TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan Mengapa Jangan Mengejar Kebahagiaan Dunia Saja

Bahagia boleh, tapi jangan berlebihan

Ilustrasi orang bahagia (pexels.com/Oleg Magni)

Kebahagiaan pasti sangat di inginkan oleh setiap orang. Siapa sih yang gak ingin bahagia? Kebahagiaan juga bisa di dapat di mana saja. Contohnya saja ketemu pacar. Entah kenapa membuat seisi hati kita penuh dengan mawar. Dan otomatis kita akan bilang bahwa diri kita bahagia. 

Namun, disarankan jangan terlalu meletakkan seluruh kebahagiaanmu kepada sesuatu yang ada di dunia. Karena beberapa alasan berikut. 

1. Kebahagiaan dunaiwi akan hilang

Ilustrasi orang kehilangan (pexels.com/Nathan Cowley)

Tentunya kita tidak ingin jika hanya bahagia sementara bukan? Kita ingin bahagia selalu, di mana pun. Kalau begitu jangan taruh kebahagiaan kita pada sesuatu yang ada di dunia. Karena semua itu sudah pasti akan hilang. Karena apa pun yang ada di dunia sudah pasti akan kembali ke Tuhan. 

Seperti pacar contohnya, suatu hari dia akan hilang dari dunia. Jiwanya kembali kepada Tuhan dan jasadnya akan dikuburkan di dalam tanah. Jangan biarkan kebahagiaanmu juga ikut terkubur ke dalam tanah. 

Baca Juga: Jenuh Urusan Duniawi, Baim Wong Ingin Bangun Pesantren di Purwakarta

2. Bahagia juga bisa pergi dan singgah

Ilustrasi orang bosan (pexels.com/Min An)

Pada hakikatnya bahagia itu adalah sebuah perasaan. Sama seperti sedih. Bahagia juga bisa pergi dan singgah. Bukan berarti tidak boleh untuk bahagia. Kita masih punya perasaan lain yang menunggu untuk di gunakan. Jangan gunakan kebahagiaan untuk sesuatu yang ada di dunia. 

Ketika kita dapat pacar baru contohnya. Kita bahagia karena bunga yang kita berikan diterima. Setelah beberapa lama pacaran. Perasaan bosan melanda. Hal tersebut menimbulkan efek kecewa yang sangat berat. 

3. Perlu mengrobankan banyak hal

Ilustrasi orang bekerja (pexels.com/fauxels)

Kita menginginkan sesuatu hal yang tidak mungkin kita dapat kan sekarang dan itu membuat kita bahagia. Contohnya sepatu mahal yang kita idam-idamkan sejak dulu. Kita hanya makan 1 kali sehari untuk menabung membeli sepatu itu, sementara otot dan otak kita digunakan untuk bekerja seharian demi mendapatkan gaji. 

Itu jelas sudah tidak masuk akal. Demi sebuah kebahagiaan kita telah mengorbankan banyak hal. Kesehatan dan waktu termasuk di antaranya. Dan kembali lagi kepada alasan nomor 2. Ketika kita sudah mendapatkan apa yang kita inginkan. Perlahan tapi pasti, kita akan bosan.

Sepatu yang kita beli dengan mengorbankan banyak hal itu sekarang hanya sepatu yang kita pajang dan jarang digunakan. Buat apa? Kita seharian kerja di kantor menggunakan pantofel. Sementara, hari minggu kita gunakan untuk istirahat. Lalu buat apa kita membeli sepatu mahal seperti itu. 

4. Belum tentu akhirnya

Ilustrasi orang bahagia sesaat (pexels.com/Michael Burrows)

Kita tidak tau apa yang akan di akhir. Apakah kita bahagia? Apakah sebaliknya? Apakah kita hanya bahagia di tengah jalan? Sama seperti mendapatkan sepatu mahal. Kita bahagia di awal saja. Ibarat masuk ke dalam terowongan gelap. Kita tidak tau di ujungnya ada apa. Semua gelap.

Mungkin pertama kita melihatnya, kita akan berpikir bahwa di dalam akan ada jalan yang jauh lebih cerah. Itu membuat kita bahagia sesaat. Namun, kita tidak tau ternyata lorong itu buntu. Atau bahkan, ada kereta api yang siap menabrak kita. 

Baca Juga: 5 Cara Mengatasi Iri Hati agar Tidak Mencuri Kebahagiaan Hidup

Verified Writer

Muhammad alvian

Hanya manusia yang juga mencintai manusia

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya