TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

3 Tradisi Cap Go Meh di Indonesia, Ada Lampion hingga Barongsai!

Ada permohonan untuk menghindari hal buruk

ilustrasi imlek (pexels.com/Lê Minh)

Cap Go Meh merupakan rangkaian penutupan Tahun Baru Imlek yang biasanya dirayakan secara meriah. Terdapat sejumlah tradisi yang dijalankan oleh masyarakat Tionghoa untuk merayakan momen tersebut.

Pada perayaan Cap Go Meh, identik dengan warna merah, lampu lampion, dan tarian barongsai. Kira-kira, apa saja tradisi yang dilakukan orang Tionghoa saat Cap Go Meh tiba? Yuk, mengenal lebih jauh tradisi Cap Go Meh yang biasanya dilakukan oleh masyarakat keturunan Tionghoa, terutama yang ada di Indonesia. 

1. Memasang lampion

Lampion-lampion telah terpasang di Vihara Go Ya Kong Pantai Labu (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Lampion memang identik dengan perayaan Imlek. Tak hanya sebatas dekorasi, lampion ternyata memiliki makna keberuntungan bagi masyarakat yang merayakannya. Warna merah pada lampion juga berarti kemakmuran, kebahagiaan, kesatuan, rezeki, dan kesejahteraan. 

Tradisi memasang lampion pada perayaan Cap Go Meh menjadi bentuk permohonan agar mendapat masa depan yang baik dan memberi jalan untuk rezeki yang lancar. Bagi perempuan yang ingin memiliki keturunan juga bisa berjalan di bawah lampion seraya berdoa agar keinginannya dapat terwujud. 

Baca Juga: Peruntungan Shio Anjing Setelah Imlek 2024: Sulit tapi Bisa

2. Pertunjukan barongsai

ilustrasi pertunjukan Barongsai berwarna merah (unsplash.com/Kelvin Zyteng)

Pertunjukan barongsai menjadi tradisi yang selalu hadir saat perayaan Cap Go Meh. Singa menjadi lambang kekuatan dan keberanian, sehingga tradisi Barongsai menjadi begitu ikonik saat merayakan Cap Go Meh.

Tarian dengan menggunakan sarung singa ini memiliki tujuan agar terhindar dari hal yang buruk. Arak-arakan Barongsai juga melambangkan permohonan agar dilimpahkan keberuntungan serta kesuksesan. 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya