TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan Orang Memblokir Nomor Tetangga, Putus Silaturahmi?

Salah satu cara menghindari orang toksik

ilustrasi menggunakan smartphone (pexels.com/Anete Lusina)

Tindakan memblokir nomor tetangga terbilang sangat berani. Tetangga yang tahu nomornya sampai diblokir pasti akan tersinggung. Namun, memblokirnya terkadang juga menjadi langkah terbaik demi kedamaian hidup sendiri.

Mesti ada alasan orang memblokir nomor. Kalau belum sangat terpaksa, jangan lakukan hal ini karena dapat menghancurkan hubungan. Sebaliknya, keputusan memblokir nomor tetangga juga dapat didorong oleh hubungan yang kadung rusak atau gak nyaman.

Menutup akses tetangga ke nomor kita bisa dilakukan sementara maupun selamanya. Blokir bisa dibuka jika seseorang sudah merasa siap buat kembali berinteraksi dengan tetangganya. Berikut ini hal-hal yang dapat mendorong orang sampai melakukan pemblokiran.

1. Merasa kehidupannya dimata-matai

ilustrasi menggunakan smartphone (pexels.com/ArtHouse Studio)

Memblokir nomor tetangga memang tidak menghentikan kesukaannya memata-matai kehidupan orang lain. Ia dapat terus melakukannya secara langsung dengan mengamati aktivitas kita saat di sekitar rumah. Namun, memblokir nomornya mengurangi keleluasaannya dalam mencari informasi tentang kehidupan kita.

Setidaknya, dia gak bisa lagi melihat status WA kita. Kita menjadi lebih bebas dalam mengunggah berbagai momen termasuk dengan teman-teman yang kerap menimbulkan kecurigaannya. Semua orang tetap memerlukan rasa nyaman sehingga mengurangi akses mata-mata dianggap perlu.

Beda lho, antara orang yang melihat status WA tetangga sekadar buat mengisi waktu dengan memata-matai. Orang yang memata-matai kehidupan kita biasanya punya perasaan yang kurang baik. Hasil pengamatannya atas keseharian kita dipakainya untuk menjelek-jelekkan.

2. Ada masalah serius yang bikin malas berkomunikasi

ilustrasi menggunakan smartphone (pexels.com/cottonbro studio)

Makin rapat jarak rumah-rumah di suatu lingkungan, potensi gesekannya juga makin besar. Apa saja bisa menjadi masalah dan kerap kali ditanggapi dengan emosi yang luar biasa. Jika persoalannya terbilang sepele, seseorang tentu gak merasa perlu menggunakan fitur blokir.

Ia masih mau berbicara dengan orang yang tengah ada masalah dengannya. Akan tetapi bila persoalannya berat, seseorang menjadi malas dihubungi. Misalnya, percakapan teks dari tetangga selalu penuh kemarahan.

Begitu teleponnya diangkat, tetangganya berbicara dengan nada tinggi bahkan kata-katanya kasar. Bila komunikasi dilanjutkan, pasti mereka cekcok. Orang yang telah capek dengan kejadian seperti ini akhirnya memutuskan buat memblokir nomor tetangga demi ketenangannya.

Baca Juga: 6 Hal yang Jangan Ditanyakan saat Awal PDKT, Auto Blacklist!

3. Saling sindir lewat status WA

ilustrasi menggunakan smartphone (pexels.com/Александр)

Sekarang orang lebih mudah kehilangan kontrol karena bisa mengunggah apa pun dengan mudah. Kesukaan ini tambah tinggi dengan munculnya rasa senang apabila unggahan dilihat oleh banyak orang. Sampai-sampai tanpa sadar beberapa orang menjadi begitu caper alias selalu menuntut perhatian dari orang lain.

Apalagi ketika seseorang ada masalah dengan tetangga, keinginan buat menyindir makin besar. Harapannya, tetangga itu membacanya dan menjadi kesal. Tujuan lainnya adalah tetangga yang lain merasa penasaran, merespons status tersebut, lalu ia memperoleh dukungan.

Situasi seperti ini tentu gak nyaman bagi orang yang terus disindir melalui status WA. Daripada membacanya bikin emosi terpancing, mending memblokirnya. Di sisi lain, bisa pula tetangga yang gemar menyindir melalui status WA yang terlebih dahulu melakukan pemblokiran.

Ia ingin meluapkan unek-uneknya melalui status WA, tetapi masih ada rasa takut bila dibaca oleh lawannya. Maksudnya memblokir nomor tetangga cuma biar dia lebih bebas mengunggah status yang mewakili perasaannya. Walaupun begitu, ia tetap agak cemas kalau-kalau tetangga yang lain memberitahukan status tersebut pada orang yang disindirnya.

4. Dikejar-kejar bayar utang atau malas kasih pinjaman

ilustrasi menggunakan smartphone (pexels.com/Edmond Dantès)

Persoalan utang memang bisa begitu rumit. Orang yang utangnya banyak dan gak sesuai dengan kemampuannya dalam membayar biasanya bakal menghindari tetangga yang berusaha menagihnya. Segala cara dilakukan supaya tetangga kesulitan menghubunginya.

Nomor tetangga pun diblokirnya. Meski tetangga juga bisa mendatangi rumahnya, tetapi setidaknya ia tak perlu lagi menghadapi teror melalui telepon atau pesan. Selain orang yang susah ketika ditagih utang, pribadi yang telah capek terus dimintai pinjaman pun dapat melakukan hal serupa.

Dia risi pada tetangga yang gak bisa berhenti menghubunginya saban membutuhkan uang. Ia mungkin sudah berusaha menolak dan memberikan penjelasan, tetapi tetap saja didesak. Pusing terus diandalkan dalam hal keuangan, dia memilih buat menghindar dengan memblokir nomor pencari pinjaman.

Baca Juga: 4 Tipe Gebetan Online yang Perlu Masuk Daftar Blacklist, Cepat Blokir!

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya