TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Buku Non Fiksi Pendek Terbaru yang Bisa Dibaca dalam Waktu Singkat

Gak lebih dari 200 halaman

instagram.com/penguinrandomhouse

Membaca buku non fiksi mungkin bukan hal yang mudah bagi sebagian orang. Apalagi jika topiknya kurang diminati dan jumlah halamannya tak sedikit. Mau membaca fiksi atau nonfiksi memang tergantung preferensi masing-masing individu, kok. Namun, kalau kamu tertantang untuk mencoba keluar dari zona nyaman dan memperbanyak bacaan nonfiksi, berikut beberapa rekomendasi untukmu.

Dengan jumlah halaman sekitar 100-200 saja, kamu bisa menyelesaikannya dalam waktu singkat. Topiknya pun unik-unik, langsung gulir untuk cek daftarnya.

1. The Soul of a Woman

instagram.com/fatin.rosnan

Isabel Allende dikenal sebagai salah satu penulis fiksi dan memoar terproduktif di dunia. Di tahun 2021 ini, ia merilis sebuah esai feminis berdasarkan pengalaman dan pengamatan pribadinya saat tumbuh dewasa. Sambil membaca kisah coming-of-age Allende, kamu bisa belajar beberapa konsep feminisme yang mungkin belum kamu tahu.

Jumlah halamannya gak lebih dari 200, ditambah tata bahasanya yang mengalir. Nyaman banget dibaca, dalam waktu beberapa hari saja kamu sudah bisa menamatkan buku nonfiksi ini.  

2. How to Stay Sane in Age of Division

instagram.com/ani_elizaveta

Sama dengan Allende, Elif Shafak juga lebih sering menerbitkan karya fiksi dibanding nonfiksi. Namun, ia mencoba menulis esai tentang keresahannya pada kehidupan manusia modern yang penuh dengan berita negatif dan perpecahan. Menggunakan pendekatan filosofis, Elif Shafak merangkum esainya dalam 96 halaman saja. 

Baca Juga: 10 Rekomendasi Buku Non Fiksi tentang Cinta yang Wajib Kalian Baca

3. The Stranger in the Woods

instagram.com/bakedwithbooks

Sebenarnya gak baru, buku memoar ini pertama terbit tahun 2017 lalu. Premisnya mirip dengan film dokumenter yang membahas satu fenomena lewat beberapa sudut pandang.

Fenomena yang dimaksud adalah keputusan seorang pemuda bernama Christopher Knight  untuk hidup bebas di hutan belantara. Ia punya cara sendiri untuk bertahan hidup, tetapi tak jarang ia mencuri dari toko dan pemukiman terdekat. Sampai akhirnya ia tertangkap saat beraksi. Hanya terdiri dari 224 halaman saja, buku ini bisa jadi teman seru saat lengang.  

4. No One Is Too Small to Make a Difference

instagram.com/whatcaniread_

Buku saku nonfiksi ini merupakan kumpulan pidato aktivis lingkungan termuda dunia, Greta Thunberg. Meski dikritik karena repetitif di beberapa bagian, pikiran visioner Greta bisa jadi pengingat untuk lebih peduli pada dunia yang tak lagi muda dan sehat ini. Ditulis dalam 112 halaman, buku ini bisa jadi bahan pemanasan sebelum membaca buku serupa berjudul How to Avoid a Climate Disaster karya Bill Gates. 

5. Decisions and Dissents of Justice Ruth Bader Ginsburg

instagram.com/penguinclassics

Sama dengan buku Greta, ini adalah kumpulan pemikiran progresif Ruth Bader Ginsburg, jaksa Mahkamah Agung Amerika Serikat yang mengusulkan sejumlah konstitusi pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender. Ruth meninggal akhir tahun 2020 lalu, tetapi meninggalkan legacy yang mampu mengubah tatanan masyarakat Amerika hingga kini.

6. Crying in H Mart

instagram.com/penguinrandomhouse

Kalau kamu penggemar band Japanese Breakfast, nama sang penulis pasti sudah tak asing di telinga. Michelle Zauner adalah sosok di balik band dengan anggota tunggal tersebut. Lewat memoar ini, Michelle menguak masa kecilnya sebagai orang Korea yang tinggal di Amerika, pengalamannya di sekolah dan tempat kerja pertamanya, perkenalannya dengan musik, hingga titik terendah dalam hidupnya saat sang ibu tiada. Semua dirangkum dalam 200an halaman saja. 

Baca Juga: 5 Rekomendasi Buku untuk Kalian yang Mencari Jati Diri, Masukin List!

Verified Writer

Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya