TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Tanda Kamu Tergesa-gesa Beli Kendaraan Pribadi, Ekonomi Jadi Sulit

Anggaran belum longgar, tapi sudah dipaksakan

ilustrasi membeli mobil (pexels.com/Antoni Shkraba)

Kendaraan bisa terasa menjadi kebutuhanmu saat ini. Harapannya, dengan punya motor atau mobil sendiri, kamu lebih leluasa dalam bepergian. Baik bekerja atau main menjadi lebih simpel, karena dapat kapan saja dan gak perlu menunggu kendaraan umum.

Kebetulan tabunganmu sudah cukup untuk uang muka kendaraan baru atau ada kendaraan bekas yang ditawarkan dengan harga miring. Dirimu pun bergegas membelinya tanpa pikir panjang.

Untuk beberapa waktu, mungkin kelihatannya keputusanmu sudah tepat. Namun, tak berselang lama kemudian masalah-masalah terkait kepemilikan kendaraan tersebut mulai muncul. Keputusanmu membelinya ternyata kurang tepat. Berikut tujuh tanda dirimu melakukan pembelian kendaraan dengan gegabah.

1. Baru mau belajar berkendara

ilustrasi mobil baru (pexels.com/Gustavo Fring)

Secara keuangan, kamu memang sudah bisa membeli kendaraan yang diinginkan baik kontan maupun kredit. Namun, ternyata dirimu bahkan belum bisa mengendarainya. Artinya, kamu baru hendak belajar berkendara dengan mobil atau sepeda motor yang baru dibeli.

Bukannya gak boleh, tetapi cara ini tentu sangat berisiko. Kendaraan yang baru beberapa hari di rumah bisa seketika lecet, bahkan rusak kalau dipakai buat latihan. Sayang biaya yang mesti dikeluarkan untuk memperbaikinya.

Lebih tepat, jika kamu berlatih berkendara di tempat kursus, sehingga menggunakan kendaraan yang sudah disediakan. Jika kemampuanmu berkendaraan telah baik baru membeli kendaraan pribadi. Apabila kendaraan pribadi berkali-kali menabrak padahal baru dibeli, dirimu tentu sedih bahkan dapat gak mau lagi meneruskan belajar berkendara. Lalu siapa yang akan memakainya?

2. Tidak mengecek kelengkapan dan keaslian surat-surat kendaraan

ilustrasi memeriksa mobil (pexels.com/Antoni Shkraba)

Khususnya ketika kamu membeli kendaraan bekas. Jangan hanya tergiur oleh harganya yang lebih murah daripada kendaraan baru. Periksa pula kelengkapan serta keaslian surat-suratnya.

Ini mencegah kamu membeli kendaraan hasil kejahatan. Tentu dirimu gak mau terbelit masalah hukum di kemudian hari kalau ternyata kendaraan itu hasil pencurian bahkan pencurian dengan pembunuhan atas pemiliknya. Tanpa adanya surat-surat yang lengkap dan asli, mending jangan membelinya. 

Baca Juga: 5 Pertimbangan Membawa Kendaraan Pribadi saat Bekerja, Pikirkan Lagi!

3. Mobil sudah dibeli, garasi atau carport belum ada

ilustrasi memeriksa mobil (pexels.com/Gustavo Fring)

Untukmu yang membeli kendaraan roda empat, penting sekali buat kamu mempunyai garasi atau carport di rumah. Biaya membuat keduanya lebih murah daripada membeli mobil sehingga tak ada alasan untuk menundanya. Kecuali, dirimu memang gak berniat buat bikin dan menggampangkan urusan parkir.

Padahal, tempar parkir inilah yang marak menjadi permasalahan di perkotaan. Kamu bisa ribut terus sama tetangga hanya karena berebut bahu jalan untuk memarkirkan kendaraan. Seharusnya bukan bahu jalan yang dipakai buat menaruh kendaraan pribadi, melainkan garasi atau carport.

4. Cicilan tidak lancar

ilustrasi merasa stres (pexels.com/Karolina Grabowska)

Jika kamu ingin membeli apa pun secara kredit, pastikan besar cicilan per bulan berikut bunganya sudah dihitung dengan cermat. Antisipasi pula kalau-kalau pendapatanmu mengalami penurunan. Kira-kira dirimu masih mampu membayar cicilan tepat waktu atau tidak?

Dengan perhitungan serta pertimbangan yang matang, kamu akan terhindar dari kredit macet. Itu berarti dirimu juga terbebas dari beban denda di setiap keterlambatan pembayaran cicilan.

Namun, apabila baru beberapa bulan sejak pembelian saja kamu sudah tersendat-sendat dalam membayarkan kewajibanmu. Hal itu jadi tanda dirimu sebenarnya belum siap punya kendaraan pribadi. Kamu terlalu memaksakan kondisi finansialmu.

5. Punya kendaraan mahal, tapi kebutuhan sehari-hari sulit terpenuhi

ilustrasi merasa stres (pexels.com/cottonbro studio)

Sepenting-pentingnya kendaraan pribadi tetap lebih utama kebutuhan sehari-hari. Jangan sampai kamu terbalik dalam memprioritaskan sesuatu dan berujung pada pemenuhan kebutuhan sehari-hari yang terbengkalai. Dirimu bisa membeli kendaraan pribadi yang harganya puluhan bahkan ratusan juta.

Namun untuk biaya makan, sekolah anak, serta kesehatan saja gak ada uang atau utang ke sana kemari. Kamu seharusnya bertahan dulu di kemampuan memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan sebaik mungkin. Sabar dan teruslah menabung sampai bisa membeli kendaraan pribadi tanpa mengusik sama sekali anggaran kebutuhan yang lain.

6. Kendaraan lebih banyak di rumah

ilustrasi membuka pintu mobil (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Sebagai pemilik, kamu memang berhak menggunakan atau membiarkan saja kendaraanmu di rumah. Namun, mobil atau motor yang setelah dibeli ternyata jarang dipakai merupakan bukti bahwa dirimu sebetulnya belum memerlukannya. Ternyata ke mana-mana masih lebih simpel naik kendaraan umum.

Kamu gak perlu pusing mencari tempat parkir dan membayar ongkosnya. Dirimu bahkan memutuskan pembelian kendaraan pribadi tanpa sungguh-sungguh mengukur aktivitasmu setiap harinya. Kamu cuma bekerja dari rumah.

Sekolah anak-anak dekat atau bisa diantar dan dijemput oleh pasanganmu. Tempat berbelanja pun terjangkau dengan berjalan kaki. Makin sering kendaraan menganggur di rumah, makin sia-sia dirimu telah membelinya.

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya