TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Pandangan Negatif pada Pekerja yang Awet Ngekos, Kuatkan Mentalmu

Yang masih berpikir begini coba renungkan lagi

ilustrasi bekerja (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Sudah berapa tahun kamu ngekos sejak mulai bekerja? Kalau baru 2 atau 3 tahun, kamu mungkin belum mendengar suara sumbang. Akan tetapi setelah lebih dari 5 tahun kamu indekos padahal statusmu bekerja, biasanya mulai muncul sikap-sikap yang gak mengenakkan.

Orang-orang di sekitarmu mulai mempertanyakan isi kantongmu. Pikir mereka, ke mana larinya penghasilanmu per bulan? Mengapa kamu tidak mulai mengambil KPR seperti orang-orang sebayamu?

Adanya rasa jengkel sudah pasti. Ini manusiawi. Dirimu juga bisa jadi insecure karenanya. Kuatkan mentalmu buat menghadapi sejumlah pandangan negatif orang atas statusmu sebagai anak kos. Tetap sabar dan jangan terlalu dipikirkan, ya!

1. Penghasilannya kecil

ilustrasi bekerja di kos (pexels.com/Anna Nekrashevich)

Pendapatan yang lebih besar memang makin memudahkan seseorang buat memiliki hunian pribadi. Akan tetapi, tidak tepat apabila mengaitkan keputusan seseorang buat indekos dengan penghasilannya yang pasti kecil. Setidaknya, lebih kecil dibandingkan orang lain yang berani ambil kredit rumah.

Sebab boleh jadi penghasilanmu terbilang besar. Namun kamu masih bimbang hendak membeli rumah di mana karena tidak ingin selamanya menetap di kota yang sekarang. Daripada sudah beli rumah tapi akhirnya pindah ke daerah lain, kamu memilih memantapkan hati dulu.

Baca Juga: 5 Aktivitas Buruk yang Perlu Kamu Hindari saat Ngekos, Catat!

2. Belum mengerti pentingnya punya properti

ilustrasi bekerja (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Tentu saja kamu tahu bahwa mempunyai properti lebih baik ketimbang gaji dihambur-hamburkan atau hanya disimpan dalam bentuk tabungan. Namun, mewujudkan kepemilikan rumah pribadi juga tidak perlu terlalu tergesa-gesa.

Alasannya, harga properti gak murah. Sebagai orang yang baru bekerja 5 sampai 10 tahun, perhitungan keuanganmu mesti matang. Apalagi jika kamu freelancer. Keputusan membeli sesuatu gak bisa diambil cuma demi jaga harga diri di depan orang lain.

3. Makannya pasti sembarangan dan seirit mungkin

ilustrasi makan (pexels.com/cottonbro studio)

Rasanya memang merendahkan sekali kalau belum punya rumah disangkutpautkan dengan kebiasaan makan yang seadanya bahkan dipandang gak layak oleh orang lain. Bukankah hidup ini bukan cuma soal berlomba mengenyangkan perut dengan makanan-makanan yang mahal?

Selain persoalan selera, memang tidak ada salahnya untuk siapa pun lebih berhemat. Mau hunian pribadi sudah dimiliki atau belum, menekan pengeluaran buat menyehatkan kondisi keuangan memang penting. Kamu tidak perlu merasa tertantang buat pamer dinner di restoran mewah jika itu bukan gayamu.

4. Kalah dewasa dari teman yang sudah berani nyicil rumah

ilustrasi di kamar kos (pexels.com/Antoni Shkraba)

Mulai memikirkan tentang pentingnya punya rumah sendiri memang bisa menjadi salah satu ciri pemikiran yang dewasa. Dengan memilikinya, kamu tidak perlu lagi berpindah-pindah atau membayar lebih mahal untuk selamanya indekos dengan kebebasan yang terbatas.

Namun, gak tepat juga bila kamu disangka masih kekanak-kanakan cuma gara-gara belum punya rumah. Penundaanmu buat membeli rumah bisa saja justru dilatarbelakangi oleh pertimbangan yang masak dan berguna buat jangka panjang. Kamu menghitung kemampuanmu dengan cemat.

Atau, dirimu malah sedang berjuang untuk mengumpulkan 50 persen lagi dari harga sebuah rumah. Biar kamu dapat membelinya secara cash dan tak perlu terbebani cicilan yang kalau ditotal dapat untuk membeli rumah satu lagi.

Baca Juga: 7 Kelebihan Memilih Ngontrak Bareng Ketimbang Ngekos Sendirian

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya