Tak Bisa Dianggap Remeh, Ini 5 Bahaya Nyata dari Toxic Masculinity
Harus segera dihentikan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Toxic masculinity adalah standar yang dipegang masyarakat untuk para laki-laki yang pada akhirnya merusak kehidupan mereka dan orang lain. Dengan mendikte bahwa laki-laki harus kuat, tidak sensitif, dan mendominasi perempuan, konsep maskulinitas membuat laki-laki kehilangan aspek kehidupan yang harus tersedia untuk semua orang, seperti hubungan emosional dan pengasuhan.
Parahnya lagi, karena konsep toxic masculinity sudah mengakar dan dianggap lumrah di masyarakat, perilaku toxic masculinity kerap tidak disadari, baik oleh para pelaku maupun korban. Padahal, bagaimanapun juga toxic masculinity memiliki dampak negatif pada laki-laki maupun perempuan. Berikut adalah beberapa dampak berbahaya dari budaya toxic masculinity.
1. Membuat laki-laki kesulitan mengekspresikan emosi
Toxic masculinity membuat seolah-olah satu-satunya emosi yang dapat diungkapkan para laki-laki adalah kemarahan. Hal ini menghalangi laki-laki untuk mengakui hal-hal lain yang mereka rasakan, seperti rasa sedih, empati, dan galau.
Akhirnya, ini dapat membuat laki-laki sulit mengembangkan hubungan dekat dengan pasangan, anak-anak, atau keluarga mereka. Satu studi di Social Psychological and Personality Science bahkan menemukan bahwa menekan emosi dapat menyebabkan agresi yang menyebabkan seseorang sulit membentuk hubungan yang sehat.
Baca Juga: Bukan Sekadar Suka Dua Gender, 6 Fakta Menarik seputar Biseksual
Editor’s picks
Baca Juga: 5 Fakta Disforia Gender, Mempertanyakan Jiwa di Diri Sendiri
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.