TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan untuk Tidak Perlu Terlalu Bersedih karena Sesuatu

Kadang kita malah sedih buat hal yang baik

ilustrasi perempuan bersedih (pexels.com/Karyme França)

Tak ada seorang pun yang hatinya senang terus. Sebagai manusia, wajar apabila kita terkadang bersedih karena sesuatu. Walau begitu, kita perlu mencegah diri larut dalam kesedihan tanpa batas.

Apa pun penyebab dari kesedihan tersebut, membiarkan perasaan negatif terus menguasai akan berdampak buruk bagi kita. Yuk, belajar sedih secukupnya saja terkait apa pun dengan memahami lima hal di bawah ini. Waktunya mengubah raut murung menjadi senyuman.

1. Sedih bukan cuma soal perasaan, tapi juga bisa menumbangkan kesehatan

ilustrasi jatuh sakit (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Yang sedih perasaan kita, tetapi akibatnya dapat sampai ke mana-mana. Kesedihan mendalam pasti akan memengaruhi kesehatan fisik kita. Jenis penyakit yang sulit diobati hanya dengan resep dokter. 

Dan bila kita sudah sakit, seluruh aktivitas menjadi terhambat. Sembuhkan dulu kesedihan mendalam tersebut, maka kesehatan kita juga bakal pulih dengan sendirinya. Beban di hati ini harus segera diangkat. 

Baca Juga: 5 Hal yang Perlu Kamu Ingat Saat Sedih, Jangan Berlarut!

2. Bersedihlah karena sesuatu, berbahagialah buat hal-hal lainnya

ilustrasi perempuan bahagia (pexels.com/Roberto Hund)

Kehidupan kita tidak pernah tersusun hanya oleh satu hal. Sama seperti sebuah dinding, ada banyak sekali bata yang menyusunnya. Penyebab kesedihan kita hanyalah salah satunya.

Contoh paling gampang, sedih karena putus cinta. Bukankah di luar urusan asmara kita masih punya banyak hal baik dalam kehidupan yang perlu dirayakan? Pekerjaan yang memberikan penghasilan memuaskan, teman-teman yang seru, tubuh yang sehat, dan sebagainya.

3. Kadang kita justru bersedih buat sesuatu yang sebenarnya baik untuk diri

ilustrasi perempuan murung di depan cermin (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Melanjutkan contoh pada poin sebelumnya. Kita sedih karena ditinggalkan oleh kekasih. Pertanyaannya, dia itu kekasih yang seperti apa? Apakah ia benar-benar memperlakukan kita dengan baik selama menjalin hubungan?

Kalau kita bahkan kerap menderita saat bersamanya, buat apa terus bersedih setelah dia pergi? Berpisah darinya sesungguhnya baik untuk diri kita.  Sedih sebentar masih merupakan reaksi yang wajar karena kita tentu mengharapkan hubungan yang langgeng.

Setiap ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan adalah luka, itu benar. Namun, sedih berkepanjangan menjadi tak masuk akal mengingat kehidupan kita bakal menjadi lebih buruk apabila hubungan itu diteruskan.

4. Kapan pun merasa perlu, kita dapat membicarakannya dengan siapa saja

ilustrasi menelepon (pexels.com/Ron Lach)

Ada banyak sekali orang di sekitar kita. Masa kita tidak mampu memilih barang satu atau dua orang saja di antara mereka untuk menjadi teman bercerita? Padahal cukup dengan bercerita, kita akan merasa lebih baik.

Kesedihan mungkin tetap ada, tidak menguap seketika. Akan tetapi, rasanya tak lagi menyesaki dada. Orang yang tepat selalu mampu membuat kita memandang suatu peristiwa dengan lebih jernih.

Baca Juga: 5 Alasan untuk Gak Terlalu Bersedih meski Bukan Kebanggaan Keluarga

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya