TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

9 Novel Viral di TikTok yang Memang Layak Dapat Perhatian

BookTok istilahnya, kamu ikutan gak?

Novel viral di TikTok (instagram.com/journalingnovels)

Media sosial punya kekuatan yang besar untuk meningkatkan awareness orang orang pada satu atau beberapa hal. TikTok terutama berjasa dalam mempopulerkan lagu dan film, bahkan yang lawas sekalipun.

Ternyata tak berhenti di situ, efek TikTok merambah komunitas pecinta buku. Beberapa novel pun ikut viral setelah diulas beberapa penggunanya. Istilah yang dipakai adalah BookTok, segmen khusus di TikTok yang membahas buku-buku yang direkomendasikan untuk dibaca.

Tentu penilaian orang pada buku bisa berbeda satu sama lain. Setidaknya berikut sembilan novel viral di TikTok yang memang layak dapat perhatian. 

1. We Were Liars

We Were Liars oleh E. Lockhart (instagram.com/anneofreadgables)

We Were Liars bisa disebut novel terbaik E. Lockhart sejauh ini. Rilis pertama di tahun 2014, novel tersebut sudah terbit pula dalam versi terjemahan Bahasa Indonesia. Buku ini sebenarnya bergenre crime dan thriller, tetapi dikemas sangat rapi di awal hingga kamu tak sadar bahwa sang narator sebenarnya sedang mengisahkan hal mengerikan tentang keluarga besarnya yang berada alias berasal dari kalangan kelas menengah atas.

Meski thriller, novel ini masuk kategori Young Adult dan aman dibaca remaja 13 tahun ke atas. 

2. All the Light We Cannot See

All the Light We Cannot See oleh Anthony Doerr (instagram.com/_epistemophile__)

Setelah membaca banyak novel dengan latar Perang Dunia II, orang mungkin bakal jenuh. Banyak kisah-kisah yang mirip, hanya berbeda karakter. Namun, All the Light We Cannot See lain. Ia berkisah tentang momen pertemuan singkat dua remaja, Werner dan Marie Laure yang berasal dari dua negara yang sedang berperang. Meski singkat, Doerr menyisipkan backstory yang memukau untuk dua karakter utamanya itu. 

Selain Werner dan Marie-Laure, akan ada beberapa nama lain yang disebut dan diceritakan kisah hidupnya. Sangat memukau dengan tata bahasa yang puitis dan mengalir. Terbit pertama di tahun 2014, novel bestseller ini layak dapat perhatian para pembaca baru. 

Baca Juga: 7 Rekomendasi Buku Biografi tentang Putri Diana yang Wajib Dibaca

3. The Midnight Library

The Midnight Library oleh Matt Haig (instagram.com/lovemyshelf90)

Salah satu buku favorit pengguna Goodreads di tahun 2020, gak kaget jika The Midnight Library viral di TikTok. Penulisnya, Matt Haig dikenal dengan buku-buku fiksi yang filosofis dan tak ragu menggunakan metafora untuk mendeskripsikan maksud serta kondisi psikologi karakternya.

Termasuk di novel terbarunya itu. Matt memperkenalkan karakter Nora, perempuan yang mengalami mid-life crisis dan tenggelam dalam bayangannya tentang dunia pararel di mana ia punya peran dan mengalami tantangan yang berbeda. Buku ini cukup sensitif karena membahas tendensi bunuh diri dan depresi, sehingga mungkin mengganggu untuk beberapa pembaca yang punya kondisi serupa.

4. The Song of Achilles

The Song of Achilles oleh Madeline Miller (instagram.com/_unscript)

Mengadopsi karakter dan latar dari mitologi Yunani, plot cerita berkutat pada persahabatan Achilles dan Patroclus. Cerita tentang dua karakter ini sebenarnya sudah cukup terkenal di kalangan penikmat mitologi Yunani.

Namun, Madeline Miller menambahkan bumbu di dalamnya, termasuk menceritakan backstory Patroclus serta membuat bagian akhirnya lebih dramatis. Novel viral ini makin dicintai pembaca karena mengandung bawang alias bikin mewek di akhir.

5. The House in the Cerulean Sea

The House in the Cerulean Sea oleh TJ Klune (instagram.com/sleepy.gigi)

Mungkin ini satu-satunya novel anak yang viral di TikTok selain belasan novel lain. Karakter utama di buku ini adalah Linus, seorang pria berusia 40an yang bekerja sebagai pengawas kesejahteraan anak-anak yatim piatu di kotanya. Suatu hari ia mendapatkan tugas untuk mengunjungi sebuah panti asuhan yang cukup berbeda. Berada di tepian tebing dan dihuni anak-anak dari makhluk-makhluk ajaib. 

Lewat kunjungannya itu, Linus menemukan banyak pertanyaan baru termasuk kebimbangan apakah ia akan tetap menjalani pekerjaannya. Mengena dan dikemas dalam bahasa yang mudah dipahami. 

6. The Invisible Life of Addie LaRue

The Invisible Life of Addie Larue oleh V.E. Schwab (instagram.com/bitsofsally)

Addie LaRue adalah perempuan muda yang bersekutu dengan sebuah kekuatan sehingga bisa membuatnya hidup muda selamanya. Tak hanya itu, setiap orang yang ia temui tidak akan bisa mengingatnya. Kemampuan ini membuat hidup Addie sangat kaya pengalaman. Mendekati tiga ratus tahun setelah ia mendapatkan kemampuan tersebut, Addie bertemu dengan satu orang yang bisa mengingatnya. 

Premisnya menjanjikan dengan eksplorasi emosi dan psikologi yang menawan, namun banyak yang mengkritik keputusan penulis untuk tidak mengulik lebih dalam tentang latar cerita. Mengingat cerita ini berlatarkan Eropa di abad 16--19 yang penuh dengan momen sejarah penting, tetapi tak banyak dibahas.

7. People We Met on Vacation

People We Met on Vacation oleh Emily Henry (instagram.com/bookedwithbec)

Kisah persahabatan beda gender biasanya berakhir dengan keduanya yang saling jatuh cinta setelah sekian lama mengingkarinya. Sebenarnya premis ini pula yang disuguhkan dalam People We Met on Vacation lewat karakter Poppy dan Alex.

Dua anak muda yang bersahabat sejak lama dan selalu menghabiskan satu minggu tiap tahunnya untuk berlibur bareng. Namun, dua tahun belakangan keduanya terlibat perselisihan hebat dan enggan bertemu lagi. 

Sampai Poppy yang merasakan krisis dalam hidupnya memutuskan untuk menyakinkan Alex agar pergi berlibur bersama. Akankah ini jadi yang terakhir atau justru mengubah hidup keduanya? Terdengar familier, tetapi dijamin asyik dan bikin penasaran sampai akhir. 

8. A Court of Thorns and Roses

A Court of Thorns and Roses oleh Sarah J. Maas (instagram.com/alexawritingmagic)

A Court of Thorns and Roses sebenarnya adalah novel berseri dengan tiga sekuel lain yang menunggu buat dibaca. Feyre, lakonnya adalah gadis yang bertahan hidup di hutan dengan cara berburu. Suatu hari ia berlomba dengan seekor serigala untuk mendapatkan daging rusa. Namun, kemenangannya melawan srigala tersebut membawanya dalam masalah besar. 

Sebenarnya, novel ini menerapkan formula yang mirip dengan Shadow and Bone. Sama-sama mengembangkan plot dari musuh menjadi romansa atau sebaliknya. Namun, banyak yang menganggap eksplorasi dunia magis dan perpolitikannya tak sedalam Shadow and Bone. 

Baca Juga: 5 Novel George Orwell Tentang Melawan Ketidakadilan, Bikin Menohok! 

Verified Writer

Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya