TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Penyebab Kesialan, Tak Perlu Menunggu Ramalan

Banyak nasib apes bisa dijelaskan sebabnya

ilustrasi mobil mogok (pexels.com/MART PRODUCTION)

Sama seperti nasib baik bisa diusahakan, nasib buruk atau kesialan juga dapat dicegah. Kamu gak boleh hanya menunggu nasibmu berujung baik sesuai harapan atau apes. Jangan berhenti berupaya mencegah kesialan semampumu.

Kalaupun kamu sudah berusaha dan nasib yang kurang baik tetap tidak terhindarkan, biasanya itu sangat jarang terjadi. Akibat buruknya juga tidak terlalu besar dan dirimu bisa segera bangkit kembali. Tanpa perlu menunggu ramalan nasibmu ke depan, berikut ini enam hal yang memperbesar peluang kamu mengalami nasib sial.

1. Tidak berhati-hati

ilustrasi ekspresi kaget (pexels.com/Gustavo Fring)

Kehati-hatian mungkin terkesan makan waktu. Kamu yang suka serba cepat pasti kurang memperhatikan hal ini sampai sesuatu yang buruk dan tidak diharapkan terjadi. Segalanya telanjur menjadi nyata dan barulah dirimu menyesalinya.

Apa saja yang dilakukan tanpa berhati-hati pasti berakhir buruk. Orang berjalan saja bisa tersandung dan terjatuh. Apalagi dalam hal-hal yang lebih besar seperti mengambil keputusan, membuat perjanjian, serta menunaikan tanggung jawab.

Kurangnya kehati-hatian diri sudah bikin kamu sering bernasib jelek. Lebih-lebih bila ditambah adanya orang yang suka menjerumuskanmu. Kamu percaya saja padanya dan makin tidak berpikir sebelum bertindak.

Baca Juga: 5 Mitos Potong Rambut, Kesialan atau Keberuntungan?

2. Berbuat buruk pada orang lain

ilustrasi nasib apes (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Orang baik akan dipertemukan dengan orang baik sehingga dalam situasi sulit yang tak terhindarkan pun biasanya dia tertolong. Sementara itu, keburukan bakal memanggil keburukan pula. Karma memang benar-benar ada dan kadang terjadi lebih cepat dari perkiraan.

Tanpa perlu seseorang yang menjadi sasaran perbuatan burukmu membalas dendam, kamu pasti akan memperoleh balasan yang setimpal. Sering kali antara perbuatan jahatmu padanya dengan kesialan yang menimpa seolah-olah tak berhubungan. Namun, sesungguhnya itulah bentuk karma atas tindakanmu dulu.

Coba kamu menyesali dengan sungguh-sungguh perbuatanmu itu. Lalu belajarlah buat berniat dan bersikap positif pada siapa pun. Niscaya kesialan dalam hidupmu menurun dan lebih banyak keberuntungan menghampiri.

3. Gak mau mendengarkan nasihat

ilustrasi ibu menasihati (pexels.com/Karolina Grabowska)

Siapa pun yang memberimu nasihat, dengarkan baik-baik. Semua nasihat berisi kebaikan sehingga tidak ada salahnya disimak kemudian dipilih yang paling tepat untuk situasimu. Apalagi bila nasihat itu disampaikan oleh orang terdekat, seperti orangtua. 

Tujuannya pasti cuma buat kebaikanmu. Bila nasihat saja dilanggar bahkan sampai berulang kali, kesialan pasti terjadi. Baiknya dirimu mematuhi nasihat begitu mendengarnya.

Bila pun kamu pernah mengabaikan suatu nasihat lalu terjadi sesuatu yang buruk, jangan lagi mengulanginya. Sebab kesialan yang disebabkan oleh berkali-kali melanggar satu nasihat biasanya bertambah parah. Contohnya, mengabaikan nasihat untuk rajin belajar awalnya cuma membuatmu kesulitan saat mengerjakan soal ulangan harian.

Akan tetapi jika kamu tak juga berubah menjadi lebih giat belajar, akhirnya dirimu tidak naik kelas atau tak lulus dalam seleksi masuk perguruan tinggi. Nasihat diberikan berdasarkan pengalaman seseorang atau banyak orang. Ada kebenaran universal di dalamnya.

Baca Juga: 5 Alasan Cowok Tidak Mudah Percaya Adanya Kesialan dalam Hidup, Tegas!

4. Melanggar aturan

ilustrasi narapidana (pexels.com/RDNE Stock project)

Buat kamu yang berjiwa pemberontak, kendalikan dirimu. Adanya berbagai aturan barangkali terasa merampas kebebasanmu. Makin ketat suatu peraturan, makin kamu tidak suka dan ingin melanggarnya.

Namun, apa akibatnya kemudian? Pasti dirimu dijatuhi sanksi sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan. Belajarlah untuk memahami tujuan dari dibuatnya aturan agar kamu bisa bersikap lebih patuh dan kooperatif.

Pahami pula apa saja akibat dari aturan yang dilanggar baik untuk dirimu maupun orang banyak. Jangan pula hanya mencemaskan hukuman atas pelanggaran, melainkan dampak negatifnya pada keselamatanmu sendiri. Contohnya, tidak mengenakan helm saat mengalami kecelakaan sepeda motor dapat membuatmu mengalami cedera kepala yang parah.

5. Malas belajar

ilustrasi malas belajar (pexels.com/Pixabay)

Belajar tidak cuma mencegah kesialan yang berhubungan dengan nilai ujian. Orang yang belajar akan banyak tahu. Kamu menjadi mampu berpikir lebih panjang sebelum melakukan apa pun.

Belajar di sini tak hanya dari membaca buku atau mendengarkan guru, melainkan juga memperhatikan pengalaman pribadi serta orang-orang di sekitarmu. Dengan ilmu plus beragam pengalaman yang diperhatikan dengan saksama, nasibmu bakal lebih baik. Antisipasimu atas segala hal lebih cepat serta tepat.

Kamu juga gak bakal mudah ditipu oleh orang lain. Ada sikap kritis dalam dirimu yang membuat orang yang berniat gak baik tidak bisa berkutik di hadapanmu. Tanpa kesukaan belajar, hidupmu cuma mengandalkan coba-coba yang lebih banyak kelirunya daripada benarnya.

Baca Juga: Katanya Angka 13 Itu Membawa Kesialan, Benarkah?

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya