TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Pertimbangan Saat Mau Tulis Permintaan Maaf Lewat Surat

Kadang gak semua masalah bisa selesai lewat chat aja

ilustrasi menulis (pexels.com/Roberto Hund)

Mengirimkan surat permohonan maaf dengan tulisan tangan memang punya sisi positif. Biasanya, surat yang ditulis tangan lebih menunjukkan effort dari penulisnya. Artinya, ini dapat menjadi tanda kesungguhan seseorang yang meminta maaf.

Akam tetapi, di zaman yang serba praktis dan cepat seperti sekarang, sepertinya kamu perlu berpikir ulang bila hendak menulis dan mengirimkan surat permohonan maaf. Jawab dulu pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.

1. Apakah tulisanmu cukup rapi?

ilustrasi menulis (pexels.com/cottonbro)

Tulisan yang rapi tentu akan memudahkan penerima surat dalam membacanya. Sebaliknya, orang yang tengah kesal padamu barangkali bertambah sebal jika harus membaca surat dengan tulisan yang tidak jelas. 

Belum lagi adanya banyak coretan dan singkatan yang tak lazim. Jangan sampai hal-hal di atas justru membuatnya enggan membaca sampai selesai atau keliru memahami isinya. Juga hindari meminta orang lain dengan tulisan yang rapi buat menuliskan suratmu.

Kalau penerimanya tahu itu bukan tulisan tanganmu, dia malah bisa tidak berkenan. Orang yang menuliskan suratmu berarti tahu banyak tentang persoalan di antara kalian. Tulisan tangan yang semula dimaksudkan untuk memberi kesan lebih pribadi menjadi kacau sebab yang menulis justru orang lain.

2. Apakah ada halangan nyata yang membuatmu tak bisa langsung menemui atau menelepon seseorang?

ilustrasi menulis (pexels.com/Karolina Grabowska)

Meski surat dengan tulisan tangan bisa memberi kesan kesungguhan bahkan keromantisan, jangan lupakan tujuan utama kamu menulisnya. Kamu menulisnya dalam rangka meminta maaf. Sementara itu, permintaan maaf terbaik ialah yang dilakukan dengan sesegera mungkin dan langsung disampaikan pada orangnya.

Di zaman yang semodern ini, satu-satunya hambatan yang paling mungkin untuk kamu menelepon atau menemui seseorang hanya saat dirimu berada di penjara atau tempat yang sangat terpencil. Bila kamu tidak berada dalam kondisi seperti di atas, utamakan menemui langsung seseorang. Setidaknya, kamu bisa menelepon atau mengirim chat permintaan maaf.

Baca Juga: 7 Alasan Mengapa Seseorang Menulis Surat Pribadi, Kamu Setuju?

3. Apakah suratmu akan sampai dengan cepat dan tepat pada penerimanya?

ilustrasi menulis (pexels.com/ANTONI SHKRABA)

Secepat-cepatnya mengirim surat dalam bentuk kertas tetap lebih lama daripada telepon, chat, atau menemui seseorang. Jangan sampai lamanya waktu tiba suratmu membuat seseorang berpikir kamu sebenarnya tidak ingin meminta maaf.

Bahkan apabila surat permintaan maaf diperlukan untuk kepentingan yang lebih formal, misalnya terkait pekerjaan atau sebuah instansi, penggunaan surat elektronik lebih praktis. Makin cepat kamu meminta maaf, makin besar kemungkinan masalah selesai dengan baik.

Demikian pula apabila seseorang jarang di rumah atau pekerjaannya lebih banyak di lapangan. Jika kamu mengirimkan surat ke alamat rumah atau kantornya, boleh jadi dia baru akan membaca berhari-hari kemudian. Itu pun bila suratmu gak keselip.

4. Apakah penerimanya juga suka menulis surat?

ilustrasi persiapan menulis (pexels.com/Alena Darmel)

Walaupun bukan suatu keharusan, surat semestinya juga dibalas dengan surat. Pertanyaannya, apakah orang yang kamu tuju mau repot-repot melakukannya? Sedang terakhir ia menulis surat barangkali ketika bersekolah dalam praktik pelajaran Bahasa Indonesia.

Sekalipun dia tahu nomor teleponmu, ia mungkin enggan menjadi yang pertama menelepon atau mengirim chat. Bisa-bisa dia cuma membaca suratmu tanpa pernah meresponsnya. Kamu jadi tidak tahu apakah dia telah memaafkanmu atau belum.

Baca Juga: 5 Tips Kembalikan Mood dan Semangat yang Turun saat Menulis 

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya