TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Tips Mengatasi Masalah dengan ART, Hindari Bersikap Arogan

Kamu harus tegas sekaligus berintrospeksi

ilustrasi membersihkan kamar (pexels.com/Liliana Drew)

Menggunakan jasa ART akan sangat membantu penyelesaian tugas-tugas domestik. Kamu dan pasangan bisa fokus bekerja tanpa perlu pusing memikirkan beres-beres rumah. Kalian dapat pulang di sore atau malam hari dan mendapati rumah telah dalam keadaan rapi.

Keberadaan asisten rumah tangga juga mengurangi sejumlah pengeluaran seperti laundry dan katering apabila ia mampu memasak. Meski ART sebenarnya berbeda dengan pengasuh anak, keberadaannya di rumah juga sering kali menemani anak. Orangtua menjadi tidak bingung di mana harus menitipkan anak.

Akan tetapi, mempekerjakan asisten rumah tangga juga berpotensi memunculkan sejumlah persoalan. Berita mengenai kasus hukum yang melibatkan majikan serta ART tidak sedikit. Dirimu serta pasangan wajib waspada serta selalu mengutamakan langkah bijaksana dalam mengatasi persoalan-persoalan tersebut. Kalian dapat menggunakan enam tips mengatasi masalah dengan ART berdasarkan ulasan di bawah ini.

1. Majikan harus mau berintrospeksi

ilustrasi membersihkan kaca (pexels.com/RDNE Stock project)

Sebagai majikan, waspadai ada perasaan kamu lebih tinggi dan berkuasa daripada asisten rumah tanggamu. Benar bahwa itu rumahmu sehingga dirimu mempunyai kewenangan. Namun, jangan lupa bahwa ART juga manusia yang harus diperlakukan dengan hormat dan manusiawi.

Begitu muncul masalah di rumah terkait ART, hal pertama yang wajib dilakukan majikan justru berintrospeksi. Jangan langsung menyalahkan apalagi memarahinya tanpa melihat dulu kalau-kalau justru kamu yang bersalah. Sebagai contoh, ART sedang memasak di belakang.

Kamu meninggalkan rumah tanpa pamit padanya dan lupa mengunci pintu serta pagar. Lalu pencuri masuk serta mengambil barang-barang berharga. Dirimu gak bisa menyalahkan asisten rumah tangga yang boleh jadi bahkan belum sadar bahwa kamu pergi.

Baca Juga: 9 Tips untuk Membuat Kamar Tidur Lebih Nyaman dan Menarik, Cek!

2. Memahami perbedaan budaya dan tingkat pendidikan

ilustrasi menampi beras (pexels.com/Ahmad Arif)

Tanpa meremehkan latar belakang pendidikan pekerja domestik, umumnya orang yang mengambil pekerjaan sebagai ART memang berpendidikan rendah. Keterampilan mereka terbatas. Bahkan kemampuan berkomunikasi kadang juga kurang lancar.

Ini tentu cukup menjadi kendala ketika kalian berada di satu rumah dan mencoba bekerja sama. Kamu harus ekstra sabar dalam membimbingnya. Gunakan kalimat yang mudah untuk dimengerti olehnya. Berikan perintah secara bertahap apabila ia belum terbiasa menerima instruksi langsung dalam jumlah banyak.

Selain perbedaan tingkat pendidikan, perihal latar belakang budaya juga mesti dipahami. ART bisa kaget jika dirimu bersikap lebih keras daripada orang-orang di kampungnya. Atau, malah dirimu yang merasa dibentak-bentak olehnya. Padahal, semua itu hanya akibat dari perbedaan budaya di antara kalian yang nantinya bisa saling disesuaikan seiring waktu.

3. Menjelaskan kembali tentang tugas, pendapatan, dan aturan

ilustrasi menyapu (pexels.com/RDNE Stock project)

Tugas di rumah amat banyak. Setiap pemilik rumah juga mempunyai aturan masing-masing. Maka penjelasan tentang kedua hal ini tidak cukup hanya sekali. Jangan cuma menyampaikannya di awal ART masuk kerja dan berpikir ia pasti sudah paham.

Selalu minta dia untuk berani bertanya bila ada hal-hal yang belum dimengerti atau membingungkannya. Bahkan tanpa perlu ia bertanya pun, dirimu mesti sering-sering menjelaskannya lagi di berbagai kesempatan. Apalagi kalau ART juga bertugas merawat koleksimu seperti tanaman hias yang butuh perawatan khusus.

Dengan adanya orang asing di rumah, aturan-aturan pun perlu disesuaikan. Mungkin ada aturan yang ditambahkan atau justru dihapus supaya ART merasa lebih kerasan. Selain menyampaikan aturan, jelaskan pula tujuannya agar ia lebih bisa menerima dan mengikuti.

Tentang berbagai pendapatan juga kudu dipastikan dipahami dengan baik oleh ART. Terutama untukmu yang mengambil asisten rumah tangga tanpa penyalur sehingga tidak ada perjanjian hitam di atas putih mengenai hak dan kewajiban masing-masing. Kerja sama kalian lebih berdasarkan rasa saling percaya.

Ulangi beberapa kali tentang gaji pokoknya per bulan. Juga berbagai bonus, seperti bila ia bekerja ekstra. Contohnya, ketika di rumah ada acara atau ia mau gak mudik saat Lebaran. Penjelasan yang konsisten tentang hak-haknya akan membuatnya bekerja dengan lebih tenang.

4. Jika masalah terkait kepercayaan, beri kesempatan lagi sekali saja

ilustrasi memasuki kamar (pexels.com/cottonbro studio)

Kalau kepercayaanmu disalahgunakan oleh ART, rasanya memang menjengkelkan sekali. Akan tetapi, seketika tidak memberinya kesempatan kembali juga bisa terasa sangat kejam. Khususnya saat masalahnya tak terlalu serius.

Contohnya, ia tidak mengembalikan sisa uang belanja yang kamu berikan setiap hari. Nilai uangnya yang gak seberapa membuatnya cukup kena teguran dulu. Minta dia untuk tetap mengembalikannya padamu. Baru setelahnya kamu yang memutuskan akan memberikan sisa uang belanja itu padanya atau tidak. 

Namun, pemberian kesempatan lagi juga perlu dibatasi supaya perilakunya tak menjadi-jadi. Katakan bahwa sekali saja ia mengulangi perbuatan tersebut, kamu tidak akan memaafkannya. Kombinasi antara kesempatan sekaligus batasan mendorongnya buat memperbaiki perilaku.

5. Kalau menyangkut keselamatan anak, segera akhiri hubungan kerja

ilustrasi anak menangis (pexels.com/Yan Krukau)

Seperti disinggung di awal, ART dengan pengasuh anak sebenarnya gak sama. Pengasuh lebih fokus pada menjaga anak, bukan beres-beres dan masak. Namun, dalam praktiknya banyak orangtua tidak bisa mempekerjakan keduanya sekaligus.

Sehingga asisten rumah tangga juga sering menjadi teman anak ketika orangtua belum pulang. Meski keberadaan ART penting guna membantumu, jangan mempertaruhkan keselamatan anak ketika dirimu tidak ada. Anak belum bisa menjaga dirinya.

Jika kamu sudah mendapat laporan dari anak sendiri maupun tetangga tentang sikap ART yang kasar didukung dengan rekaman CCTV atau bukti lain seperti bekas cubitan di tubuh anak, segera ambil langkah tegas. Dirimu tidak bisa hanya menegurnya apalagi memberi kesempatan lagi seperti di poin 4. ART yang terindikasi membahayakan anak mesti diberhentikan saat itu juga. Kalau tidak, takutnya ia justru membalas dendam padamu dengan makin membahayakan anak saat kamu gak di rumah.

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya