TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

3 Siswa SMK-PP Banjarbaru Rintis Bisnis Budi Daya Sayuran Hidroponik  

Mereka mengelola bisnis dengan menggunakan dana PWMP

Ilustrasi petani milenial. (Dok. Kementan)

Banjarbaru, IDN Times - Sebagai negara agraris, potensi bisnis pertanian masih terbuka lebar untuk masyarakat Indonesia yang mempunyai ide kreatif dan kemauan. Tak semua usaha itu harus dimulai dengan modal yang besar. Seiring perkembangan teknologi di sektor pertanian, berbagai ide peluang usaha terbuka dapat dilakukan dengan mudah jika kita mau menjalani prosesnya. 

Sebagai contoh ide usaha budi daya tanaman dapat dijalankan dengan modal minim, tetapi tetap menjanjikan keuntungan. Bahkan, beberapa jenis budi daya tanaman tidak membutuhkan lahan yang luas, seperti kita dapat menerapkan sistem hidroponik, aeroponik, atau integrated farming. Untuk potensi pasar, tak perlu diragukan. Selama manusia membutuhkan pangan, selama itu peluang pasar produk pertanian selalu terbuka.

Berkenaan dengan hal itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pilihan tepat bila generasi muda berada di sektor pertanian. Menurutnya, sektor pertanian merupakan sektor yang dibutuhkan semua pihak dan sektor pertanian sangat diperlukan untuk mendukung kemajuan sebuah negara.

"Maka jangan takut menjadi petani dan wirausaha muda di bidang pertanian,” seru Mentan.

Baca Juga: Keren! Petani Milenial Ini Ajak Generasi Muda Geluti Sektor Pertanian

1. Ketiga siswa SMK-PP itu lebih dahulu mengajukan proposal usaha ke program PWMP

Adiatma Putra Pradana, Adi Hermawan, dan Vouda Raditya Mahadi Yogama berfoto bersama/Dok. Pusdik Kementan

Peluang inilah yang ditangkap Adiatma Putra Pradana, Adi Hermawan, dan Vouda Raditya Mahadi Yogama. Ketiga siswa SMK-PP Banjarbaru itu memberanikan diri untuk mengajukan proposal usaha budi daya tanaman sayur hidroponik melalui program Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian (PWMP). 

Mendapatkan modal usaha sebesar Rp15 juta pada 2020 mereka berhasil memanen 1000 pohon selada hidroponik sekali panen dengan jumlah hasil penjualan mencapai di kisaran 3 juta rupiah per panen. Saat ini mereka mempersiapkan penanaman kedua dengan mencoba membudidayakan kembang kol untuk perkembangan produknya.

2. Cerita Aditama soal alasannya memilih SMK-PP dan yakin melanjutkan pendidikan di jurusan pertanian

Proses penyulaman selada/Dok. Pusdik Kementan

Adiatma Putra Pradana menceritakan alasan mengapa ia memilih SMK-PP, “Ayah saya seorang penyuluh pertanian, dan beliau menginginkan saya melanjutkan pendidikan yang lekat dengan sektor pertanian. Sempat saya berpikir mengapa harus sektor pertanian?."

"Akan tetapi, ketika mendengar adanya program PWMP, saya seperti mendapatkan semangat baru. Ternyata di SMK-PP kami diajarkan bagaimana caranya budi daya dan bagaimana caranya menjadi wirausaha. Tak hanya saya, rekan-rekan saya pun merasa jatuh hati dan yakin untuk melanjutkan pendidikan di jurusan pertanian setelah lulus SMKPP," tambah Adiatma.

Baca Juga: Usaha Penggemukan Domba, Petani Milenial Ini Raih Omzet Rp3 Miliar

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya