TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Hal yang Perlu Ditunda demi Kebaikan Bersama

Untuk kebaikan kamu dan orang lain, gak selamanya buruk, kok

ilustrasi berpikir dan menenangkan diri (pexels.com/nappy)

Penundaan identik dengan sesuatu yang negatif. Seperti menunda penyelesaian tugas akibat memperturutkan rasa malas. Sikap menunda yang demikian memang merugikan kamu sehingga jangan sampai dilakukan.

Namun, ada pula penundaan yang justru diperlukan. Sebab apabila langsung beraksi, kamu rentan melakukan kekeliruan yang sukar untuk diperbaiki di kemudian hari. Seperti enam hal berikut ini yang sudah tepat untuk ditunda dahulu.

1. Menikah ketika hati dan kondisi finansial belum mantap

ilustrasi pasangan (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Hati yang belum mantap memang sebaiknya tidak dipaksakan. Pasti ada alasan di balik perasaan ragu-ragu untuk kamu menikah dengan seseorang. Jangan sampai kamu kelak menyesal karena merasa menikah dengan orang yang salah.

Perihal kemantapan finansial juga perlu dipertimbangkan masak-masak. Lebih baik memantapkan dulu kondisi finansial masing-masing baru menikah daripada rumah tangga selalu diwarnai keributan soal uang. 

2. Memutuskan sesuatu berdasarkan informasi yang minim

ilustrasi mengumpulkan data sebelum memutuskan (pexels.com/Felicity Tai)

Tentu ada waktu ketika kamu harus segera membuat keputusan. Untuk hal-hal yang amat mendesak, kamu memang tidak mungkin mencari tambahan informasi. Keterlambatan dalam membuat keputusan malah dapat berakibat fatal.

Akan tetapi, selagi masih ada waktu, kenapa kamu harus tergesa-gesa? Keputusan yang tepat lebih utama daripada asal cepat. Dengan mengumpulkan lebih banyak informasi, keputusan yang diambil menjadi telah final dan gak perlu dianulir lagi.

Baca Juga: 5 Alasan Logis Mengapa Menunda Kelulusan Itu Bukan Keputusan Buruk

3. Menyebarkan berita yang simpang siur

ilustrasi ikut menyebarkan hoaks (pexels.com/Olha Ruskykh)

Apabila kamu mendengar berita yang simpang siur, simpan buat dirimu saja deh. Tujuannya supaya kamu tak menyebarkan berita yang ternyata salah atau bohong. Bisa-bisa hal tersebut merugikan orang lain.

Kamu tidak perlu merasa harus menjadi yang pertama dalam update informasi. Toh, kamu juga bukan jurnalis yang bertugas mengabarkan berbagai hal pada masyarakat.

4. Menghukum orang yang belum tentu bersalah

ilustrasi karyawan dipecat (pexels.com/ANTONI SHKRABA production)

Jika hukuman telanjur dijatuhkan dan ternyata orang tersebut tidak bersalah, permintaan maafmu saja barangkali tak cukup baginya. Misalnya, kamu telanjur memecat karyawan yang disebut teman-temannya telah melakukan korupsi di kantor.

Hanya karena dia berdiri sendirian dengan keyakinan dirinya tak melakukan korupsi, bukan berarti yang banyaklah pemenangnya. Boleh jadi malah teman-temannya yang melakukan korupsi. Mereka terancam dengan keberadaan satu karyawan yang jujur sehingga ingin menyingkirkannya.

5. Marah dan menyalahkan orang lain atas masalah yang menimpamu

ilustrasi memikirkan masalah (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Masalahmu adalah tanggung jawab kamu. Jadi, jangan suka menyalahkan orang lain atas masalah yang menimpamu atau menjadikan mereka pelampiasan dari emosimu. Itu tidak akan membuat masalah tersebut lebih gampang diselesaikan.

Belajarlah untuk bersikap tenang saat ada masalah. Pahami bahwa orang lain juga punya masalah masing-masing sehingga kamu harus lebih mandiri dalam mencari solusinya. Kalau kamu hanya suka memarahi atau menyalahkan orang lain, kemampuanmu dalam mengatasi permasalahan tak akan meningkat.

Baca Juga: 5 Alasan Menunda Pernikahan meski Memiliki Calon Pendamping

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya