TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Meski Keliru, 7 Cara Bersyukur ini Gak Sadar Masih Dilakukan

Saatnya bersyukur dengan cara yang ramah, yuk!

ilustrasi bersyukur (unsplash.com/Nathan Dumlao)

Bersyukur itu baik dan tak ada yang salah dengan rasa tersebut. Tuhan pun akan menambah nikmat bagi umat-Nya yang bersyukur. Salah satu nikmat terbesar, yakni kesehatan jasmani dan rohani.

Sayangnya, rasa bersyukur bukan hanya berterima kasih kepada Tuhan, melainkan ditambah dengan sesuatu yang bisa dijadikan perbandingan bahwa diri ini lebih beruntung. Syukur dan sombong adalah rasa yang beda tipis.

Nah, di bawah ini ada beberapa cara bersyukur yang keliru. Ingin tahu apa saja? Langsung simak di bawah ini, yuk!

1. Membandingkan kehidupan pribadi dengan orang lain

ilustrasi ingin diakui (unsplash.com/Razvan Chisu)

Saat merasa down, sedih, dan gagal terkadang tanpa sengaja kita membuat perbandingan diri dengan orang lain di balik kata bersyukur. Melihat ke bawah yang nasibnya jauh lebih susah. Dengan alasan jika melihat orang yang di atas akan menurunkan semangat.

Padahal konsep bersyukur bukan seperti itu. Tuhan telah membuat garis kehidupan pada masing-masing umat-Nya sesuai porsi. Bukan maksud Tuhan pula agar umat-Nya membandingkan kehidupan sesama. Jadi, tak ada alasan untuk membandingkan kehidupan orang dengan maksud untuk bersyukur bahwa kamu jauh lebih baik.

2. Bersyukur hanya bisa dirasakan saat mendapat sesuai keinginan atau kesenangan 

ilustrasi bahagia (unsplash.com/bruce mars)

Bersyukur ketika mendapatkan kesenangan atau sesuai apa yang diharapkan itu sudah biasa terjadi. Rasanya, gampang bukan? Namun, ketika mendapatkan kesedihan, kegagalan, dan semacamnya, bisakah bersyukur? Tentu sulit, bukan?

Tidak ada yang pasti dalam kehidupan di dunia ini. Senang dan sedih tentu datang silih berganti supaya terjadi keseimbangan dalam kehidupan individu. Gak hanya senang yang diakui, sedih pun juga perlu mendapat pengakuan melalui rasa syukur.

Baca Juga: 5 Kualitas Hidup Ini Hanya Dimiliki Orang Bersyukur, Lebih Bahagia!

3. Mencegah perasaan/emosi "negatif" datang 

ilustrasi orang bersedih (unsplash.com/ Gadiel Lazcano)

Tentu kamu sudah paham dengan emosi dasar manusia, bukan? Terkejut, takut, marah, senang, jijik, sedih, dan segenap emosi lainnya. Namun, yang sering disyukuri kebanyakan adalah senang. Selain perasaan senang, emosi lainnya kerap dicap buruk.

Seolah-olah keberadaan emosi lainnya tak perlu disyukuri dan harus dihindari. Padahal jika menerima semua emosi dengan rasa syukur, maka tidak akan kehilangan sinyal diri apabila tanpa sadar masuk ke dalam hubungan toxic. Jadi, terimalah semua emosi sewajarnya.

4. Merasa terbebani atau terpaksa saat bersyukur

ilustrasi cewek yang pura-pura bahagia (unsplash.com/Ángel López)

Apakah rasa syukur yang kamu rasakan merupakan perasaan yang otentik atau perasaan yang dipaksakan agar diterima secara sosial? Ini menjadi pertanyaan penting untuk mengetahui apakah kamu benar-benar bersyukur.

Seseorang merasa terbebani dalam bersyukur karena ketika ia curhat, bukan respon yang menenangkan, melainkan disuruh bersyukur. Ini yang mengakibatkan seseorang menjadi lebih tertutup atas persoalan yang sedang dialami.

Hal ini karena ia berpikir bahwa curhat termasuk tidak bersyukur dan suka mengeluh. Merasa takut dicap buruk, akhirnya banyak orang menganggap semua baik-baik saja walau mentalnya terguncang.

5. Merayakan secara berlebihan

ilustrasi perayaan (unsplash.com/Karl Hedin)

Saat ulang tahun atau lulus bahkan mendapat hari libur tentu disambut dengan penuh suka cita. Namun, tanpa sadar rasa syukur tersebut diwujudkan dengan lebih besar pengeluaran daripada pemasukan.

Bahkan sebagian orang sampai rela meminjam uang hanya untuk perayaan tersebut. Tidak ada larangan untuk merayakan, asalkan kenali kemampuan diri. Jangan berutang hanya untuk kesenangan diri semata yang fana.

6. Mengekspresikannya kepada orang yang butuh good listener

ilustrasi curhat (unsplash.com/Kate Bezzubets)

Manusia sudah ditakdirkan untuk tak bisa hidup sendiri. Oleh karenanya tolong-menolong pun sangat diperlukan agar beban di pundak seseorang menjadi ringan. Salah satu contoh adalah menjadi tempat curhat seseorang saat dilanda masalah.

Sayangnya, tanpa disadari niat untuk menaikkan semangat lawan bicara malah bikin down hanya karena menyuruhnya untuk bersyukur. Bahkan lebih parah lagi, yang dijadikan tempat curhat merasa senang karena lawan bicara mendapat kesusahan.

Baca Juga: 5 Cara Simpel Memperoleh Ketenangan Hidup, Sudahkah Bersyukur?

Verified Writer

Dyan Yudhistira

IG: @dyanyudhis // Terima kasih sudah mau membaca. Semoga bahagia selalu. Aamiin..

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya