Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Di satu sisi, kehidupan yang lebih keras daripada teman sebaya membuatmu merasa bernasib malang. Akan tetapi, dengan atau tanpa kamu sadari kerasnya kehidupan justru membentukmu menjadi sosok yang lebih kuat secara mental.
Inilah yang membuatmu terlihat berbeda dari orang lain. Kamu lebih dewasa, mandiri, dan teguh dalam memegang prinsip. Kamu telah mengambil begitu banyak pelajaran hidup, di antaranya sebagai berikut:
1. Untuk setiap keinginan, kamu harus bekerja keras
ilustrasi bekerja keras (unsplash.com/emmages) Bagimu, hidup tanpa kerja keras itu mustahil. Untuk hal-hal kecil yang mudah diperoleh orang lain saja, kamu harus ekstra dalam berusaha. Apalagi jika kamu menginginkan lebih banyak hal. Ada kalanya kamu capek dengan cara hidup yang menuntutmu untuk terus memutar otak dan mengerahkan segenap kemampuan diri.
Namun, kamu tidak punya pilihan lain dan akhirnya terbiasa. Justru bila kamu mendapatkan sesuatu dengan begitu saja, misalnya pemberian, kamu akan merasa kurang puas. Bukannya tidak menghargai pemberian orang lain, tetapi kamu lebih suka memperoleh sesuatu dengan usahamu sendiri.
2. Capek menangis, kamu belajar untuk berbahagia dengan hal-hal sederhana
ilustrasi kedai es krim (unsplash.com/thelukejeremiah) Sejak awal kamu telah sadar bahwa kamu tidak punya banyak hal untuk dijadikan syarat berbahagia. Oleh sebab itu, pilihanmu hanya dua. Menunggu memiliki lebih banyak hal seperti kekayaan dan hubungan keluarga yang lebih harmonis atau belajar berbahagia dengan seadanya saja.
Yang pertama bukan pilihan mustahil. Namun, ada kalanya kamu sudah lelah berharap. Maka dari itu, cukup logis jika kamu memilih yang terakhir.
Baca Juga: Punya Mental Baja, 5 Zodiak Ini Selalu Mampu Hadapi Rintangan Hidup
3. Tidak ada yang dapat kamu andalkan selain diri sendiri
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
ilustrasi menempuh perjalanan (unsplash.com/andreuuuw) Sebenarnya, kamu tidak anti untuk meminta tolong pada orang lain. Hanya saja, itu baru akan kamu lakukan setelah tak ada lagi cara yang lain. Kamu hanya menempuhnya kalau sudah sangat terpaksa.
Mengapa? Sebab rintangan dalam kehidupanmu jauh lebih banyak dan berat ketimbang orang lain. Oleh karena itu, kamu tidak ingin terlalu merepotkan mereka. Pun belum tentu mereka bakal sanggup membantumu. Kamu gak mau sering kecewa karena telanjur banyak berharap pada orang lain.
4. Kamu dihargai jika mampu memberi, bukan meminta-minta
ilustrasi menawarkan minuman (unsplash.com/kholopkin) Inilah yang menjadi motivasi terbesarmu untuk meraih kesuksesan di masa depan. Kamu sudah merasakan sendiri betapa meminta bantuan pada orang lain kerap berujung petaka untuk diri sendiri. Ada yang menolong dengan mengharapkan balasan. Ada yang membantu diiringi cemoohan tak usai-usai.
Ada pula yang mengulurkan tangan pun tidak, cuma memaki-maki. Walaupun begitu tentu saja ada yang tulus berbuat baik dan ikhlas dalam membantu. Namun, lain halnya jika kamu dapat menjadi pihak yang memberikan bantuan. Orang-orang bakal lebih menghargaimu.