup pendapatan, kekayaan dan pekerjaan yang dimiliki oleh setiap individu. 

Menariknya, pemahaman generasi muda terkait ketidakmerataan sosial ini dibarengi dengan kesadaran akan perlunya solusi yang efektif untuk mengatasi polemik tersebut. Kepekaan terhadap isu ini tidak hanya menjadi bentuk kepedulian bagi masyarakat secara luas, namun juga harapan terhadap generasi mereka yang terlahir tanpa keuntungan ekonomi atau social privilege.

4. Empat tren penyebab ketimpangan secara global

Ilustrasi ketimpangan ekonomi (http://blog.unnes.ac.id)

Ketimpangan tak hanya dialami masyarakat Indonesia, namun secara global, tren ini juga meluas di berbagai negara maupun generasi. Secara universal, faktor ketimpangan dapat mengerucut menjadi empat topik yang populer disebut megatren. 

The World Social Report 2020, yang dipublikasikan oleh United Nation Department of Economic and Social Affairs (DESA) menyebutkan inovasi, teknologi, perubahan iklim, urbanisasi, dan migrasi internasional menjadi tren universal yang berpengaruh secara luas terhadap isu ini. 

Penting untuk memahami tantangan kompleks yang tengah dihadapi oleh generasi muda demi mewujudkan kondisi yang lebih berkeadilan bagi semua. Sepatutnya, solusi yang dirumuskan secara komprehensif dapat meminimalisir ketidakmerataan yang meresahkan antar kelompok atau golongan sosial.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya