TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Kebiasaan yang Hanya Dimiliki Orang Berkepribadian Tenang, Ikuti!

Salah satunya berani untuk berkata tidak

ilustrasi pria tersenyum (unsplash.com/LOGAN WEAVER)

Ada sebagian orang yang dilihatnya selalu ribet, gampang stres, panik, berantakan, sampai membuat orang yang melihatnya juga stres. Ada pula sebagian lagi, yang selalu tampak tenang.

Nah, pasti kamu mau jadi tipe orang yang tenang ini, kan? Itu bisa diatur, kok. Orang yang berkepribadian tenang, gak serta merta bisa seperti itu, lho. Melainkan hasil latihan dari berbagai kebiasaan yang dilakukannya sehari-hari. Seperti kebiasaan berikut ini. Yuk, ikuti!

1. Berekspektasi sewajarnya

ilustrasi wanita di depan laptop (unsplash.com/Surface)

Kamu memang gak boleh pesimis. Namun, terlalu berharap juga sebaiknya dihindari. Ekspektasi yang kelewat tinggi bisa menyebabkanmu sulit beradaptasi ketika mendapati kenyataan yang gak sesuai dengan harapan.

Dengan berekspektasi sewajarnya, kamu gak akan kaget kalau ternyata rencanamu yang sudah disusun dengan matang mengalami kendala. Mindset demikian akan membuatmu selalu siap dengan apa pun yang terjadi. Makanya, kamu bisa tenang!

Baca Juga: 5 Hal yang Harus Dipahami Agar Hidup Lebih Tenang, No Baper!

2. Bertanggung jawab atas tindakan, bukan hasil

ilustrasi di dalam perpustakaan (pexels.com/Malte Luk)

Selama menjalani hidup, sedikit sekali hal-hal yang bisa kamu kendalikan sepenuhnya. Selalu ada faktor x yang memberi hasil gak sesuai harapan.

Itulah kenapa orang yang tenang, bertanggung jawab terhadap tindakan yang dipilih, bukan pada hasil yang diraih. Karena kamu gak bisa mengontrol hasil. Misalnya, sebagai mahasiswa, kamu sudah belajar keras supaya ujian bernilai bagus. Meski begitu, tetap saja ada kemungkinan pertanyaan-pertanyaan yang kamu gak akan mengira bakal keluar.

Kalau fokusnya pada hasil, kondisi di atas pasti bikin kamu down. Namun, orang tenang yang fokus pada tindakan, gak merasa masalah jika ada pertanyaan yang gak bisa dijawab. Yang penting sudah berusaha.

3. Menerapkan The Joy of Missing Out (JOMO)

ilustrasi bangun tidur (pexels.com/cottonbro)

Kamu sudah berencana pulang kantor ini gak ke mana-mana karena badan udah lelah banget. Namun, pas ada teman mengajak hangout, kamu khawatir ketinggalan hal yang menyenangkan bersama mereka dan akhirnya ikutan.

Ada banyak orang yang memilih kesenangan sesaat karena mengalami Fear of Missing Out (FOMO). Hal ini kemudian membuatmu mengorbankan komitmen diri sendiri. Dan pilihan ini, yang kerap bikin hati gak tenang, karena tahu, kamu sudah mengambil keputusan keliru.

Sebaliknya, orang yang tenang justru menikmati The Joy of Missing Out (JOMO). Meski kamu melewati kesenangan hangout bersama teman-teman, tapi kamu puas karena berhasil mengambil keputusan yang tepat. Kamu sadar, kalau ikutan ngumpul, besoknya bakal mengantuk di tempat kerja karena kurang istirahat dan itu bisa membuat kamu tampak gak profesional.

4. Menerapkan batasan

ilustrasi rekan kerja (unsplash.com/Mimi Thian)

Umumnya, penyebab kamu senantiasa tertekan dan khawatir, disebabkan susah mengatakan tidak pada permintaan orang lain, yang mengakibatkan beban kerjamu berlebihan. Atau, khawatir membuat temanmu tersinggung, sehingga mengiyakan saja pendapatnya, meski opinimu berlawanan. Gak heran, hidupmu jadi jauh dari ketenangan.

Hidup akan tenang, apabila mulai sekarang, kamu membiasakan untuk menolak bertanggung jawab terhadap permasalahan orang lain. Ya, mungkin kamu akan merasa gak nyaman terhadap rasa kecewa atau marah mereka, akibat mengatakan tidak.

Ketidaknyamanan itu hanya sementara. Sementara keuntungan jangka panjangnya, hidup jadi terasa lebih lapang, karena kamu hanya harus bertanggung jawab terhadap permasalahanmu sendiri.

Baca Juga: 5 Aplikasi Konsultasi Kesehatan Mental yang Bikin Pikiran Tenang 

Verified Writer

L A L A

I fear not the man who has practiced 10,000 kicks once, but I fear the man who has practiced one kick 10,000 times (Bruce Lee)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya