TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Pikiran Penghambat Ini Perlu Dibuang Jika Kamu Serius Jadi Penulis

Biar menulis gak sekadar wacana

pixabay.com/JESHOOTS-com

Di zaman modern ini, rasanya semua platform sudah tersedia dan kita bebas jadi mau apapun yang kita cita-citakan. Kamu bisa sukses dan memiliki banyak penggemar walau bukan artis, melalui YouTube. 

Sama halnya dengan hal tulis menulis. Kamu gak perlu ngirim lewat pak pos lagi, tinggal download aplikasi IDN Times dan kamu bisa menulis kapanpun dan di mana pun, asal ada internet. Namun, seringkali pemikiran ini muncul dan menghambat niat kamu yang sudah terpikirkan. Apa aja itu? Let's check the point.

1. Bingung mau nulis apa

pixabay.com/lukasbieri

Ini adalah alasan umum yang sering diucapkan oleh seorang yang sangat penasaran dengan IDN Times, namun gak kunjung mulai karena bingung mau nulis apa. Sebenarnya di IDN Times kamu bisa menulis apa pun, termasuk pengalaman pribadi kamu sekaligus. Asalkan kamu mengikuti format yang sudah ditentukan. 

Poinnya cuma itu, mengikuti format dan peraturan penulisan di IDN Times. Cobalah megirim 1 atau 2 artikel. Tidak terbit dan pending terus? No problem, toh kamu juga gak rugi. Terus tebar benih, maka dari ribuan itu pasti ada yang tumbuh, jika kamu sabar dan tetap memberikan benih yang baik.

Baca Juga: 5 Mindset yang Harus Ditanamkan Saat Artikelmu Masuk Revisi Editor

2. Malas melalui proses editing by editor

pixabay.com/fsHH

Gak bisa dimungkiri, proses editing by editor itu merupakan proses final setelah kamu selesai membuat sebuah artikel. Biasanya proses ini jugalah yang membuat frustrasi banyak orang karena lamanya proses tersebut. Sebenarnya lama atau tidak tergantung dari topik dan judul kamu, ngikutin berita terkini atau tidak. 

Kebanyakan orang hanya mengira artikel terbit karena kemauan kita. Mereka langsung ciut nyalinya ketika mendengar bahwa editorlah yang berhak menerbitkan sebuah artikel. Hayo, siapa yang punya teman yang suka nulis tapi takut sama editor?

3. Insecure dengan penulis lain yang lebih lama bergabung

Dok.pribadi/Laurensius Aldiron

Yang namanya senior yang aktif nulis, pasti jumlah artikel, viewers dan followers-nya lebih banyak daripada kamu. Kamu gak perlu membandingkan diri dengan mereka yang sudah senior karena akan capek sendiri. Bagaimana kamu bisa mengejar mereka dengan waktu yang cepat?

Daripada insecure, lebih baik kamu merenung, nonton video, atau baca artikel, untuk jadi bahan tulisan baru kamu di IDN Times. Insecure hanya membuat mimpimu jadi semakin jauh dan terasa gak mungkin. 

4. Berapa penghasilannya jadi penulis?

pixabay.com/Tumisu

Gaji kadang memang jadi tolok ukur kerja keras seseorang. Sama juga dengan para calon penulis yang kaget ketika 100 views dapat 1 poin, dan baru bisa diuangkan setelah 2500 poin. Lah, mau sampai kapan ya tercapai?

Kalau begitu ubah dong, mindset-nya. Jangan kejar viewers-nya aja, namun juga kejar seberapa banyak artikel yang bisa terbit, biar kamu bisa ikut poin yang ada di setiap bulannya. Jadi, kan kamu tetap bisa membawa pulang 1500 poin atau bahkan lebih jika artikel kamu sering terbit.

Baca Juga: 5 Sikap yang Harus Dihindari Saat Baru Mulai Menulis Artikel 

Verified Writer

Laurensius Aldiron

Seorang pegawai kantoran pada umumnya, yang memilih menulis untuk mengeluarkan opini yang tak bisa disampaikan secara langsung..

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya