TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Apakah Benar Kebahagiaanmu Itu Nyata? Cek Dulu 5 Pernyataan Ini!

Siapa tau kamu hanya berpura-pura bahagia?

Pixabay/Pexels

Siapa sih yang tidak ingin memiliki kehidupan yang berbahagia? Rasanya tak ada, ya. Bahkan nih semua orang rela berusaha keras supaya bisa mencapai apa yang menjadi sumber kebahagiaan, lho.

Namun, kadang masih banyak ditemukan orang-orang yang terlihat bahagia tapi justru sebenarnya ia sedang tidak berbahagia. Bahkan nih orang tersebut tak menyadari akan kebahagiaannya yang tidak nyata tersebut. Kebahagiaan seperti apa sih itu? Yuk deh simak langsung aja penjelasan di bawah ini, ya!

1. Kebahagiaan yang bergantung pada gaya hidup mewah

pixabay.com/FotografieLink

Apakah kamu pernah mendengar istilah biaya hidup itu murah, yang mahal ialah gaya hidupnya? Tampaknya hal itu sangat sering terjadi pada masyarakat, ya. Begitu banyak orang yang merasa bahagia dengan memiliki gaya hidup yang mewah.

Sebagian besar dari mereka beralasan memperoleh status atau ada kepuasan tersendiri ketika orang lain melihat betapa mewahnya gaya hidupnya. Apakah kamu salah satu dari orang yang dimaksud? Jika iya, itu namanya bukan kebahagiaan  yang nyata untuk dirimu tapi justru sekadar senang saat statusmu tinggi di mata orang lain. Lantas mau sampai kapan mau memelihara bahagia yang palsu itu? Bukankah semakin lama semakin ada saja orang yang punya status lebih tinggi darimu? Kamu akan lelah sendiri untuk mengejarnya, lho!

Baca Juga: 5 Alasan Kamu Gak Wajib Menjaga Level Kebahagiaan Orang Lain

2. Kebahagiaan yang mengganti kebutuhan dengan keinginan semata

pixabay.com/gonghuimin468

Pernah gak sih harusnya beli kebutuhan makanan tapi malah tergiur dan membeli HP keluaran terbaru? Padahal nih posisinya kamu sudah punya HP dan kondisinya juga masih baik-baik saja. Hal itu yang disebut kebutuhan tergantikan oleh keinginan semata.

Rasanya saat keinginan kita tercapai begitu bahagia sekali ya. Tapi sebenarnya pada saat itu kamu hanya lapar mata saja, lho. Setelah kamu sadar kamu akan merasakan berbagai dampak buruknya seperti kebutuhan pokokmu yang tak bisa terpenuhi bahkan jika dibiarkan lama-lama kamu akan terlilit oleh utang.

3. Kebahagiaan yang ikut-ikutan

pixabay.com/pasja1000 / 3146 foto

Kebahagiaan yang ini bukan berasal dari kemauannya sendiri, nih. Misalnya temanmu ingin berlibur ke puncak karena ia suka dengan dataran tinggi yang dingin lalu kamu auto ikut-ikutan padahal orangnya suka menggigil saat berada dalam suhu dingin. Bisa juga nih lagi trend memakai celana slim fit lalu kamu juga otomatis mengikutinya padahal bisa jadi kamu akan terlihat gemuk saat memakainya dan lebih cocok memakai rok saja.

Sebenarnya sih jika dengan ikut-ikutan benar-benar bisa membuatmu terbantu dalam memperoleh kebahagiaan yang nyata itu tak apa. Tapi nih yang tak boleh adalah saat itu hanya sekadar ikut-ikutan tanpa alasan logis terutama menyangkut kenyamananmu.

4. Kebahagiaan atas dasar kemauan orang yang disayangi

Pixabay/Takmeomeo

Jika sama-sama bahagia sih tak apa ya, tapi kalau hanya membahagiakan dia sedang kamunya sengsara rasanya itu tak adil. Saat dalam kondisi tersebut apakah kamu bisa berkata bahagia jika orang yang kamu sayangi bahagia? Terlihat seperti rela berkorban begitu, ya. Jika ia juga melakukan hal sebaliknya yang sama atau ia rela berkorban demi kebahagiaanmu sih tak apa sesekali kamu yang berkorban. Tapi jika terus-menerus kamu kamu mengorbankan Kebahagiaanmu untuk kebahagiaannya, jangan mau rugi deh!

Baca Juga: 5 Alasan Kamu Gak Menjadikan Pacaran jadi Sumber Kebahagiaan Mutlak

Verified Writer

Melinda Fujiana

Instagram : @melindaf__ Wish ur day always shine as a star!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya