Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Bagi kita yang terbiasa hidup hemat, kebiasaan orang lain berbelanja barang-barang mahal dapat membuat kita merasa terusik. Kadang, kita malah sampai berburuk sangka padanya.
Mulai dari mempertanyakan sumber penghasilannya sampai serta-merta mengecapnya pemboros dan cuma memperturutkan gengsi. Padahal, boleh jadi kenyataannya sama sekali tak seperti itu.
Bahkan bukan tidak mungkin, kita yang saat ini selalu memilih barang dengan harga lebih miring, suatu saat juga akan memilih barang yang lebih mahal. Daripada berburuk sangka, ayo coba kita pahami penyebab di balik pilihan mereka dalam berbelanja.
1. Pengalaman menunjukkan ada harga, ada rupa dan kualitas
ilustrasi melihat belanjaan (pexels.com/tim-douglas) Pengalaman ini barangkali tidak berlaku untuk semua orang, termasuk kita sendiri. Kita cukup sering membeli barang dengan harga lebih miring dan kualitasnya tetap bagus.
Akan tetapi tidak dapat dimungkiri, harga biasanya memang berbanding lurus dengan rupa dan kualitas barangnya, kan? Terlebih jika kita tidak terlalu cermat ketika memilih atau hanya membeli secara online sehingga tak melihatnya secara langsung.
2. Menghindari trik penipuan
ilustrasi setelah berbelanja (pexels.com/max-fischer) Telah menjadi pengetahuan banyak orang bahwa salah satu trik paling klasik dalam aksi-aksi penipuan ialah dengan menawarkan harga semurah mungkin. Setelah kita membayar, barangnya tidak dikirim atau barangnya berbeda sekali dari yang dijanjikan.
Sekalipun bukan jaminan, harga yang mahal biasanya menunjukkan keaslian produk. Oleh karenanya, selain menghindari penipuan, orang yang memilih barang berharga mahal sebenarnya juga dalam rangka berhemat. Daripada kena tipu dan uang melayang sia-sia, kan?
Baca Juga: 5 Tips Puas Belanja Online agar Gak Tertipu Foto Katalog
3. Agar bila dijual lagi, harganya tak terlalu jatuh
ilustrasi memilih sepatu (pexels.com/alexandra-maria-58259) Bila harga suatu barang sudah murah sekali saat kita membelinya, kemungkinan besar barang itu tak lagi memiliki nilai jual ketika telah menjadi barang bekas. Siapa sih, yang mau membeli barang bekas tanpa merek ternama dengan harga lumayan tinggi?
Inilah sebabnya, orang-orang yang tak pernah lama menggunakan suatu barang karena cepat bosan bakal lebih suka membeli barang mahal dan bermerek. Mereka bisa menjualnya lagi tanpa terlalu rugi atau malah untung kalau barang itu diproduksi secara terbatas.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
4. Kalau semua orang mengincar harga murah, siapa yang akan membeli barang yang mahal?
ilustrasi memilih pakaian (pexels.com/sam-lion) Semua produk sebenarnya dibuat dengan mempertimbangkan pasar masing-masing. Maka adanya orang-orang yang tetap lebih menyukai barang mahal ketimbang barang murah juga patut diapresiasi.
Mereka memberikan pemasukan untuk produsen dan seluruh orang yang mendistribusikan produk itu. Bayangkan seumpama semua orang hanya mau membeli barang murah. Roda perekonomian justru tidak berjalan dengan baik, kan?
5. Bila sudah menyukai barangnya, berapa pun harganya bukan masalah
ilustrasi menyukai produk yang dipajang (pexels.com/olly) Artinya, mereka yang bertipe seperti ini tidak berfokus pada harga suatu barang yang hendak dibeli. Mau murah atau mahal, yang penting mereka menyukainya. Bila suka dan harganya kebetulan murah, tentu lebih baik.
Akan tetapi kalau harganya mahal, sejauh mereka mampu juga bukan masalah. Mereka tidak mau berpindah ke produk lain yang lebih murah, tetapi tidak sesuai dengan seleranya. Nah, jika prinsip mereka dalam berbelanja saja sesimpel ini, ngapain kita meributkannya?
Baca Juga: 5 Tips Belanja Pakaian Bekas Online, biar Gak Kena Tipu!