Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Selama hidup, kita akan berhadapan dengan beragam masalah. Dilihat dari tingkat kerumitannya, permasalahan bisa dibagi dalam tiga kategori. Ada masalah ringan yang mudah diselesaikan, masalah dengan tingkat kesulitan sedang, dan masalah-masalah berat.
Untuk yang terakhir, biasanya tak semua orang pernah mengalaminya. Setidaknya sampai usia tertentu. Ini membuat orang yang berhadapan dengan masalah berat di usia muda kerap merasa sendirian dan kurang dukungan dari teman sebaya.
Apa pun jenis masalah berat yang tengah dihadapi, ada beberapa reaksi khas yang ditunjukkan mayoritas orang. Coba disimak, yuk. Siapa tahu orang-orang terdekatmu sesuai dengan tipe-tipe di bawah ini.
1. Menangis terus dan tak kunjung membicarakan masalahnya
ilustrasi menangis (pexels.com/Gustavo Fring) Berada di dekat teman atau saudara bertipe ini tentu membuat kita bingung. Kita ingin membantu, tetapi dia saja tak kunjung mengatakan problemnya. Ia bahkan dapat menangis sampai berhari-hari!
Kita tentu menjadi sangat khawatir kalau-kalau dia bakal berbuat di luar akal sehat. Ketika akhirnya tangisnya berhenti pun, belum tentu ia akan menceritakan masalah yang menimpanya. Bisa jadi dia malah bersikap seakan-akan kemarin tak terjadi apa-apa. Unik, ya?
2. Menjadi sangat sensitif dan meluapkan rasa frustrasinya pada orang lain
ilustrasi memarahi pasangan (pexels.com/MART PRODUCTION) Tidak dimungkiri, masalah berat memang membuat pikiran siapa pun kacau. Perasaan pun menjadi cenderung selalu negatif. Apa saja bisa terasa keliru baginya dan membuatnya kesal. Sayangnya, dia seperti kehilangan kendali diri.
Orang-orang di sekitarnya dapat tiba-tiba dimarahi dengan berbagai alasan. Selama permasalahan berat yang menimpanya belum teratasi, ia seolah-olah menciptakan persoalan dengan semua orang. Padahal, sebenarnya tidak ada perkara apa pun di antara mereka.
Baca Juga: 5 Tanda Anak Memiliki Pertemanan yang Sehat, Harus Didukung!
3. Berusaha buat having fun, baik yang positif maupun negatif
ilustrasi mabuk (pexels.com/cottonbro) Ini adalah tipe orang yang suka melarikan diri. Ia merasa tidak siap menghadapi permasalahan tersebut. Lalu dia berpikir bahwa dengan melarikan diri, masalahnya akan selesai dengan sendirinya saat masa having fun-nya berakhir.
Namun, yang terjadi sering kali tidak begitu. Inilah yang membedakan masalah ringan dengan masalah berat. Tanpa usaha nyata buat mengatasinya, having fun cuma cara mudah menunda penyelesaian masalah.
Contoh having fun yang masih tergolong positif adalah traveling sampai puas. Sedang yang negatif biasanya berkaitan dengan konsumsi miras dan narkoba, juga pergaulan bebas. Kamu jangan sampai begini, ya!
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
4. Curhat tiada akhir, orang-orang terdekat auto jadi konsultan
ilustrasi curhat terus (pexels.com/Polina Zimmerman) Masalahnya memang berat. Akan tetapi, satu masalah tersebut akhirnya menjadi beban untuk banyak orang. Pasalnya, dia curhat ke semua orang yang ditemuinya. Bahkan masing-masing tak cukup cuma sekali menjadi teman curhatnya.
Ia akan mengulang-ulang cerita perihal permasalahannya sampai membuat orang bosan. Kalaupun ia diberi saran, ini tak serta-merta menghentikan curhatannya. Besok dia pasti masih curhat hal yang sama dan saran yang diterima biasanya tidak juga dilaksanakan.
5. Diam dan memendam masalah, merasa harus mengatasinya seorang diri
ilustrasi pusing memikirkan masalah (pexels.com/Mikhail Nilov) Orang dengan tipe ini kerap kali menarik diri sejenak dari teman-teman dan keluarga kala menghadapi masalah berat. Dia seperti mengisolasi diri. Tak sekali pun ia menceritakan masalahnya, tetapi perubahan sikap serta raut wajah menjadi penanda ada masalah berat yang sedang menimpanya.
Ada beberapa alasan ia tidak mau berbicara dengan orang lain. Seperti dia merasa itu masalah pribadinya dan tak ingin merepotkan orang. Rasa tanggung jawabnya atas penyelesaian masalah tersebut sangatlah besar.
Kelihatannya ini baik. Namun, dalam beberapa kasus justru hanya meningkatkan tekanan pada jiwanya. Salah-salah, kesehatan jiwanya menjadi terganggu ketika ia tidak mampu lagi mengatasi masalah tersebut.
Baca Juga: Pacar Rasa Sahabat, 5 Keasyikan Hubungan Kalau Sefrekuensi Sama Doi