TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Lebih Jauh tentang Toxic Positivity, Pahami Cirinya

Sisi gelap dari berpikir positif

ilustrasi toxic positivity (unsplash.com/fortyozsteak)

Toxic positivity adalah kondisi di mana seseorang menuntut dirinya sendiri atau orang lain untuk selalu berpikir dan bersikap positif serta menolak emosi negatif. Sekilas sikap ini memang baik, akan tetapi apabila kita terus menerus mencoba untuk menghindari emosi negatif maka hal tersebut akan berdampak buruk pada kesehatna mental.

Nah, agar tidak terjebak dalam kondisi tersebut, mari kita kenali ciri-ciri toxic positivity yang perlu kita hindari. Check it out!

1. Tidak jujur terhadap perasaan sendiri

ilustrasi toxic positivity (unsplash.com/Greyson Joralemon)

Semua orang pasti pernah merasakan lelah dan itu adalah hal yang wajar dirasakan oleh manusia. Namun terkadang kita juga berusaha menutupi rasa lelah tersebut dan tetap ingin terlihat baik-baik saja. Jika seseorang terus memaksa terlihat positif tanpa mengizinkan emosi negatifnya keluar maka hal tersebut tidaklah baik.

Seseorang dengan toxic positivity akan sulit menerima emosi negatif keluar dari dalam dirinya sehingga ia akan cenderung merasa bersalah apabila emosi negatif itu muncul. Padahal sebenarnya bukanlah suatu kesalahan jika sesekali kita terlihat lemah di mata orang lain.

Baca Juga: 10 Penyebab Kamu Sering Terjebak Toxic Positivity, Sering Gegabah!

2. Menyepelekan emosi negatif

ilustrasi menahan emosi negatif (unsplash.com/nicholaskusuma

Orang yang terjebak dalam kondisi toxic positivity akan terus menolak emosi negatif, seperti sedih, marah, atau kecewa. Padahal sebenarnya perasaan negatif tersebut juga penting untuk diekspresikan. Apabila penolakan terhadap emosi negatif tersebut dilakukan dalam jangka waktu yang panjang, maka akan menimbulkan masalah kesehatan mental seperti stes berat, cemas atau sedih berkepanjangan, gangguan tidur, penyalahgunaan obat terlarang, depresi, dan PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder).

Emosi negatif bukanlah hal yang perlu dihindari karena perasaan tersebut juga penting untuk mengekspresikan keadaan kita. Namun bagi orang yang mengalami toxic positivity ini justru memilih untuk menyederhanakannya dan berusaha untuk tidak mengeluarkannya.

3. Menghindari masalah

ilustrasi menghindari masalah (unsplash.com/ericjamesward)

Karena terbiasa menolak emosi negatif dalam dirinya, orang yang memiliki sikap toxic positivity ini akan lebih memilih menghindari masalah dibanding mencari solusinya.

Hal ini justru akan berdampak buruk bagi kehidupannya. Sebab, jika kita terus menerus menghindar dari masalah maka masalah tersebut akan semakin membesar dan memiliki kemungkinan menimbulkan masalah yang lain.

4. Mengkritik orang lain saat mereka tidak memiliki sikap positif

ilustrasi menghakimi orang lain (unsplash.com/mpbasham)

Sebagai makhluk sosial, kita pasti sering bercerita tentang kehidupan kita dengan teman dekat kita. Bahkan tak jarang kita juga turut menceritakan masalah yang tengah kita hadapi.

Nah, dalam kondisi seperti ini orang dengan toxic positivity justru akan menanggapinya dengan sikap yang cenderung menghakimi teman ceritanya. Mereka cenderung memakai kalimat yag membuat lawan bicaranya tidak nyaman semakin terbebani dengan penghakiman yang mereka lakukan.

Baca Juga: 5 Cara Memberikan Dukungan Tanpa Toxic Positivity, Bisa Dicoba!

Verified Writer

uma_ nihhh

suka sama banyak hal, tapi ga suka kamu.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya