TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Tipe Tetangga yang Bikin Kamu Gak Betah dan Ingin Pindah

Lingkungan sangat memengaruhi kenyamananmu

ilustrasi tetangga (pexels.com/Greta Hoffman)

Memiliki tetangga yang baik merupakan salah satu anugerah dalam hidup. Bersama mereka, kamu serasa memiliki keluarga baru. Apalagi jika kamu seorang perantau. Tetangga yang baik membuatmu merasa diterima oleh warga asli.

Namun, bagaimana jika kamu malah gak betah tinggal di rumah barumu gara-gara ulah sejumlah tetangga? Kamu sudah mencoba cuek, tetapi sikap mereka benar-benar mengganggu. Gak berlebihan kalau kamu sampai memikirkan kemungkinan pindah gara-gara ulah dari tipe tetangga yang seperti di bawah ini!

1. Suka membuat kegaduhan

ilustrasi tetangga (pexels.com/Helena Lopes)

Kamu tentu berharap bisa beristirahat, bekerja, atau belajar dengan tenang di rumah sendiri. Akan tetapi, kegaduhan yang dibuat tetangga sampai menembus dinding-dinding rumahmu. Hal itu bahkan berlangsung nyaris tak kenal waktu.

Misalnya, menyetel musik keras-keras atau sekolompok orang nongkrong sampai pagi. Sudah coba ditegur oleh kamu dan tetangga yang lain pun, mereka tetap membandel. Atau malah, kamu yang dimusuhi seakan-akan tidak ada yang salah dengan ulah mereka.

2. Menjadikanmu tempat berutang

ilustrasi tetangga (pexels.com/Sam Lion)

Bukan soal besar atau kecilnya pinjaman yang bikin kamu keberatan. Kamu lebih mempersoalkan seringnya dia berutang, alasan yang gak jelas, dan pastinya sikapnya yang ogah-ogahan buat membayar utang. Meski sekali pinjam cuma 100 atau 200 ribu rupiah, kamu bisa bangkrut juga kalau terus-terusan.

Sedang jika kamu tidak mau memberinya pinjaman, selain merengek, ia pun dapat berkata buruk tentangmu. Tambah mengesalkan bila tetangga yang seperti ini gak cuma satu orang. Kamu menjadi tempat bergantung banyak orang yang boleh jadi berutang cuma buat hal-hal yang tidak mendesak.

Baca Juga: 5 Cara Tepat Hadapi Tetangga yang Suka Julid, Jangan Diambil Hati!

3. Suka menggunjing kamu

ilustrasi tetangga (pexels.com/Centre for Ageing Better)

Apabila ada orang yang tidak suka padamu, kamu lebih senang dia menemuimu dan langsung berbicara apa yang membuatnya benci. Ini lebih jelas untukmu dan kalian dapat membicarakan perubahan yang mungkin bisa kamu lakukan buat ke depannya.

Namun, tetangga yang doyan menggunjingkanmu biasanya paling anti buat diajak bicara berdua saja. Mentalnya mental gerombolan dan percakapan berdua denganmu membuatnya takut. Pasalnya, sebagai orang yang paling tahu tentang hidupmu, kamu pasti mampu meluruskan gunjingannya yang sebagian besarnya gak benar.

4. Sikapnya di depan dan di belakangmu beda

ilustrasi tetangga (pexels.com/Julia Larson)

Tipe tetangga begini awalnya dekat sekali denganmu. Kamu belum tahu sifat aslinya yang bermuka dua. Dia terlihat baik padamu, maka kamu merasa sudah semestinya pula menyambutnya dengan rasa persahabatan bahkan persaudaraan.

Sayang, semua ini ternyata cuma sandiwara. Sikap baik yang ditunjukkannya kepadamu tak lebih dari topeng yang bisa dilepas kapan saja. Di depanmu, sikapnya manis. Akan tetapi di belakangmu, ia menjadi orang yang gemar menjelek-jelekkan kamu. Semoga, tetanggamu yang bermuka dua gak lebih dari satu, ya.

5. Sering berkomentar negatif atas dirimu dan mempermalukanmu

ilustrasi tetangga (pexels.com/Any Lane)

Apa saja tentang dirimu pasti kena komentar negatif darinya. Pekerjaanmu misalnya, dikomentarinya sebagai pekerjaan yang cuma diisi oleh orang-orang pemalas dan doyan gaji buta. Bahkan, hal-hal sepele seperti belanjaanmu di tukang sayur keliling pun dikomentari miring.

Jika kamu membeli bahan-bahan yang harganya terjangkau, dia bilang kamu lagi penghematan besar-besar dan apa yang dibeli itu gak bergizi. Namun ketika kamu membeli daging merah, ia juga tak lantas berkomentar positif. Malah berkata tentang bahaya kolesterol tinggi atau mengejekmu habis ini harus ekstra hemat lagi.

6. Parkir sembarangan, termasuk di depan pagar rumahmu

ilustrasi tetangga (pexels.com/Sachith Ravishka Kodikara)

Sekalipun kamu tinggal di perumahan dan jalan di depan pagar rumahmu tak termasuk dalam luas tanah yang kamu beli, posisi mobilnya tentu menyulitkanmu. Kamu jadi gak bisa mengeluarkan atau memasukkan mobilmu sendiri.

Masih mending bila dia minta izin dulu atau hanya menurunkan barang lalu pergi. Kalau mobilnya diparkir lama di situ bahkan ditinggalkannya entah ke mana, apakah kamu harus sampai mendereknya? Jika pun kamu sendiri pejalan kaki dan pengguna alat transportasi massal, bukan berarti orang bisa sembarangan parkir di depan pagar rumahmu.

Baca Juga: 5 Cara Menjaga Hubungan Baik dengan Tetangga, Coba Tegur Sapa Duluan!

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya