TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan Orang Gak Suka Pekerjaannya Terlalu Disorot dalam Percakapan

Kalau tidak diremehkan, pasti terlalu dipuji

ilustrasi percakapan (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Begitu seseorang yang telah lulus kuliah, topik pekerjaan biasanya selalu mengisi percakapan. Walaupun dia tidak tertarik, sulit buat menghindarinya ketika orang lain terus menanyakan dan mengajaknya membahasnya. Saat berkunjung ke rumah saudara, misalnya, tuan rumah tak henti-hentinya mengangkat topik ini.

Rasa tidak nyamannya tak selalu disebabkan statusnya yang masih menganggur. Ia telah bekerja pun, topik ini bisa tetap kurang menyenangkan untuknya. Dia gak mau membicarakannya lebih jauh karena lima alasan berikut.

1. Di mana pun dan kapan pun jadi membahas pekerjaan

ilustrasi percakapan (pexels.com/Matheus Bertelli)

Rasanya pasti membosankan buat seseorang yang sudah setiap hari bergelut dengan pekerjaan tersebut. Orang lain barangkali cuma penasaran dengan pekerjaannya. Namun, dia merasa muak membahasnya lagi dan lagi baik di dalam maupun luar kantor.

Orang yang sudah penat dengan segala hal terkait pekerjaan tentu ingin membahas hal-hal lain yang lebih menyenangkan. Contohnya, kabar masing-masing, hobi, dan berbagai acara menarik. Topik-topik selain pekerjaan bikin pikiran kembali fresh.

Baca Juga: 5 Tanda Kamu Harus Segera Cari Pekerjaan Baru

2. Orang-orang hanya kepo tentang penghasilannya

ilustrasi pertemuan (pexels.com/Oleksandr Pidvalnyi)

Apa yang sesungguhnya orang cari dari terus membicarakan pekerjaan orang lain? Apakah mereka benar-benar peduli dengan pekerjaan yang dilakoninya? Ternyata tidak.

Tak sedikit dari orang-orang yang hobi menyoroti pekerjaan orang lain cuma ingin tahu soal penghasilannya. Kemudian pendapatan itu dijadikan standar kesuksesan atau dibandingkan dengan penghasilannya sendiri. Hal-hal seperti ini bisa bikin orang risi.

3. Gak enak dengan orang lain yang pekerjaannya dianggap biasa saja

ilustrasi percakapan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Dalam pertemuan keluarga misalnya, kedatangannya diistimewakan hanya karena pekerjaannya dianggap keren. Sementara itu, anggota keluarga yang lain diperlakukan biasa saja lantaran pekerjaannya dipandang kurang berkelas. Tidak semua orang senang dengan perbedaan sikap begini.

Meski sepertinya dia diuntungkan oleh jenis pekerjaannya, pasti ada rasa tak enak pada saudara-saudara yang lain. Di dalam keluarga sendiri seolah-olah ada kasta. Sesama saudara pun menjadi sulit membaur.

4. Merusak konsentrasinya dalam bekerja

ilustrasi fokus bekerja (pexels.com/ArtHouse Studio)

Sebagian orang membutuhkan konsentrasi yang lebih tinggi agar bisa bekerja dengan baik. Perhatian orang yang terlalu besar pada pekerjaannya tidak meningkatkan semangat maupun kinerjanya. Itu malah dapat merusak fokusnya.

Terutama kalau sorotan tersebut membuatnya agak jemawa. Kian hari ia kian kesulitan untuk belajar lebih banyak dan meningkatkan kompetensinya dalam pekerjaan. Gara-gara pujian orang, tanpa sadar dia merasa sudah sangat hebat di bidang itu.

Baca Juga: 5 Tips Menjaga Keseimbangan Antara Pekerjaan dan Kuliah

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya