TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Tips Mengatur Keuangan buat Freelancer, Biar Gak Boncos!

Meski pemasukan gak menentu, kondisi keuangan tetap terjamin

ilustrasi pekerja lepas (unsplash.com/Good Faces)

Mengandalkan kehidupan sebagai seorang freelancer alias pekerja lepas memang cukup menguji adrenalin ya. Pemasukan gak menentu setiap bulan, tapi pengeluaran terus ada. Bahkan, gak jarang membengkak di situasi gak terduga.

Biar terhindar dari jual aset dan terlilit utang, ada beberapa tips keuangan, nih, yang wajib kamu perhatikan sebagai seorang freelancer. Dicatat, ya, supaya jadi pedoman kamu dalam menata finansial demi masa depan yang lebih baik.

1. Buat anggaran pengeluaran setiap periode tertentu

ilustrasi menghitung anggaran (unsplash.com/Kelly Sikkema)

Membuat anggaran pengeluaran wajib banget dilakukan siapa pun, terlebih buat freelancer yang pemasukannya gak pasti. Kamu bisa membuatnya dalam periode tertentu, misalnya per bulan. 

Jika kesulitan dalam menentukan anggaran bulanan, kamu bisa mencoba untuk mencatat terlebih dahulu pengeluaran selama dua bulan ke depan. Catat baik-baik sesuai pos keuangan, misal untuk sewa tempat tinggal, bahan makanan, internet dan sebagainya.

Setelah mendapat data pengeluaran rutin kamu selama dua bulan tersebut, saatnya menyusun anggaran. Karena pemasukanmu gak menentu, pastikan kamu hati-hati dalam menyusun rencana anggaran ya. Jangan sampai nanti membengkak karena hal-hal yang gak perlu.

Sekarang ada banyak aplikasi catatan keuangan yang bakal membantu kamu dalam menyusun anggaran dan melacak pengeluaran. Jadi, gak perlu lagi bikin tabel di buku seperti zaman dulu.

Baca Juga: 5 Pandangan Orang Tentang Pekerjaan Freelance, Sering Dianggap Remeh!

2. Evaluasi pengeluran, pemasukan, dan anggaranmu secara berkala

ilustrasi mengevaluasi anggaran (unsplash.com/Scott Graham)

Jangan berhenti begitu saja ya setelah membuat anggaran yang terperinci. Usahakan semisal seminggu sekali untuk mengevaluasi pengeluaranmu. Periksa apakah pengeluaran dan pemasukanmu sesuai anggaran atau tidak. Jika sudah sesuai, berarti selama seminggu tersebut keuanganmu sehat. Sebaliknya, jika tidak, perbaikilah agar hal tersebut gak terulang.

Jangan sepelekan hal-hal kecil seperti jajan makanan pinggir jalan atau beli voucher game. Kamu harus tetap mencatatnya ya. Kalau sampai kecolongan, pengeluaran-pengeluaran yang gak kerasa itu bisa merusak catatan keuangan kamu, lho. 

3. Menabung dana darurat sebesar 6-12 bulan pengeluaran

ilustrasi menyiapkan dana darurat (unsplash.com/Alexander Grey)

Buat yang gak familier, mendengar harus menabung dana darurat sebanyak 6-12 bulan pengeluaran mungkin bakal bikin sedikit heran ya. Kalau pengeluaran bulanan sebesar 3 juta, harus punya darurat sebesar Rp24—36 juta, dong? Memangnya buat apa, sih, uang sebanyak itu sampai harus ditabung segala?

Dana darurat itu penting banget, lho, ketika ada hal-hal yang gak terduga dalam hidup terjadi sehingga kamu harus mengeluarkan uang secara mendadak di luar anggaran. Misal AC rusak, ban bocor, HP hilang dan sebagainya.

Terlebih buat freelancer, dana darurat ini bisa jadi tameng kamu dari utang saat permintaan job lagi sepi sehingga pengeluaran lebih besar dari pemasukan. Kamu bisa pakai dana darurat dulu buat menutupi kekurangan pengeluaran periode tersebut.

Misal anggaran tetap kamu setiap bulan Rp4 juta rupiah, bulan sekarang dan bulan kemarin pemasukanmu hanya Rp2 jutaan saja, maka kamu bisa ambil kekurangannya dari dana darurat. Jangan sampai nanti chat teman, "Lo lagi ada duit sejuta nganggur, gak?". Apalagi sampai pinjam ke pinjol. Gak mau, 'kan?

4. Jika dana darurat dan proteksi diri seperti asuransi sudah punya, berinvestasi bisa jadi pilihan bijak

ilustrasi uang bertumbuh (unsplash.com/micheile dot com)

Jika dana darutat dan proteksi diri lainnya sudah tercapai, kamu bisa memulai untuk belajar investasi. Hal mendasar yang mesti kamu ingat saat ingin berinvestasi adalah pastikan instrumen investasi yang kamu pilih sesuai dengan tujuan finansial.

Misal kamu pengin nabung buat beli laptop baru tahun depan, memilih saham sebagai instrumen investasi bakal jadi mirip buruk karena kondisinya yang gak menentu. Sebaliknya jika kamu ingin menabung dana pensiun untuk puluhan tahun ke depan, tapi pakai reksadana pasar uang, keuntungan yang kamu dapat gak maksimal. Jadi, jangan asal menaruh uang, ya.

Buat sebagian besar freelancer, investasi sepertinya masih terlalu jauh untuk bisa dimulai. Nabung dana darurat aja masih kesusahan. Namun, gak ada salahnya untuk belajar sehingga nanti ketika keuanganmu semakin membaik, kamu gak kebingungan lagi dalam memilih instrumen investasi terbaik untuk tujuan finansialmu.

Baca Juga: 5 Perbedaan Pekerjaan Full Time dan Freelance, Pilih yang Mana? 

Verified Writer

Alfikri Saga

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya