TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Kebiasaan Buruk yang Mengikis Rasa Syukur, Yuk Jauhi!

Kamu harus berimbang dalam memandang kehidupan

ilustrasi pria berbaring (pexels.com/shvets-production)

Rasa syukur kita sebagai manusia memang gak bisa stabil. Ada kalanya akan naik dan turun.

Namun, sebisa mungkin kita harus menjaganya agar kita terhindar dari sifat mengingkari nikmat. Jangan malah marah jika kita ditegur orang lantaran kurangnya rasa syukur kita. Jadikan teguran itu sebagai dorongan untuk kita berintrospeksi. Mungkin saja kita masih kerap melakukan kebiasaan-kebiasaan gak baik berikut ini.

1. Berlomba-lomba dalam keluhan

ilustrasi dua orang lesu (pexels.com/shkrabaanthony)

Kalau ada orang yang sibuk berkeluh kesah, seharusnya kita gak perlu ikut-ikutan. Dengarkan bila tahan, menasihati dan beri solusi kalau mampu, atau tinggalkan saja jika sudah berlebihan.

Nah, apabila kita justru ikut mengeluh, akhirnya kita seperti berlomba dengannya. Baik dia maupun kita pasti bakal tambah bersemangat mengeluhkan apa pun, termasuk hal-hal yang sebetulnya tak layak untuk dikeluhkan.

Baca Juga: 5 Dampak jika Kesuksesanmu Tak Dibarengi dengan Rasa Syukur

2. Tidak melihat kesulitan sebagai kesempatan untuk bertumbuh

ilustrasi kacau pikiran (unsplash.com/riccardomion)

Kesulitan menguji semua orang. Nantinya, yang membedakan hasil akhirnya ialah cara kita dalam memandangnya. Jika kita memandang kesulitan tak melulu sebagai kabar buruk, kita pasti bakal menjadi lebih baik setelahnya.

Kita termotivasi untuk mengatasi kesulitan tersebut dengan sebaik mungkin dan mencegahnya terulang di kemudian hari. Kita mensyukuri adanya kesulitan sebab  kesulitan seperti proses belajar untuk meningkatkan kemampuan kita.

Nah, kalau kesulitan dipandang sebagai jalan buntu, ya sudah. Kita terhenti di situ dan hanya sibuk meratapinya.

3. Terlalu fokus pada hal-hal yang belum dimiliki

ilustrasi seorang pria (pexels.com/ivan-samkov)

Gak apa-apa punya banyak keinginan daripada gak ingin apa-apa yang bikin kita malas berjuang dan terlalu cepat puas. Akan tetapi, kita tidak boleh lupa pada segala hal yang telah dimiliki.

Contoh, kita belum mampu membeli rumah. Namun toh kita sudah bisa membayar kos tanpa telat. Belum punya investasi, tetapi kita masih punya penghasilan yang cukup untuk membiayai hidup.

4. Menghitung kenikmatan hidup orang lain

ilustrasi raut tidak bahagia (unsplash.com/gabriellefaithhenderson)

Buat apa juga kita menghitung-hitungnya? Biarlah itu menjadi urusannya sendiri. Jangan sampai kita sibuk menghitung kenikmatan hidup orang lain dan malah lupa pada kenikmatan hidup sendiri.

Lagi pula, bukankah kita hanya melihat kehidupan orang lain dari luarnya? Kita tidak tahu banyak mengenai ujian-ujian hidup yang telah dan masih dihadapinya.

Baca Juga: Penuh Rasa Syukur, 5 Zodiak yang Menjalani Hidup dengan Sebaik-baiknya

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya