TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Awal Menulis, 7 Alasan Ini Sering Jadi Penyebab Artikelmu Direject

Belajar dari kesalahan ini, yuk!

pixabay.com/JESHOOTS-com

Hai guys, di momen work from home ini menulis artikel di IDN Times bisa jadi pilihan kamu ya. Kamu juga bisa redeem point yang bisa nambah uang jajan kamu. Nah, namun ada sebagian dari kita yang merasa, kenapa sih artikel pending terus atau bahkan di-reject oleh editor?

Nah, berikut 7 alasan artikel kamu di-reject, yang bakal kamu sering alami di awal karier menulismu. Let's check the point.

1. Tidak memenuhi syarat listicle

pixabay.com/StartupStockPhotos

Biasanya saat kita pertama kali menulis, kita terlalu excited, kemudian lupa membaca panduan menulis artikel IDN Times. Wajar saja kok. Nah, yang wajib kamu tau bahwa untuk artikel format listicle, yang paling beken di IDN Times, itu memerlukan minimal 5 poin sub judul.

Jadi, penuhi kriteria ini dulu ya. Dan jangan lupa menggunakan add section setiap sub judulnya. Jangan di gabung dalam 1 kolom. 

Baca Juga: 5 Cara Menentukan Judul Artikel Kece dan Gak Bikin Editor Jenuh

2. Sumber gambar yang tidak sesuai dengan persyaratan

pixabay.com/un-perfekt

Biasanya bagi penulis pemula, gambar ilustrasi ini jadi hal yang mudah sekaligus jadi hal yang sulit jika kamu tidak menemukan gambar yang sesuai dengan sub judul kamu. Sekali menemukan, sumbernya dari blog atau website media lain. Dan kesalahan lainnya adalah kamu menggunakan gambar yang tidak HD alias blur atau pecah. Ini sudah autoreject pastinya sama editor.

Sebenarnya, untuk gambar yang paling aman adalah menggunakan Pixabay, Pexels, ataupun Unsplash karena gratis dan bisa digunakan siapa saja.

3. Artikel serupa sudah pernah terbit

pexels.com/Startup Stock Photos

Nah, ini juga sering banget terjadi. Mungkin kamu memang gak berniat untuk memplagiasi, namun ternyata topik serupa sudah pernah ditulis oleh penulis lain. Jadi untuk amannya, kamu perlu mencari inti artikel yang hendak kamu tulis di pencarian artikel IDN Times, untuk memastikan artikel kamu belum pernah ditulis sebelumnya.

4. Pembahasan kurang menjelaskan sub judul dan tidak ada kalimat penutup

pixabay.com/lukasbieri

Biasanya alasan lain yang sering adalah pembahasan tidak mendukung sub judulnya. Buatlah kalimat pendukung yang tidak terlalu panjang, namun tetap menerangkan maksud sub judul. Serta jangan lupa untuk kalimat penutup atau kesimpulan dari manfaat pembahasan artikelmu di akhir pembahasan. 

5. Sub judul tidak menambah wawasan baru

pixabay.com/MabelAmber

Alasan lainnya adalah sub judul tidak memberikan wawasan baru, serta sudah terlalu umum. Artinya pembaca tanpa membaca artikelmu pun sudah tahu tentang manfaat atau cara melakukan topik yang kamu bahas. Jadi, olah lagi kreativitasmu dalam menentukan topik dan poin-poin tulisannya biar antimainstream!

6. Banyak typo ​​​​​​​alias saltik dalam penulisan dan ejaan yang kurang benar

pixabay.com/StockSnap

Mungkin kita bisa bilang, masak typo aja di-reject? Kenapa gak dibantu buat dibenerin? Guys, kalian tau bukan penulis IDN Times itu banyak banget. Kalau editor disuruh memperbaiki typo kamu yang banyak ditambah ejaan yang banyak salah, gimana penulis lain yang juga mengharapkan artikelnya cepat publish? Jadi pastikan penulisan dan ejaan sudah benar sebelum kamu submit.

Baca Juga: Artikelmu Sering Ditolak oleh Editor IDN Times? Lakukan 5 Hal Ini

Verified Writer

Laurensius Aldiron

Seorang pegawai kantoran pada umumnya, yang memilih menulis untuk mengeluarkan opini yang tak bisa disampaikan secara langsung..

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya