TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Sikap Gak Tega yang Kurang Tepat, Jangan Dibiasakan, Ya!

Sering kali dilandasi rasa sayang

Pexels.com/rocco-cetera-1468980

Mudah merasa gak tega biasanya dianggap sebagai sifat yang baik. Ini menandakan kelembutan hati, peka dengan kondisi orang lain. Namun ternyata, gak selamanya gak tegaan itu baik, lho.

Malah bisa buruk buat diri sendiri maupun orang lain jika gak tepat situasinya atau sudah berlebihan. Bahkan meski rasa gak tega kita didasari oleh besarnya kasih sayang. Seperti lima rasa gak tega berikut ini yang gak boleh dijadikan kebiasaan.

1. Gak tega mengajari anak kemandirian dan tanggung jawab

Pexels.com/gustavo-fring

Padahal dua hal itu penting banget untuk kehidupan anak di masa depan. Seiring pertambahan usianya, dia harus bisa mandiri dan menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Bila tidak, dia akan selalu bergantung pada orang lain. 

Ingat, kita gak akan selamanya ada di dekat anak. Jangan sampai karena kita gak pernah mengajarkan kemandirian, dia jadi beban buat orang lain. Dia juga jadi gak tahu kalau dirinya mampu melakukan sendiri begitu banyak hal.

Lalu tentang tanggung jawab. Bila bukan kita yang mengajarinya, siapa lagi? Jangan sampai anak yang kita sayangi tumbuh menjadi pribadi berkarakter pengecut. Sukanya lempar batu, sembunyi tangan atau bahkan menyalahkan orang lain demi mengamankan diri sendiri.

Baca Juga: Kamu Orang yang Gak Enakan? Perhatikan 5 Hal Ini

2. Terlalu gak tega melihat kesulitan orang lain, malah menolong orang yang gak tepat

Pexels.com/samantha-garrote-862406

Secara umum, orang yang sedang kesusahan memang perlu dibantu. Akan tetapi kita tetap perlu berhati-hati. Bukannya pelit, tetapi ternyata memang gak semua orang layak terus mendapatkan bantuan.

Misalnya, pemalas yang gak pernah mau berusaha mengubah nasibnya menjadi lebih baik. Dia mengalami kesulitan keuangan dan kita memberikan pinjaman. Bukannya digunakan sebaik mungkin untuk modal usaha, malah habis untuk membeli yang gak penting bahkan buruk untuk dirinya sendiri.

Seperti minuman keras atau berjudi. Kalau seperti ini dan dia datang lagi untuk meminta pinjaman, apakah kita akan tetap 'membiayai' sifatnya yang malas dan menyia-nyiakan hidup? Masih banyak orang lain yang lebih layak ditolong.

3. Gak tega menolak cinta, malah terjebak dalam hubungan asmara yang gak bikin bahagia

Pexels.com/thatguycraig000

Kadang-kadang masih ada kekhawatiran kita akan mengalami nasib buruk jika menolak cinta seseorang. Entah karena orangnya gak terima cintanya bertepuk sebelah tangan atau karena kita seperti menyia-nyiakan anugerah dicintai.

Namun bayangkan bila kita asal saja menerima cinta seseorang, mau menjadi pacar atau bahkan pasangannya sehidup semati. Bagus bila cinta bisa tumbuh seiring waktu. Bagaimana jika tidak?

Kita pasti akan sangat menderita. Bukan hanya itu, pasangan kita pun bisa merasa jauh lebih sakit ketimbang bila dahulu kita jujur saja dan menolak cintanya. Belum lagi bila kita malah jadi tergoda untuk berselingkuh. Wah, makin gak keruan nih!

4. Gak tega memberitahukan pahitnya kebenaran sehingga menyenangkan orang dengan kebohongan

Pexels.com/minhle17vn

Misalnya, kita kehilangan pekerjaan. Otomatis kita juga kehilangan penghasilan, kan? Namun kita merasa berat sekali untuk menceritakannya pada pasangan. Kita gak mau pasangan khawatir.

Akibatnya, hidup berjalan seperti biasanya. Gak ada usaha menekan pengeluaran bahkan mungkin pasangan punya ide untuk liburan bersama yang tentu membutuhkan biaya besar. Kita juga jadi gak leluasa mencari pekerjaan baru karena gak mau ketahuan olehnya.

Mau sampai kapan kita bersandiwara? Bagus jika pekerjaan baru cepat didapatkan. Kalau tidak, situasinya pasti akan makin rumit. Padahal bila kita segera memberi tahu pasangan, dia bisa membantu kita melalui masa sulit ini.

Baca Juga: Bisa Usir Ragu dalam Hubungan, 5 Cara Simpel Mencintai Diri Sendiri

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya