TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Cara Salah Mengartikan Kesuksesan, Cuma Bikin Kamu Stres 

#IDNTimesLife Gak harus begini juga, kan?  

Unsplash.com/techninja42

Mumpung masih muda, kita memang perlu mengejar kesuksesan. Biar di masa tua nanti kita tinggal menikmati hasilnya. Bukan malah tenggelam dalam penyesalan karena terlalu banyak waktu di masa muda yang terbuang sia-sia. Tetapi sembarangan mengejar kesuksesan juga bisa menyesatkan lho.

Mengejar kesuksesan yang gak jelas patokannya akan membuat kita seperti harus terus berlari tanpa pernah tahu letak garis akhirnya. Biar kamu gak cuma merasakan capeknya, hindari 6 cara salah mengartikan kesuksesan seperti di bawah ini.

1. Sukses berarti kaya raya, hartanya gak habis untuk tujuh turunan 

Unsplash.com/liferondeau

Duh, baru membaca judulnya saja sudah terasa berat banget, ya? Terlebih saat kamu benar-benar harus memulainya dari nol. Gak ada warisan, yang ada kamu harus mengumpulkan serupiah demi serupiah. Bukan hendak menyurutkan semangatmu.

Tentu saja memulai dari nol pun bisa sukses. Namun gak perlu mewajibkan diri untuk jadi miliuner. Kamu sudah bisa menghidupi diri sendiri dan yang menjadi tanggunganmu, masih bisa menabung, bisa membantu orang yang membutuhkan, dan gak punya utang juga sudah luar biasa kok.

2. Sukses berarti selalu menjadi nomor satu 

Unsplash.com/zvandrei

Sederhananya, kalau sukses berarti selalu menjadi nomor satu, untuk apa ada nomor-nomor yang lain? Apakah nomor-nomor itu hanya untuk ditempati orang selain kamu? Bagaimana jika mereka juga punya definisi sukses yang sama denganmu?

Lagi pula, banyak hal dalam hidup ini gak bisa disamakan dengan perlombaan yang jelas siapa juara 1, 2, dan 3. Jadi kalau kamu mengartikan kesuksesan sebagai selalu menjadi nomor satu, bagaimana kamu akan mengukurnya? Belum apa-apa, kamu sudah ribet sendiri.

Baca Juga: 5 Cara Sederhana untuk Mengembalikan Semangat Hidup yang Telah Hilang

3. Sukses adalah titik ketika kamu sudah gak menginginkan apa-apa lagi 

Unsplash.com/nseylubangi

Kok malah jadi terkesan kayak gak punya semangat hidup, ya? Paham sih, mungkin yang kamu inginkan adalah memiliki segalanya sehingga gak ada lagi keinginan yang lain. Sayangnya, manusia itu diciptakan dengan sifat selalu punya keinginan lebih.

Pun gak mungkin seisi dunia bisa kamu miliki, kan? Kalau kamu menerapkan standar kesuksesan seperti ini, dijamin kesuksesan selalu jauh sekali darimu. Jadi, lebih manusiawi saja deh. Punya keinginan itu wajar, tetapi juga harus tahu kapan waktunya untuk merasa cukup.

4. Sukses sama dengan popularitas 

Unsplash.com/twshepherd

Pemaknaan sukses yang seperti ini besar kemungkinan timbul karena kamu cuma membayangkan enaknya jadi orang yang populer. Pasti hidupnya penuh dengan pujian dari orang lain, selalu dikagumi.

Padahal bersama banyaknya orang yang kagum, pasti gak sedikit pula yang gak henti-hentinya merecoki. Ibaratnya, di mana ada pengagum, di situ pasti juga ada pencela. Bahkan sebelum kamu populer, kamu juga sudah merasakan adanya orang yang selalu gak suka sama kamu, kan?

Intinya sih, kamu gak akan pernah bisa menyenangkan semua orang. Ingin dikagumi semua orang pada akhirnya hanya akan membuatmu kecewa. Gak ada dunia sesempurna itu.

5. Sukses berarti gak ada lagi kegagalan dan kesedihan 

Unsplash.com/fallonmichaeltx

Ini tak ubahnya kesuksesan membawamu ke jalan buntu. Sebab kalau masih ada jalan yang terbentang, kemungkinan gagal masih ada dan sama besar dengan kemungkinan berhasil.

Kalau kamu sampai sengaja memilih berhenti berusaha setelah mencapai suatu keberhasilan, tetap saja kamu gak bisa menghindari fase menurun dalam hidupmu. Itu bentuk lain dari kegagalan dan kamu gak akan siap menghadapinya.

Sedang jika sukses berarti bahagia terus, kok malah jadi seperti mematikan emosimu yang lain ya? Ingat, selama kamu masih manusia, kamu gak bisa selalu menghindari emosi negatif apa pun penyebabnya.

Baca Juga: 5 Kebanggaan Bagi Kamu yang Independen dan Sukses Berkat Usaha Sendiri

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya