TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Alasan Jaga Jarak dari Teman yang Menghina Kondisi Ekonomi

Jauhi orang-orang yang gak tulus padamu

ilustrasi dua pria (pexels.com/William Fortunato)

Tentu semua orang punya salah, tak terkecuali kawan-kawan yang setiap hari berinteraksi denganmu. Telah menjadi tugasmu sebagai manusia yang baik untuk mampu memaafkan mereka. Sebesar apa pun kesalahan mereka padamu, kemampuanmu memaafkan harus lebih besar lagi.

Meski begitu, setelah memaafkan tidak berarti setiap orang dapat disikapi dengan cara yang sama. Pada sebagian besarnya, dirimu bisa kembali berhubungan seakan-akan kesalahan itu tak pernah terjadi. Namun, teman yang kesalahannya adalah mengejek kondisi finansialmu yang pas-pasan sebaiknya tidak lagi memperoleh tempat terdekat dalam kehidupan pertemananmu.

Jangan merasa harus kembali akrab dengannya walau pada prinsipnya dirimu telah memaafkannya. Berikut alasan jaga jarak dari teman yang menghina ekonomi dan jangan mengharapkan ketulusannya dalam pertemanan kalian. Kamu tidak boleh mendendam, tapi wajib sangat berhati-hati padanya.

1. Dia bukan teman sejati

ilustrasi dua perempuan (pexels.com/Tim Douglas)

Teman sejati tidak akan tega mempersoalkan kemampuan finansialmu yang gak setinggi mereka. Jangankan mengejek, menanyakan gaji atau memintamu iuran buat suatu keperluan saja mereka tak melakukannya dengan sembarangan. Kalau seseorang secara terang-terangan sudah menghinamu soal materi, rasa pertemanannya padamu lebih tipis dari kulit ari.

Mengapa begitu? Sebab orang yang sama sekali gak mengenalmu pun sangat jarang mengejekmu tentang hal ini. Hampir semua orang tahu bahwa kemampuan ekonomi tiap individu berbeda-beda, ini topik yang sensitif, dan mereka harus saling menjaga perkataan serta perasaan. Kawan yang sampai hati menghinamu tak ubahnya tokoh jahat dalam cerita.

Baca Juga: 5 Kebiasaan Healing yang Salah, Temukan Akar Masalahnya

2. Saat ekonomimu makin baik, dia bakal menjadi penjilat

ilustrasi dua perempuan (pexels.com/Gustavo Fring)

Hari ini dia menghinamu lebih dari sekali terkait kondisi ekonomimu yang di bawahnya. Tapi beberapa tahun lagi ketika kesejahteraanmu terus meningkat, ia akan menunjukkan perubahan sikap secara drastis. Dia tidak lagi mengejek melainkan justru mendekatimu dan begitu kerap berkata-kata manis.

Awas, jangan terkecoh oleh sikapnya ini. Seseorang yang sejak awal sudah menilaimu hanya dari ada atau tidaknya tumpukan materi selamanya bakal menjadikannya sebagai ukuran dalam pertemanan. Jika kamu tidak mau suatu saat kembali terluka karena kali ini ia memanfaatkanmu saja, lebih baik jaga jarak sejak sekarang.

3. Atau dengki dan berkata buruk tentang kekayaanmu

ilustrasi dua pria (pexels.com/Armin Rimoldi)

Reaksi lain setelah ia melihat betapa kayanya dirimu suatu saat nanti adalah menunjukkan ketidaksukaan. Siapa yang menyangka orang yang selama ini diolok-oloknya malah bisa hidup mapan bahkan melebihi dirinya? Pasti ada rasa malu berat bahkan bila kamu sama sekali gak membalas perbuatannya dengan hinaan pula.

Bukannya menyadari kesalahannya di masa lalu dan berubah menjadi pribadi yang lebih baik, ia justru akan mengatakan hal-hal buruk tentangmu dan kekayaanmu. Misalnya, dirimu memperolehnya dengan cara-cara yang gak baik. Atau, ia berusaha meyakinkan semua orang bahwa sebentar lagi kamu bakal bangkrut dan kembali atau bahkan lebih miskin daripada dulu.

4. Ia lebih menghargai simbol-simbol kekayaan daripada kepribadianmu

ilustrasi dua pria (pexels.com/Budgeron Bach)

Gadget baru, mobil, tempat nongkrong yang berkelas, segala barang bermerek, dan foto-foto makanan mahal lebih penting baginya dalam menilai teman daripada kepribadianmu. Selama kamu masih miskin di matanya, dia sama sekali tidak menaruh respek padamu. Sekalipun dirimu selalu baik padanya, itu tak termasuk sesuatu yang dihargainya.

Jika itu maunya, untuk apa kamu berusaha mendekatinya? Garis bawahi bahwa menurut standarnya mengenai orang yang pantas dijadikan kawan, dirimu gak termasuk di dalamnya. Lebih baik kamu menyingkir dan membentuk pertemanan yang lebih sehat dengan orang-orang yang mampu menghargai kualitas dirimu.

5. Sama sekali tidak menghormati pekerjaanmu

ilustrasi dua perempuan (pexels.com/Gary Barnes)

Kondisi ekonomi selalu berkaitan dengan pekerjaan jika kamu sudah bekerja. Setiap lembar uangmu dihasilkan dari melakoni pekerjaan tersebut. Oleh karena itu, bila dia mengejek kemampuan finansialmu bermakna ia juga mengolok-olok pekerjaan yang selama ini digeluti.

Padahal, pekerjaan bukan sekadar aktivitas yang kamu lakukan setiap hari selama sekian tahun. Melalui pekerjaan itu, dirimu mencurahkan seluruh kemampuan terbaikmu bahkan passion-mu. Pekerjaan juga menjadi bagian dari identitasmu setelah dewasa. Maka sesungguhnya, ia menghina seluruh aspek dalam hidupmu.

6. Bisa bikin kamu sangat down

ilustrasi tiga teman (pexels.com/Keira Burton)

Ada dua hinaan yang sangat menghancurkan mental. Pertama, ejekan terkait kondisi fisik. Kedua, olok-olok seputar kemampuan finansial. Maka manusiawi jika kamu langsung merasa down setelah dihina terkait isi dompetmu.

Nanti perasaan yang amat buruk itu memang bisa berubah menjadi motivasi untukmu mengejar kesuksesan finansial. Namun, kalau dirimu terlalu terpuruk boleh jadi semangatmu dalam bekerja menjadi drop. Bahkan kamu merasa gak pantas punya mimpi apa pun di masa depan sebab tidak punya modal finansial yang cukup untuk mewujudkannya.

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya