TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jangan Lakukan, 7 Hal Ini Buatmu Selalu Dibayangi Rasa Bersalah

Hati tidak bisa dibohongi

Unsplash.com/neotronimz

Akal masih bisa mencarikan segala macam pembenaran untukmu. Apa pun yang kamu lakukan, benar maupun salah, pikiran bisa membolak-balikkannya menjadi serbabenar. Namun hati tidak bisa dibohongi.

Setiap kesalahan yang kamu perbuat akan membuat hatimu tetap merasa bersalah. Makin besar kesalahanmu, makin perasaanmu akan terganggu. Memang, tidak ada manusia yang bisa lepas dari kesalahan.

Namun usahakan lebih keras lagi agar kamu tidak pernah melakukan 7 hal berikut ini kalau tak ingin selalu dibayangi rasa bersalah.

1. Menyembunyikan kebenaran 

Unsplash.com/all_who_wander

Apa pun yang terjadi, kebenaran menolak disembunyikan. Sudah menjadi tugas yang mengetahuinya untuk memberi tahu yang berkepentingan. Apalagi jika itu menyangkut hal-hal yang amat menentukan.

Bila kamu berkeras menyembunyikannya, nasib orang lain yang tidak bersalah mungkin menjadi taruhan. Jika kamu tidak berani mengungkapkan kebenaran, sesuatu mungkin akan menjadi fitnah bagi orang lain.

Baca Juga: 5 Kesalahan yang Sering Kamu Lakukan dalam Mengatur Urusan Cinta

2. Membela orang yang bersalah demi solidaritas 

Unsplash.com/iziashnyi

Pada takaran tertentu, solidaritas itu baik. Namun solidaritas buta justru berbahaya. Atas nama solidaritas, bisa saja kamu memilih membenarkan kesalahan teman-temanmu ketimbang memberikan koreksi.

Masalahnya, sekalipun bibirmu bisa mengingkari kebenaran, hatimu tidak. Saat kamu menempatkan teman-temanmu yang bersalah di posisi yang benar, kamu pasti menempatkan orang lain yang tidak bersalah untuk menggantikan mereka.

3. Gengsi meminta maaf untuk kesalahan yang jelas kamu lakukan 

Unsplash.com/roadtripwithraj

Semua orang pernah bersalah. Tetapi tidak semua orang cukup berani dan rendah hati untuk mau meminta maaf. Bahkan sering kali tanpa alasan kuat, hanya sekadar memperturutkan gengsi.

Yang perlu kamu ketahui, gengsi itu seperti punya sifat usil. Makin dituruti, ia akan makin menjadi-jadi dan membuatmu merasa dipermainkan.

Kamu menolak meminta maaf karena gengsi, sukar sekali menaklukkan itu, dan di satu sisi kamu merasa puas dengan keputusanmu. Tetapi di sisi lain, kamu justru makin menderita lantaran tahu kamu seharusnya tidak melakukan itu.

4. Tidak mau memaafkan orang lain padahal dia sudah memohon-mohon 

Unsplash.com/byrdman85

Sekarang posisinya berkebalikan dengan poin 3. Sekarang orang lain yang melakukan kesalahan padamu dan memohon untuk dimaafkan. Kadang, kesalahan yang amat besar membuatmu sulit memaafkan. Tetapi kamu harus tetap bisa memaafkannya sekalipun baru di bibirmu.

Bukan mengajarimu untuk munafik, tetapi itu lebih baik daripada tidak sama sekali. Cepat atau lambat, perasaanmu yang terluka akan menyesuaikan diri dengan ucapanmu. Kamu akan benar-benar memaafkannya dan sembuh dari rasa sakit.

Sebaliknya jika kamu tetap tidak mau memaafkan, kamu akan terus bergelut dengan rasa sakit karena pernah dilukai. Juga rasa bersalah, karena seharusnya kamu bisa menyederhanakan semua ini hanya dengan memutuskan untuk memaafkan.

5. Melampiaskan dendam melebihi kesalahan yang pernah orang lain perbuat padamu 

Unsplash.com/tomasrobertson

Kesalahan yang dilakukan orang lain padamu kadang menimbulkan keinginan untukmu membalas dengan hal yang kurang lebih sama. Pada aksi balas dendam kecil-kecilan, misalnya kamu ganti tidak mau meminjamkan barang pada seseorang, memang kadang diperlukan untuk memberi pelajaran pada orang lain.

Namun ketika aksi belas dendammu jauh melebihi kesalahan yang pernah diperbuat orang lain padamu, hati-hati. Bagaimana pun caramu membalas dendam, itu hanya akan melukai dirimu sendiri ketimbang orang lain.

Kenapa? Karena hati kecilmu selalu meneriakkan itu keliru. Karena itu membuat hatimu membutuhkan pengampunan yang jauh lebih besar dari orang yang kamu jadikan pelampiasan dendam.

6. Pura-pura tidak tahu penderitaan orang terdekatmu dan enggan membantu 

Unsplash.com/ttcollect

Tidak ada yang bisa bahagia sendirian termasuk kamu. Apalagi saat kamu sebenarnya tahu orang terdekatmu sedang dalam kesusahan. Meski pikiranmu bisa mengatakan itu urusan masing-masing, hatimu akan selalu bilang itu urusanmu juga sebagai orang terdekatnya dan sedang dalam kelimpahan.

Orang itu bisa saudaramu, temanmu, atau tetanggamu. Makin kamu pura-pura tidak tahu dan enggan membantu, kamu justru akan makin kepikiran. Lain jika kamu memilih membantu semampumu. Sekalipun bantuanmu tak seberapa, kamu akan merasa amat lega karena telah melakukan yang menjadi bagianmu.

Baca Juga: 12 Kesalahan Ini Bikin PDKT Kamu Selalu Gagal, Hindari Segera! 

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya