TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Social Campaign Buktikan Hal Berharga Sejati Malah Jarang Disadari

Kamu bisa belajar memaknai hal sederhana

wweek.com

Kegiatan kampanye kelihatannya menjadi lebih populer belakang ini, terlebih karena  kehidupan manusia diiring dengan tekanan yang semakin kompleks. Banyak perusahaan kini berlomba membawa nama mereka ke dalam sebuah kegiatan kampanye yang dikemas lebih emosional dengan mengangkat isu-isu kemanusiaan. 

Tanpa kita sadari kegiatan kampanye yang dilakukan oleh berbagai perusahaan sedikit banyak telah menyinggung rasa kemanusiaan kita sebagai makhluk sosial. Beberapa isu yang diangkat oleh brand ini juga mungkin bisa menjadi perwakilan dari banyaknya isu sosial yang ternyata mampu menyadarkan kita tentang sebuah kehidupan lain yang tidak terlihat dan terpikirkan oleh kita.

1. Phone Booth "Hello Happiness"

twitter.com/Dina Naghi

Pada tahun 2014 silam Coca Cola melakukan kampanye dengan tagline "Hello Happiness" dan mencoba menciptakan sebuah bilik telepon untuk para buruh migran yang bekerja di Dubai. Bukan tanpa alasan Coca Cola mendirikan bilik telepon itu, potret para buruh yang rata-rata adalah lelaki menunjukkan wajah muram mereka. Meskipun terlihat sanggup bekerja di bawah sinar matahari, namun wajah mereka membuktikan ada rasa letih dan rindu pada keluarga.

Mereka sangat berharap bisa mendapatkan waktu yang lama untuk berbicara dengan keluarga mereka, namun hal itu tidak mudah untuk terpenuhi karena biaya telepon yang mahal. Maka dari situ Coca Cola membantu mereka untuk menghubungi keluarga mereka melalui phone booth yang hanya dibayar dengan satu tutup botol Coca Cola.

Kamu mungkin perlu belajar bersyukur dari hal ini karena orang-orang terdekatmu masih bisa menghubungimu, begitu pun denganmu walau dalam lingkungan yang jauh sekali pun.

2. The Best Men Can Be

medium.com

Gillete belakangan ini membangun kampanye terbarunya yaitu The Best Men Can Be. Melihat bahwa hingga kini laki-laki masih mendapatkan prejudice sebagai pembuat onar, pelaku pelecehan seksual, dan perundungan. Gillete mengatakan bahwa sudah saatnya kaum pria berhenti menyangkal stigma negatif itu karena kenyataannya masih terjadi dan bahkan lebih buruk seiring perkembangan zaman.

Namun Gillete juga mengatakan bahwa mereka percaya pria bisa melakukan hal yang baik juga, mengatakan dan bertindak secara benar, bisa melindungi kaum wanita dan berani melawan kekerasan. Seorang pria dewasa harus mampu menjadi contoh yang positif untuk anak laki-laki yang selalu memperhatikan dan mencomot apa yang dilakukan oleh orang-orang khususnya seorang pria dewasa yang akan serupa dengannya kelak.

Kamu boleh berandai jika itu adalah anak-anakmu, maka kamu juga pasti ingin menjadikannya seseorang yang tumbuh luar biasa ketika ia dewasa, bukan?

Baca Juga: 8 Pesan Tersembunyi tentang Isu Sosial dalam Film-film Disney

3. Real Beauty Sketches

katherineschwarzenegger.com

Kampanye yang dibangun oleh Dove hampir sebagian besarnya mengangkat makna tentang mencintai diri sendiri. Melalui "Dove Real Beauty Sketches" beberapa wanita diminta mendeskripsikan visual wajahnya kepada seorang pelukis yang tidak melihat wanita itu secara langsung. Kemudian beberapa orang asing diminta mendeskripsikan wanita yang sama kepada pelukis tersebut.

Ternyata hasilnya mengejutkan, seakan menggambarkan kepribadian umum wanita yang selalu tidak percaya diri dengan fisiknya, sebagian dari wanita itu mendeskripsikan dirinya lebih buruk dibandingkan apa yang orang lain lihat dan deskripsikan.

Maka barangkali kamu juga masih sering menganggap dirimu tidak lebih baik dari orang lain, sudah saatnya kamu berhenti karena orang pertama yang harus mencintaimu lebih dulu adalah kamu sendiri. Sadari bahwa kecantikanmu unik dan kamu layak berkembang bukan hanya karena kecantikanmu saja.

4. Love Has No Labels

etapes.com

Salah satu kampanye yang dimiliki Ad Council adalah Love Has No Labels. Dari judulnya teman-teman sebetulnya sudah bisa mengira makna yang ingin disampaikan. Mudahnya dari keseluruhan makna yang mengatakan bahwa cinta tidak memiliki label apa pun, maka juga termasuk di dalamnya cinta tanpa embel-embel gender, agama, negara, ras, dan suku.

Di dalam video singkatnya, dilihatkan bayangan dua orang yang saling berpelukan, jika kalian hanya menilai dua orang itu adalah lelaki dan perempuan, maka kalian harus belajar memaknai kembali tentang cinta ya, karena kasih sayang tanpa imbalan tidak terbatas pada segi apa pun.

Baca Juga: 38 Kampanye Jenius Ini Memotret Isu Sosial di Sekitar Kita dan Menggerakkan Siapa Saja yang Melihatnya

Writer

Lauren

Figure out exactly what you want. It never too late.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya