TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Ayat Al-Quran tentang Ghibah, Sikap yang Bawa Kerugian

Jangan dipelihara, ya!

ilustrasi gosip (pexels.com/Keira Burton)

Ghibah atau gosip bukanlah sifat yang patut dipelihara karena hanya membicarakan keburukan orang lain. Kegiatan tersebut tidaklah bermanfaat dan dapat menimbulkan fitnah karena tidak memiliki bukti yang mendasar.

Allah SWT sendiri sangat tidak menyukai sifat satu ini dan tentu saja perilaku tersebut sangat tidak baik dilakukan oleh kaum muslimin. Bahkan Allah SWT sudah menegaskannya melalui beberapa ayat Al-Quran tentang ghibah berikut ini.

1. Surat Al-Hujurat ayat 12

ilustrasi Al-Qur'an (freepik.com/Freepik)

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ

Yā ayyuhallażīna āmanujtanibụ kaṡīram minaẓ-ẓanni inna ba'ḍaẓ-ẓanni iṡmuw wa lā tajassasụ wa lā yagtab ba'ḍukum ba'ḍā, a yuḥibbu aḥadukum ay ya`kula laḥma akhīhi maitan fa karihtumụh, wattaqullāh, innallāha tawwābur raḥīm.

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah SWT melarang hamba-hamba-Nya untuk berprasangka apalagi mencari-cari keburukan seseorang hingga memfitnahnya. Perilaku tersebut sangat buruk bahkan menjijikan, bahkan Allah SWT sampai menyamakannya dengan memakan bangkai saudaranya sendiri.

Baca Juga: Ayat dalam Al-Quran tentang Amanah, Ada Berkah Besar Dibaliknya

2. Surat An-Nur ayat 19

ilustrasi bacaan doa dari Al-Qur'an (freepik.com/freepik)

اِنَّ الَّذِيْنَ يُحِبُّوْنَ اَنْ تَشِيْعَ الْفَاحِشَةُ فِى الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌۙ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ

Innallażīna yuḥibbụna an tasyī'al-fāḥisyatu fillażīna āmanụ lahum 'ażābun alīmun fid-dun-yā wal-ākhirah, wallāhu ya'lamu wa antum lā ta'lamụn.

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar perbuatan yang sangat keji itu (berita bohong) tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, mereka mendapat azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

Allah mengingatkan dengan ayat ini untuk orang-orang yang suka menyebarkan isu negatif bahwa perbuatan itu sangatlah keji. Mereka akan mendapatkan azab yang pedih di dunia maupun di akhirat jika mereka tidak bertobat. Allah SWT ada zat yang Maha Mengetahui, termasuk niat buruk untuk bergibah dan memfitnah yang tersimpan di hati manusia.

3. Surat Qaf ayat 18

ilustrasi membaca Al-Qur'an (pixabay.com/alihaydargulec0)

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ اِلَّا لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ

Mā yalfiẓu ming qaulin illā ladaihi raqībun 'atīd.

Artinya: Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat).

Dalam ayat ini, Allah SWT menjelaskan supaya umat muslim wajib berhati-hati dalam ucapannya yang mungkin mengandung keburukan atau membicarakan kekurangan orang. Karena ada malaikat yang siap siaga mencatat segala perbuatan kita. Maka dari itu, kita sepatutnya untuk dapat menjaga tutur kata dan mulai mengurangi kebiasaan ghibah.

4. Surat Al-Maidah ayat 8

ilustrasi membaca Al-Qur'an (unsplash.com/Ed Us)

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْا قَوَّامِيْنَ لِلّٰهِ شُهَدَاۤءَ بِالْقِسْطِۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰنُ قَوْمٍ عَلٰٓى اَلَّا تَعْدِلُوْا ۗاِعْدِلُوْاۗ هُوَ اَقْرَبُ لِلتَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ

Yā ayyuhallażīna āmanụ kụnụ qawwāmīna lillāhi syuhadā`a bil-qisṭi wa lā yajrimannakum syana`ānu qaumin 'alā allā ta'dilụ, i'dilụ, huwa aqrabu lit-taqwā wattaqullāh, innallāha khabīrum bimā ta'malụn.

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah, (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.

Ayat ini menjelaskan bahwa seorang muslim wajib menegakkan kebenaran dan keadilan. Seorang muslim tidak seharusnya membenci sampai melakukan tindakan yang tidak adil, misal hanya membicarakan kekurangan seseorang terus-menerus.

Jika tidak suka dengan sikap seseorang, tegurlah dengan kata-kata yang baik. Juga jika mengetahui suatu kabar yang masih diragukan kebenarannya, sebaiknya berdiam atau mengkonfirmasi langsung kepada yang bersangkutan agar tidak menimbulkan fitnah.

5. Surat Al-Ahzab ayat 58

ilustrasi surat Al Quran (unsplash.com/Aqwam Jembatan Ilmu)

وَالَّذِيْنَ يُؤْذُوْنَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنٰتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوْا فَقَدِ احْتَمَلُوْا بُهْتَانًا وَّاِثْمًا مُّبِيْنًا

Wallażīna yu`żụnal-mu`minīna wal-mu`mināti bigairi maktasabụ faqadiḥtamalụ buhtānaw wa iṡmam mubīnā.

Artinya: Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, tanpa ada kesalahan yang mereka perbuat, maka sungguh, mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.

Allah SWT menerangkan melalui surat ini seorang mukmin diharuskan menjaga sikap dan tutur katanya, jangan sampai melukai hati orang lain. Terlebih dengan kebohongan dan fitnah yang padahal tidak dilakukan oleh orang yang bersangkutan. Sehingga dapat terhindar dari dosa dan kebajikan yang dikerjakan tidak sia-sia.

Baca Juga: Gibah Membawa Dampak Buruk, 5 Alasannya yang Perlu Kamu Tahu

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya