TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Sisi Positif Putus Menjelang Ramadan, Saatnya Fokus Ibadah

Sedih tapi mungkin ini yang terbaik buat kamu

ilustrasi pertengkaran (pexels.com/RDNE Stock project)

Putus cinta di bulan apa pun memang menyedihkan. Tak mungkin kamu sepenuhnya merasa baik-baik saja. Kehilangan teman saja bikin sedih, apalagi kekasih yang sekian lama menjadi orang terdekatmu. Bahkan mungkin dia lebih dekat daripada keluargamu.

Namun, putusnya kalian menjelang Ramadan sebaiknya tidak usah terlalu ditangisi atau bikin kamu galau melulu. Boleh jadi memang inilah yang terbaik untukmu, terlebih sudah mendekati bulan puasa. Jangan melihatnya sebagai nasib apes karena kamu mesti berpuasa dalam keadaan jomlo.

Walau perasaanmu lagi gak menentu, perhatikan baik-baik keuntungan yang akan diperoleh di bawah ini. Terus berpacaran selama bulan puasa baik terlalu mesra atau berantem terus justru lebih negatif. Langsung saja disimak sisi positif putus menjelang Ramadan agar kamu siap menyambut baik bulan yang penuh berkah dan ampunan.

1. Bisa fokus beribadah

ilustrasi beribadah (pexels.com/Michael Burrows)

Coba ingat-ingat lagi bulan puasa tahun lalu ketika kamu masih berpacaran. Meski hati mesti lebih dijaga, dari pagi sampai pagi lagi pasti pikiranmu tidak bisa off sebentar saja dari pacar. Di hari-hari biasa pun begitu sampai-sampai ketika dirimu beribadah sering cemas karena ingat belum membalas chat pacar.

Jangan-jangan nanti dia marah. Atau, kamu menunda waktu beribadah demi menemani pacar ke mana-mana. Kadang sampai salat pun terlupakan. Sampai di rumah, kamu sudah kecapekan dan mengantuk buat menunaikannya apalagi mengaji. Atau lebih asyik lanjut bertelepon dengan pacar.

Keesokannya hal yang sama terus terjadi sehingga kedekatanmu dengan pacar tanpa disadari justru menjauhkanmu dari Tuhan. Dengan putusnya kalian menjelang Ramadan, kamu memiliki begitu banyak waktu untuk memperbaiki ibadahmu. Mencintai sesama manusia tidak salah bahkan bagian dari fitrahmu. Tapi kalau hubungan itu mulai mengganggu relasi yang lebih besar antara hamba dengan Penciptanya, ini yang gak baik.

Baca Juga: 17 Daftar Kata Bertema Ramadan yang Sering Salah Tulis, Cek Dulu!

2. Gak ribet dan boros bukber bersama pacar

ilustrasi bersantap (pexels.com/Tirachard Kumtanom)

Sadar gak, sih, kalau berpacaran juga bisa bikin banyak hal jadi ribet? Apalagi ketika bulan puasa, buka bersama dengan pacar telah menjadi agenda yang tidak boleh terlewatkan. Buka puasa masih 12 jam lagi, kalian sudah membahas nanti sore ngabuburit di mana dan makan apa.

Komunikasi sesepele ini ternyata juga menyita perhatianmu pada hal-hal lain yang lebih penting. Pun bukber bersama pacar biasanya mencari tempat yang berbeda-beda. 30 hari berpuasa kamu dapat cuma sibuk memikirkan agenda bukber dengannya. 

Setiap hari kalian memikirkan mau buka puasa di mana, ada menu apa saja, dan siapa yang kali ini mentraktir. Jika kamu gak punya pacar, buka puasa di mana saja beres. Dirimu bahkan tak perlu pergi jauh-jauh. Kamu bisa menikmati masakan orangtua atau cukup membelinya dari pedagang di sekitar kos-kosan. Cepat dan irit.

3. Waktu pacaran bisa dialihkan ke kegiatan yang produktif

ilustrasi pedagang makanan (pexels.com/binevva)

Coba jujur, pacaran bikin kamu tambah produktif atau gak? Kalau kalian berada di usia produktif tetapi malah tak produktif gara-gara asyik berpacaran berarti dua hal. Kalian mengembangkan gaya berpacaran yang kurang tepat atau kamu dan dia memang bukan pasangan yang betul-betul cocok.

Dengan putusnya kalian baru-baru ini, dirimu dapat meningkatkan produktivitas. Jangan bingung mau melakukan apa karena banyak sekali yang dapat dikerjakan selama Ramadan. Kamu bisa memperbanyak kerja sosial bersama teman dan keluarga.

Dirimu juga dapat meraup cuan sebanyak mungkin selama bulan puasa. Seperti dengan berjualan takjil dan pakaian Lebaran, menawarkan aneka hampers, dan buka pesanan makanan khas Lebaran bersama orangtua. Bila dirimu masih sibuk berpacaran, belum tentu ada waktu dan energi untuk mengeksekusi rencana-rencana tersebut. Padahal, hasilnya lumayan dan bisa buat THR-mu.

4. Gak perlu memikirkan pakaian kembaran buat Lebaran

ilustrasi memilih pakaian (pexels.com/Ron Lach)

Punya pacar rasanya gak afdal kalau tidak saling berkunjung ke rumah saat Lebaran. Pacar ke rumahmu, begitu juga sebaliknya. Karena harinya istimewa, kalian pun sengaja mencari pakaian Lebaran yang serasi biar kian menunjukkan hubungan yang spesial.

Juga supaya nanti ketika kalian berfoto bersama keluarga menjadi terlihat bagus. Artinya, kalian perlu dua setel pakaian. Misalnya, pakaian berwarna putih untuk dikenakan saat berkumpul di rumah orangtuamu. Lalu pakaian berwarna biru ketika berada di rumah keluarga pacar.

Selain repot menjahitkan atau membelinya, ongkosnya juga lumayan. Dengan statusmu jomlo lagi menjelang Ramadan, Lebaran nanti kamu gak usah memikirkan pakaian kembaran selain dengan keluarga inti. Itu pun biasanya sudah disiapkan oleh orangtua atau malah di keluargamu tak ada tradisi mengenakan baju seragam saat hari raya sehingga lebih santai.

5. Lebaran seru bersama keluarga sendiri

ilustrasi tiga perempuan (pexels.com/RDNE Stock project)

Seperti disinggung di poin sebelumnya, punya pacar biasanya membuat waktumu di hari raya terbagi-bagi. Kamu gak bisa ada di rumah terus dan menyambut tamu yang berdatangan. Dirimu sudah janji untuk pergi ke rumah pacar. 

Bahkan boleh jadi kamu telah ikut repot di rumah pacar sejak kemarin-kemarin. Seperti membantu memasak aneka makanan demi meraih simpati orangtuanya. Saat itu, upayamu sebagai calon menantu memang bagus. Tapi bagaimana dengan kebersamaanmu bareng keluarga sendiri?

Padahal, adik atau kakakmu juga berdatangan dari luar kota. Meski di rumah ada orangtua, mereka pasti kurang puas karena tidak bisa lebih sering bersamamu. Dalam hati, kamu sebenarnya juga kangen berada di tengah-tengah mereka dan seru-seruan lagi seperti dulu ketika masih serumah.

Lebaran nanti, dirimu dapat menebus kebersamaan yang hilang itu. Kamu bisa mengantarkan keponakan-keponakan piknik, belanja bareng, bercanda sampai perut mulas, serta menyiapkan dan menyantap aneka menu favorit keluarga.

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya