TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sudah Dewasa, 6 Alasan untuk Belajar Menerima Kekurangan Keluarga

#IDNTimesLife Gak bisa terus membencinya

Ilustrasi wanita berdiri di tepi jalan (unsplash.com/rikimih)

Berbicara tentang ketidaksempurnaan dalam keluarga tentu bermacam-macam kondisinya. Seperti dari segi ekonomi yang masih di bawah standar, ketidakharmonisan hubungan antaranggota keluarga, orangtua yang tidak lengkap, dan sebagainya.

Hal-hal seperti di atas sering kali menjadi masalah pelik yang membuat kita selalu merasa menderita. Kita menjadi gak puas apalagi bangga pada keluarga sendiri.

Bahkan gak jarang dalam pikiran timbul pertanyaan bernada menggugat. Kenapa kita harus dilahirkan dan dibesarkan dalam keluarga itu, bukan keluarga yang lain saja? Namun seiring pertambahan usia, kita wajib belajar menerima keadaan keluarga sendiri karena ...

1. Bagaimanapun, keluarga adalah tempat kita tumbuh dan belajar

Ilustrasi orangtua dan anak (unsplash.com/brittaniburns)

Kita tidak belajar hanya dari hal-hal yang menyenangkan. Justru kita lebih banyak belajar dari hal-hal yang gak ideal dalam hidup ini. Termasuk, dalam keluarga yang menjadi lingkungan pertama dan terdekat kita.

Ini adalah fakta yang gak bisa diingkari. Maka menyedihkan sekali bila rasa tidak puas akan kondisi keluarga sendiri sampai membuat kita seperti enggan mengakui dari mana kita berasal.

Baca Juga: 5 Masalah Kesehatan Mental yang Bisa Menurun dalam Keluarga

2. Ada peran keluarga dalam setiap keberhasilan kita

Ilustrasi seorang pria petualang (unsplash.com/nickmonica)

Bahkan jika itu keluarga yang toksik atau keadaannya serba terbatas, gak seperti yang kita inginkan. Ya, motivasi terbaik gak cuma datang dari kalimat-kalimat yang positif atau situasi yang suportif.

Hal-hal yang terlihat sangat buruk pun bisa melecut semangat kita untuk mengubah keadaan sampai seberbeda mungkin. Tinggal bagaimana kita akan mengelola setiap stimulus dalam hidup ini. 

3. Kalau hidup berantakan, kita punya andil yang lebih besar ketimbang keluarga

Ilustrasi pria berbaring di rerumputan (unsplash.com/norm_n_d)

Melanjutkan poin sebelumnya, lalu bagaimana jika hidup kita jadi terasa suram dan tak berpengharapan gara-gara kondisi keluarga yang gak ideal? Tentu, di situ juga ada peran dari kesalahan keluarga atau dalam hal ini orangtua.

Akan tetapi, kita juga gak boleh kelewat manja menjadi orang. Sebab, begitu kita memasuki usia dewasa, kita punya kemampuan yang cukup untuk mengarahkan hidup sendiri.

Kalau kita punya kehendak kuat untuk kehidupan yang lebih baik, kita pasti bisa mendapatkannya seiring dengan usaha yang setimpal. Bukan pasrah saja melihat masa depan kita dicetak menjadi gak keruan oleh kondisi keluarga yang jauh dari harapan.

4. Kita mungkin iri pada keluarga teman, padahal bisa jadi kondisi keluarga mereka sama saja atau bahkan lebih buruk

Ilustrasi dua wanita berdandan (unsplash.com/zigols21)

Saat kondisi keluarga kita gak sesuai ekspektasi, biasanya kita akan melihat pada keluarga-keluarga di sekitar kita. Misalnya, keluarga teman-teman. Kita membandingkannya dengan keluarga sendiri lalu merasa makin gak bahagia.

Padahal, belum tentu kenyataannya seperti yang kita lihat dan simpulkan. Dalam setiap keluarga, pasti ada pergulatan masing-masing. Jika kita benar-benar dipindahkan ke sana, kita belum tentu sanggup bertahan.

5. Suatu saat kita membentuk keluarga, kita juga ingin dimaafkan oleh anak atas setiap kekurangan diri

Ilustrasi ayah dan putranya (unsplash.com/rizalfahmind)

Cepat atau lambat, demi kedamaian diri sendiri, kita harus sampai pada pemikiran ini. Saat ini, kita mungkin masih mudah saja menyalahkan orangtua atas kondisi keluarga yang gak seideal seharusnya. 

Namun ketika kelak kita sendiri telah menjadi orangtua, bukan tidak mungkin kita juga akan melakukan 'kesalahan' yang membuat anak-anak kita merasa tidak puas. Saat ini terjadi, bukankah kita juga hanya ingin dimaafkan?

Baca Juga: 5 Tantangan Hidup yang Kamu Hadapi saat Beranjak Dewasa

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya