TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Kecemasan yang Kerap Dirasakan saat Merawat Orang Sakit

Penunggu pasien juga perlu diberi support

ilustrasi kecemasan (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Sekalipun tubuh kita sehat, menunggui keluarga yang tengah sakit bukanlah hal yang mudah. Beban psikisnya amat besar. Itu sebabnya, kita sebaiknya tidak menjaga pasien sendirian. Di samping perawat di rumah sakit, kita juga memerlukan anggota keluarga yang lain agar dapat bergantian mendampingi serta merawat orang sakit.

Selain agar kita bisa beristirahat dan tak gantian jatuh sakit, adanya teman berjaga memungkinkan kita berbagi pikiran. Kian berat penyakit pasien, tentunya kian banyak hal yang perlu dibicarakan dengan anggota keluarga yang lain. Umumnya, lima kecemasan ini bakal kita rasakan saat merawat orang sakit.

1. Cemas penyakitnya lebih parah daripada perkiraan

ilustrasi menemani pasangan yang sakit (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Sebelum pemeriksaan menyeluruh dan bertemu dokter, kita mungkin sampai sulit tidur. Melihat kondisi anggota keluarga yang lemah dan berbagai gejala yang timbul, pikiran kita telah melayang ke mana-mana. Kita khawatir penyakit yang dideritanya jauh lebih berat daripada yang mampu dibayangkan.

Apalagi bila selama ini ia seperti tidak pernah sakit berat dan tak suka mengeluhkan apa pun. Kita kesulitan untuk memperkirakan separah apa kondisinya yang sesungguhnya. Jika kita tahu riwayat penyakitnya, meski berat, kita sudah lebih siap secara mental buat mendengar kemungkinan terburuknya.

2. Cemas kondisi pasien akan terus menurun

ilustrasi keluarga pasien (pexels.com/RODNAE Productions)

Dalam kondisi sakit berat dan memerlukan perawatan intensif di rumah sakit, keadaan pasien biasanya tidak stabil. Pagi masih baik, siangnya tiba-tiba menurun. Kemudian kondisinya terus memburuk hingga kita cemas kalau-kalau yang paling fatal akan terjadi.

Di saat seperti ini, kita biasanya telah sulit berpikir jernih apalagi bersikap tenang. Butuh orang lain untuk membantu menguatkan mental kita menghadapi kemungkinan terburuk terkait pasien. Terutama apabila hubungan kita dengan pasien amat dekat, seperti anak dengan orangtua.

Baca Juga: 10 Ucapan bagi Orang Sakit dalam Bahasa Inggris Selain 'Get Well Soon'

3. Cemas soal biaya rumah sakit

ilustrasi pasien (pexels.com/RODNAE Productions)

Sekalipun orang yang sakit memiliki asuransi kesehatan, kita tidak tahu pasti berapa biaya perawatan yang akan ditanggung pihak asuransi. Jangan-jangan klaimnya justru ditolak dan sebagai keluarganya, kita harus membayar biaya rumah sakit yang amat besar.

Kepastian biaya perawatan biasanya baru diperoleh di akhir masa rawat inap. Kita perlu menyiapkan uang yang cukup baik dalam bentuk tunai maupun di rekening tabungan. Lega sekali kalau pihak asuransi menjamin hampir semua biaya perawatan. Kita tinggal menambah sedikit bila menggunakan kelas kamar yang lebih tinggi.

4. Cemas perihal repotnya perawatan di rumah dan lamanya proses pemulihan

ilustrasi merawat anak yang sakit (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Ketika pasien masih dirawat di rumah sakit, sekalipun kita juga lelah dan stres, setidaknya di sana selalu ada perawat yang profesional dan siap membantu. Akan tetapi setelah pasien diperbolehkan pulang, kita sendirian dalam merawatnya di rumah.

Berbeda dengan di rumah sakit yang makanan telah disediakan serta kebersihan kamar senantiasa terjaga, di rumah kitalah yang harus melakukan semuanya. Kondisi pasien yang masih membutuhkan banyak bantuan untuk mandi, minum obat, dan sebagainya dapat menurunkan kesehatan kita sendiri saking capeknya.

Baca Juga: 10 Rekomendasi Makanan untuk Orang Sakit Gigi, Tetap Bisa Makan Enak

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya