TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Al-Mutaffifin Ayat 1-36 Arab: Arti, Kandungan, dan Keutamaan

Memuat tentang kitab Sijjin dan 'Illiyin milik manusia

ilustrasi membaca Al-Qur'an (unsplash.com/Ed Us)

Surat Al-Mutaffifin terdiri dari 36 ayat dan memiliki arti “Orang-orang yang Curang”. Surat ini termasuk dalam golongan surat Makkiyah dan diturunkan sesudah surat Al-Ankabut.

Surat Al-Mutaffifin merupakan surat terakhir yang diturunkan di kota Makkah, sebelum Rasulullah SAW hijrah ke kota Madinah. Berikut bacaan arab surat Al-Mutaffifin lengkap dengan arti, kandungan, dan keutamaannya yang bisa kamu pelajari. Simak sampai habis, ya!

Baca Juga: Surat Al-Buruj Ayat 1-22 Arab: Arti, Kandungan dan Keutamaan

1. Surat Al-Mutaffifin ayat 1–35 beserta artinya

ilustrasi Al-Qur'an (pexels.com/RODNAE Productions)

Memiliki makna "Kecurangan", surat ini memang banyak membahas tentang perilaku orang-orang curang yang sesungguhnya kerap kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Lebih lanjut, ini bacaan arab surat Al-Mutaffifin, latin dan artinya.

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ

Bismillahirrahmannirrahiim.

Artinya: "Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang."

Ayat 1

وَيْلٌ لِّلْمُطَفِّفِيْنَۙ

Wailul lil-muṭaffifīn.

Artinya: "Celakalah bagi orang-orang yang curang (dalam menakar dan menimbang)!"

Ayat 2

الَّذِيْنَ اِذَا اكْتَالُوْا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُوْنَۖ

Allażīna iżaktālụ 'alan-nāsi yastaufụn.

Artinya: "(Yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dicukupkan."

Ayat 3

وَاِذَا كَالُوْهُمْ اَوْ وَّزَنُوْهُمْ يُخْسِرُوْنَۗ

Wa iżā kālụhum aw wazanụhum yukhsirụn.

Artinya: "Dan apabila mereka menakar atau menimbang (untuk orang lain), mereka mengurangi."

Ayat 4

اَلَا يَظُنُّ اُولٰۤىِٕكَ اَنَّهُمْ مَّبْعُوْثُوْنَۙ

Alā yaẓunnu ulā`ika annahum mab'ụṡụn.

Artinya: "Tidakkah mereka itu mengira, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan,"

Ayat 5

لِيَوْمٍ عَظِيْمٍۙ

Liyaumin 'aẓīm.

Artinya: "pada suatu hari yang besar,"

Ayat 6

يَّوْمَ يَقُوْمُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعٰلَمِيْنَۗ

Yauma yaqụmun-nāsu lirabbil-'ālamīn.

Artinya: "(yaitu) pada hari (ketika) semua orang bangkit menghadap Tuhan seluruh alam."

Ayat 7

كَلَّآ اِنَّ كِتٰبَ الْفُجَّارِ لَفِيْ سِجِّيْنٍۗ

Kallā inna kitābal-fujjāri lafī sijjīn.

Artinya: "Sekali-kali jangan begitu! Sesungguhnya catatan orang yang durhaka benar-benar tersimpan dalam Sijjin."

Ayat 8

وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا سِجِّيْنٌۗ

Wa mā adrāka mā sijjīn.

Artinya: "Dan tahukah engkau apakah Sijjin itu?"

Ayat 9

كِتٰبٌ مَّرْقُوْمٌۗ

Kitābum marqụm.

Artinya: "(Yaitu) Kitab yang berisi catatan (amal)."

Ayat 10

وَيْلٌ يَّوْمَىِٕذٍ لِّلْمُكَذِّبِيْنَۙ

Wailuy yauma`iżil lil-mukażżibīn.

Artinya: "Celakalah pada hari itu, bagi orang-orang yang mendustakan!"

Ayat 11

الَّذِيْنَ يُكَذِّبُوْنَ بِيَوْمِ الدِّيْنِۗ

Allażīna yukażżibụna biyaumid-dīn.

Artinya: "(yaitu) orang-orang yang mendustakannya (hari pembalasan)."

Ayat 12

وَمَا يُكَذِّبُ بِهٖٓ اِلَّا كُلُّ مُعْتَدٍ اَثِيْمٍۙ

Wa mā yukażżibu bihī illā kullu mu'tadin aṡīm.

Artinya: "Dan tidak ada yang mendustakannya (hari pembalasan) kecuali setiap orang yang melampaui batas dan berdosa,"

Ayat 13

اِذَا تُتْلٰى عَلَيْهِ اٰيٰتُنَا قَالَ اَسَاطِيْرُ الْاَوَّلِيْنَۗ

Iżā tutlā 'alaihi āyātunā qāla asāṭīrul-awwalīn.

Artinya: "yang apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, dia berkata, “Itu adalah dongeng orang-orang dahulu."

Ayat 14
كَلَّا بَلْ ۜرَانَ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ مَّا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ

Kallā bal rāna 'alā qulụbihim mā kānụ yaksibụn.

Artinya: "Sekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka."

Ayat 15

كَلَّآ اِنَّهُمْ عَنْ رَّبِّهِمْ يَوْمَىِٕذٍ لَّمَحْجُوْبُوْنَۗ

Kallā innahum 'ar rabbihim yauma`iżil lamaḥjụbụn.

Artinya: "Sekali-kali tidak! Sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar terhalang dari (melihat) Tuhannya."

Ayat 16

ثُمَّ اِنَّهُمْ لَصَالُوا الْجَحِيْمِۗ

Summa innahum laṣālul-jaḥīm.

Artinya: "Kemudian, sesungguhnya mereka benar-benar masuk neraka."

Ayat 17

ثُمَّ يُقَالُ هٰذَا الَّذِيْ كُنْتُمْ بِهٖ تُكَذِّبُوْنَۗ

Summa yuqālu hāżallażī kuntum bihī tukażżibụn.

Artinya: "Kemudian, dikatakan (kepada mereka), 'Inilah (azab) yang dahulu kamu dustakan.'"

Ayat 18

كَلَّآ اِنَّ كِتٰبَ الْاَبْرَارِ لَفِيْ عِلِّيِّيْنَۗ

Kallā inna kitābal-abrāri lafī 'illiyyīn.

Artinya: "Sekali-kali tidak! Sesungguhnya catatan orang-orang yang berbakti benar-benar tersimpan dalam ’Illiyyin."

Ayat 19

وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا عِلِّيُّوْنَۗ

Wa mā adrāka mā 'illiyyụn.

Artinya: "Dan tahukah engkau apakah ’Illiyyin itu?"

Ayat 20

كِتٰبٌ مَّرْقُوْمٌۙ

Kitābum marqụm.

Artinya: "(Yaitu) Kitab yang berisi catatan (amal),"

Ayat 21

يَّشْهَدُهُ الْمُقَرَّبُوْنَۗ

Yasy-haduhul-muqarrabụn.

Artinya: "yang disaksikan oleh (malaikat-malaikat) yang didekatkan (kepada Allah)."

Ayat 22

اِنَّ الْاَبْرَارَ لَفِيْ نَعِيْمٍۙ

Innal-abrāra lafī na'īm.

Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang berbakti benar-benar berada dalam (surga yang penuh) kenikmatan,"

Ayat 23

عَلَى الْاَرَاۤىِٕكِ يَنْظُرُوْنَۙ

'alal-arā`iki yanẓurụn.

Artinya: "mereka (duduk) di atas dipan-dipan melepas pandangan."

Ayat 24

تَعْرِفُ فِيْ وُجُوْهِهِمْ نَضْرَةَ النَّعِيْمِۚ

Ta'rifu fī wujụhihim naḍratan na'īm.

Artinya: "Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan hidup yang penuh kenikmatan."

Ayat 25

يُسْقَوْنَ مِنْ رَّحِيْقٍ مَّخْتُوْمٍۙ

Yusqauna mir raḥīqim makhtụm.

Artinya: "Mereka diberi minum dari khamar murni (tidak memabukkan) yang (tempatnya) masih dilak (disegel),"

Ayat 26

خِتٰمُهٗ مِسْكٌ ۗوَفِيْ ذٰلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُوْنَۗ

Khitāmuhụ misk, wa fī żālika falyatanāfasil-mutanāfisụn.

Artinya: "Laknya dari kasturi. Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba."

Ayat 27

وَمِزَاجُهٗ مِنْ تَسْنِيْمٍۙ

Wa mizājuhụ min tasnīm.

Artinya: "Dan campurannya dari tasnim,"

Ayat 28

عَيْنًا يَّشْرَبُ بِهَا الْمُقَرَّبُوْنَۗ

'ainay yasyrabu bihal-muqarrabụn.

Artinya: "(yaitu) mata air yang diminum oleh mereka yang dekat (kepada Allah)."

Ayat 29

اِنَّ الَّذِيْنَ اَجْرَمُوْا كَانُوْا مِنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا يَضْحَكُوْنَۖ

Innallażīna ajramụ kānụ minallażīna āmanụ yaḍ-ḥakụn.

Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang berdosa adalah mereka yang dahulu menertawakan orang-orang yang beriman."

Ayat 30

وَاِذَا مَرُّوْا بِهِمْ يَتَغَامَزُوْنَۖ

Wa iżā marrụ bihim yatagāmazụn.

Artinya: "Dan apabila mereka (orang-orang yang beriman) melintas di hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya."

Ayat 31

وَاِذَا انْقَلَبُوْٓا اِلٰٓى اَهْلِهِمُ انْقَلَبُوْا فَكِهِيْنَۖ

Wa iżangqalabū ilā ahlihimungqalabụ fakihīn.

Artinya: "Dan apabila kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira ria."

Ayat 32

وَاِذَا رَاَوْهُمْ قَالُوْٓا اِنَّ هٰٓؤُلَاۤءِ لَضَاۤلُّوْنَۙ

Wa iżā ra`auhum qālū inna hā`ulā`i laḍāllụn.

Artinya: "Dan apabila mereka melihat (orang-orang mukmin), mereka mengatakan, “Sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang sesat,"

Ayat 33

وَمَآ اُرْسِلُوْا عَلَيْهِمْ حٰفِظِيْنَۗ

Wa mā ursilụ 'alaihim ḥāfiẓīn.

Artinya: "Padahal (orang-orang yang berdosa itu), mereka tidak diutus sebagai penjaga (orang-orang mukmin)."

Ayat 34

فَالْيَوْمَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنَ الْكُفَّارِ يَضْحَكُوْنَۙ

Fal-yaumallażīna āmanụ minal-kuffāri yaḍ-ḥakụn.

Artinya: "Maka pada hari ini, orang-orang yang beriman yang menertawakan orang-orang kafir,"

Ayat 35

عَلَى الْاَرَاۤىِٕكِ يَنْظُرُوْنَۗ

'alal-arā`iki yanẓurụn.

Artinya: "mereka (duduk) di atas dipan-dipan melepas pandangan."

Ayat 36

هَلْ ثُوِّبَ الْكُفَّارُ مَا كَانُوْا يَفْعَلُوْنَ

Hal ṡuwwibal-kuffāru mā kānụ yaf'alụn.

Artinya: "Apakah orang-orang kafir itu diberi balasan (hukuman) terhadap apa yang telah mereka perbuat?"

2. Kandungan surat Al-Mutaffifin

ilustrasi mengaji (Unsplash/Rachid Oucharia)

Allah SWT mewahyukan Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad SAW sebagai kitab paling sempurna yang memuat petunjuk hidup hakiki. Termasuk dalam surat ini, banyak diulas mengenai perilaku orang-orang curang yang harus dihindari. Adapun beberapa pokok kandungan dalam surat Al-Mutaffifin, yaitu:

  • Surat Al-Mutaffifin menegaskan tentang ancaman bagi orang-orang yang melakukan kecurangan dengan mengambil hak orang lain dengan gemar mengurangi timbangan, takaran atau ukuran.
  • Menegaskan bahwa Allah SWT tidak menyukai kecurangan dan barang siapa yang gemar melakukannya, mereka bukanlah golongan mukmin. Sebagaimana disampaikan Abu Hurairah tentang kisah Rasulullah SAW yang mendapati makanan yang disembunyikan di tumpukan pakaian. “Siapa saja menipu (berbuat curang) maka dia bukan dari golonganku.” (HR. Muslim)
  • Menjelaskan tentang balasan bagi orang-orang kafir dengan siksaan neraka dan seruan untuk berlomba-lomba berbuat kebaikan.
  • Menerangkan bahwa setiap perbuatan buruk dicatat di dalam Sijjin, sementara kebaikan dicatat di dalam 'Illiyin. Keduanya merupakan kitab milik Allah SWT berisi amalan manusia semasa hidup.

Baca Juga: 5 Resiko Berperilaku Tidak Jujur, Yakin Masih Mau Melakukan?  

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya